PSSI Kirim Sinyal Timnas Indonesia Fokus ke FIFA ASEAN Cup Ketimbang Piala AFF - SindoNews
2 min read
PSSI Kirim Sinyal Timnas Indonesia Fokus ke FIFA ASEAN Cup Ketimbang Piala AFF
Selasa, 28 Oktober 2025 - 14:01 WIB
Sekretaris Jenderal PSSI, Yunus Nusi, memberi isyarat kuat bahwa Indonesia akan menempatkan FIFA ASEAN Cup sebagai turnamen utama di level regional. Foto: Dok SINDOnews
A
A
A
Peluncuran FIFA ASEAN Cup oleh Presiden FIFA Gianni Infantino menjadi sinyal perubahan besar bagi sepak bola Asia Tenggara, terutama bagi Timnas Indonesia. Turnamen baru yang diumumkan FIFA ini diyakini bakal menjadi prioritas utama bagi PSSI, menggantikan fokus lama pada Piala AFF yang selama hampir tiga dekade menjadi ajang tradisional kawasan.
Sekretaris Jenderal PSSI , Yunus Nusi, memberi isyarat kuat bahwa Indonesia akan menempatkan FIFA ASEAN Cup sebagai turnamen utama di level regional. Menurutnya, kehadiran kompetisi di bawah naungan langsung FIFA membuka peluang lebih besar bagi Indonesia untuk menurunkan skuad terbaik, termasuk pemain diaspora yang selama ini sulit dilepas klub Eropa karena Piala AFF tidak termasuk dalam kalender resmi FIFA.
“Tentu FIFA ASEAN Cup ini akan sangat meriah menurut saya, karena labelnya FIFA, FIFA ASEAN Cup. Mungkin bisa saja setingkat di atas AFF untuk sekelas atau di lingkungan ASEAN,” kata Yunus Nusi saat dihubungi SINDOnews, Selasa (28/10/2025).
Baca Juga:
Meski demikian, Yunus mengaku PSSI belum mendapat gambaran yang jelas terkait format kompetisi atau turnamen berlabel FIFA tersebut.
"Kita menunggu secara teknis apa-apa saja yang perlu dipersiapkan, kemudian turnamennya seperti apa, dan lain-lain," lanjut Yunus.
Era Baru Sepak Bola Asia Tenggara
Sebelumnya, Presiden FIFA Gianni Infantino dalam peluncuran turnamen tersebut menyebut FIFA ASEAN Cup sebagai simbol penyatuan 11 negara ASEAN melalui sepak bola. Ia menilai, kehadiran turnamen ini bukan hanya penting bagi kawasan, tetapi juga memiliki potensi dampak global.
“Piala ASEAN FIFA diciptakan untuk kawasan ini, yang melibatkan seluruh 11 negara anggota. Ini akan memberikan dampak sangat besar tidak hanya di Asia Tenggara, tetapi juga di seluruh dunia,” kata Infantino dikutip dari Bharian.
Sebelas negara ASEAN yang akan berpartisipasi adalah Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, Filipina, Myanmar, Kamboja, Laos, Brunei Darussalam, dan Timor Leste. Turnamen ini akan berdiri di bawah MoU resmi antara FIFA dan federasi sepak bola se-ASEAN, yang disebut Infantino sebagai “momen istimewa dalam sejarah sepak bola kawasan.”
Peluang Terjunkan Kekuatan Penuh
Berbeda dari Piala AFF yang tidak diakui FIFA, FIFA ASEAN Cup akan diselenggarakan dalam kalender resmi internasional. Artinya, Indonesia bisa memanggil para pemain yang merumput di Eropa seperti Jay Idzes (Sassuolo), Calvin Verdonk (Lille), Kevin Diks (Borussia Monchengladbach), dan Emil Audero (Cremonese) tanpa hambatan dari klub.
Kondisi ini menjadi alasan logis bagi PSSI untuk mengalihkan fokus. Selain meningkatkan daya saing, turnamen ini juga membuka kesempatan bagi Indonesia untuk tampil dengan kekuatan penuh dan menguji level permainan melawan rival Asia Tenggara secara lebih kompetitif.
Jika benar FIFA ASEAN Cup menggantikan peran Piala AFF, maka ini akan menjadi babak baru dalam perjalanan sepak bola regional—dan bagi Timnas Indonesia, peluang besar untuk menegaskan dominasi di Asia Tenggara dengan komposisi pemain terbaik yang pernah dimiliki.
Sekretaris Jenderal PSSI , Yunus Nusi, memberi isyarat kuat bahwa Indonesia akan menempatkan FIFA ASEAN Cup sebagai turnamen utama di level regional. Menurutnya, kehadiran kompetisi di bawah naungan langsung FIFA membuka peluang lebih besar bagi Indonesia untuk menurunkan skuad terbaik, termasuk pemain diaspora yang selama ini sulit dilepas klub Eropa karena Piala AFF tidak termasuk dalam kalender resmi FIFA.
“Tentu FIFA ASEAN Cup ini akan sangat meriah menurut saya, karena labelnya FIFA, FIFA ASEAN Cup. Mungkin bisa saja setingkat di atas AFF untuk sekelas atau di lingkungan ASEAN,” kata Yunus Nusi saat dihubungi SINDOnews, Selasa (28/10/2025).
Baca Juga:
Meski demikian, Yunus mengaku PSSI belum mendapat gambaran yang jelas terkait format kompetisi atau turnamen berlabel FIFA tersebut.
"Kita menunggu secara teknis apa-apa saja yang perlu dipersiapkan, kemudian turnamennya seperti apa, dan lain-lain," lanjut Yunus.
Era Baru Sepak Bola Asia Tenggara
Sebelumnya, Presiden FIFA Gianni Infantino dalam peluncuran turnamen tersebut menyebut FIFA ASEAN Cup sebagai simbol penyatuan 11 negara ASEAN melalui sepak bola. Ia menilai, kehadiran turnamen ini bukan hanya penting bagi kawasan, tetapi juga memiliki potensi dampak global.
“Piala ASEAN FIFA diciptakan untuk kawasan ini, yang melibatkan seluruh 11 negara anggota. Ini akan memberikan dampak sangat besar tidak hanya di Asia Tenggara, tetapi juga di seluruh dunia,” kata Infantino dikutip dari Bharian.
Sebelas negara ASEAN yang akan berpartisipasi adalah Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, Filipina, Myanmar, Kamboja, Laos, Brunei Darussalam, dan Timor Leste. Turnamen ini akan berdiri di bawah MoU resmi antara FIFA dan federasi sepak bola se-ASEAN, yang disebut Infantino sebagai “momen istimewa dalam sejarah sepak bola kawasan.”
Peluang Terjunkan Kekuatan Penuh
Berbeda dari Piala AFF yang tidak diakui FIFA, FIFA ASEAN Cup akan diselenggarakan dalam kalender resmi internasional. Artinya, Indonesia bisa memanggil para pemain yang merumput di Eropa seperti Jay Idzes (Sassuolo), Calvin Verdonk (Lille), Kevin Diks (Borussia Monchengladbach), dan Emil Audero (Cremonese) tanpa hambatan dari klub.
Kondisi ini menjadi alasan logis bagi PSSI untuk mengalihkan fokus. Selain meningkatkan daya saing, turnamen ini juga membuka kesempatan bagi Indonesia untuk tampil dengan kekuatan penuh dan menguji level permainan melawan rival Asia Tenggara secara lebih kompetitif.
Jika benar FIFA ASEAN Cup menggantikan peran Piala AFF, maka ini akan menjadi babak baru dalam perjalanan sepak bola regional—dan bagi Timnas Indonesia, peluang besar untuk menegaskan dominasi di Asia Tenggara dengan komposisi pemain terbaik yang pernah dimiliki.
(sto)