Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Patrick Kluivert PSSI Sepak Bola Sepak Bola Indonesia Spesial Timnas Indonesia

    Segini Taksiran Uang yang Bakal Diterima Patrick Kluivert Bila Dipecat PSSI - inilah

    5 min read

     

    Segini Taksiran Uang yang Bakal Diterima Patrick Kluivert Bila Dipecat PSSI

    Oleh
    Share

    Jordi Cruyff (kiri) dari Belanda, penasihat teknis Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) yang baru diangkat, Ketua PSSI Erick Thohir (tengah), dan Patrick Kluivert (kanan) dari Belanda, pelatih kepala tim nasional sepak bola putra Indonesia, berpose dalam konferensi pers di Jakarta pada 11 Maret 2025. (Foto: Yasuyoshi CHIBA / AFP)

    Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com

    Kecil
    Besar

    Desakan publik agar Patrick Kluivert dipecat usai kegagalan Timnas Indonesia menembus Piala Dunia 2026 terus menguat. Namun di balik seruan emosional itu, terdapat konsekuensi finansial yang tak ringan. Jika PSSI benar-benar memutus kontrak pelatih asal Belanda itu, biaya kompensasi yang harus dibayar bisa mencapai miliaran rupiah.

    Patrick Kluivert resmi menukangi skuad Garuda sejak 8 Januari 2025, menggantikan Shin Tae-yong yang sudah lima tahun memimpin tim. Kontraknya berdurasi dua tahun, hingga Januari 2027. Ia datang dengan ambisi besar — menghadirkan “nuansa Belanda paripurna” lewat pemain diaspora dan staf kepelatihan senegaranya, hasil lobi langsung Ketua Umum PSSI Erick Thohir pada malam Natal 2024.

    Namun, ambisi besar itu kandas. Dua kekalahan beruntun di putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 — masing-masing dari Arab Saudi (2-3) dan Irak (0-1) — menutup perjalanan Indonesia. Kluivert pun gagal memenuhi target publik sepak bola nasional: membawa Garuda ke panggung dunia untuk pertama kalinya.

    Gagal Kedua di Kualifikasi Piala Dunia

    Kegagalan di Indonesia bukan yang pertama bagi Kluivert. Sebelumnya, ia juga tak berhasil membawa Curacao lolos ke Piala Dunia 2018. Dalam empat laga bersama tim zona Concacaf itu, Curacao hanya meraih dua hasil imbang dan dua kekalahan. Tak lama setelah tersingkir, ia mengundurkan diri sebelum kontraknya berakhir.

    Pola itu kini terulang di Indonesia. Seusai laga terakhir melawan Irak, Kluivert mengaku belum tahu masa depannya.

    “Saya sangat kecewa. Semua orang bekerja keras untuk mimpi besar ini. Kekecewaan bukan hanya untuk pemain dan staf, tetapi juga bangsa Indonesia,” ujar Kluivert.
    “Saya belum memiliki rencana. Saya perlu merefleksikan semuanya. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi setelah ini,” tambahnya.

    Baca Juga:

    Kluivert dikenal sebagai pelatih yang kerap mundur bila gagal memenuhi target. Namun, jika kali ini PSSI yang mengambil inisiatif memutus kontrak, federasi harus siap menanggung kompensasi besar.

    Potensi Kompensasi Miliaran Rupiah

    Pelajaran bisa diambil dari kasus serupa antara Kluivert dan klub Turki, Adana Demirspor, pada 2023. Meski hanya melatih lima bulan dari total kontrak dua tahun, pemutusan kerja sama tetap menimbulkan beban finansial besar bagi klub tersebut.

    Dalam salinan putusan FIFA Football Tribunal (nomor FPSD-13870, tertanggal 4 April 2024) yang mewajibkan Adana membayar kompensasi sebesar 292.666 euro, atau sekitar Rp5,7 miliar kepada Kluivert. Nilai itu terdiri atas gaji tertunggak (142.666 euro) dan kompensasi pemutusan kontrak (150.000 euro).

    Mekanismenya dibagi dua tahap, yang masing-masing harus dibayar pada 30 Januari dan 28 Februari 2024. Walau kesepakatan pemutusan dilakukan secara “mutual”, FIFA tetap menganggap Adana memiliki kewajiban finansial hingga sisa masa kontrak terpenuhi.

    Dengan durasi dan posisi kontrak Kluivert di Indonesia yang mirip, PSSI berpotensi menanggung beban kompensasi sekitar Rp 3–5 miliar bila ingin memutus kontrak lebih awal. Nilai itu bisa bertambah bila mencakup fasilitas tambahan seperti tempat tinggal, staf asing, dan asisten pelatih.

    Pilihan Aman: Rotasi Jabatan, Bukan Pemecatan

    Baca Juga:

    Untuk menghindari kompensasi besar, PSSI bisa menempuh jalan tengah seperti yang dilakukan Federasi Sepak Bola Curacao (FFK) pada 2016. Setelah gagal di kualifikasi, FFK tidak langsung memutus kontrak Kluivert, melainkan mengalihkannya menjadi penasihat strategi hingga kontrak berakhir. Cara serupa juga dilakukan Paris Saint-Germain, yang menjadikan Kluivert direktur olahraga pada 2016–2017 tanpa memutus hubungan kerja.

    PSSI pun dapat mempertimbangkan langkah ini: memberi posisi baru bagi Kluivert di bidang pembinaan usia muda atau departemen teknis federasi. Sebagai catatan, Kluivert pernah menjabat manajer akademi Barcelona (2019–2021) dan punya pengalaman dalam pembinaan pemain muda.

    Pendekatan ini bisa menghindarkan PSSI dari potensi gugatan ke FIFA, sekaligus tetap menjaga hubungan profesional dengan pelatih yang masih memiliki reputasi global.

    Ujian Finansial dan Profesional PSSI

    Erick Thohir kini menghadapi dua pilihan sulit: bertahan dengan pelatih yang gagal memenuhi target atau membayar mahal demi perubahan. Dalam situasi pasca-kegagalan ke Piala Dunia, keputusan ini akan menjadi indikator kedewasaan manajerial PSSI di bawah kepemimpinannya.

    “Evaluasi menyeluruh pasti dilakukan. Kami berterima kasih kepada pemain dan suporter atas perjuangan sampai sejauh ini. Indonesia baru pertama kali menembus putaran keempat kualifikasi Piala Dunia. Namun, kami mohon maaf mimpi besar itu belum bisa diwujudkan,” ujar Erick Thohir dalam keterangan resminya.

    Apa pun keputusan federasi, publik berharap langkah selanjutnya tidak hanya reaktif terhadap hasil, tetapi juga rasional terhadap biaya. Sebab, jika salah perhitungan, bukan hanya mimpi Piala Dunia yang gagal — tapi juga anggaran PSSI yang bisa ikut terbakar.

    Baca Juga:

    Komentar
    Additional JS