Pengamat Vietnam Tuding Pemain Naturalisasi Malaysia Terima Bayaran, - Kompas
Pengamat Vietnam Tuding Pemain Naturalisasi Malaysia Terima Bayaran
KOMPAS.com - Skandal pemain naturalisasi tim nasional Malaysia terus memunculkan dinamika baru. Pengamat sepak bola Vietnam menyebut pemain naturalisasi Malaysia menerima imbalan khusus.
Pengamat sepak bola Vietnam, Quang Huy, berpendapat bahwa para pemain yang dinaturalisasi itu mendapatkan uang.
Insentif khusus itu jadi salah satu dorongan mereka untuk bergabung dengan tim nasional Malaysia.
Namun, faktor keuangan bukanlah satu-satunya motivasi. Dia menambahkan bahwa banyak di antara mereka tidak memiliki kesempatan untuk bermain di tim nasional negara asal mereka.
"Saya rasa mereka punya banyak motivasi saat ini, karena di negara asal mereka, mereka tidak bisa memakai seragam tim nasional," ujar Quang Huy dilansir dari Soha.
"Bukan kebetulan bahwa tepat setelah Malaysia mengalahkan Vietnam, para petinggi sepak bola Malaysia dengan lantang menyatakan bahwa ada kekuatan besar, bahkan berkali-kali lipat lebih besar daripada mereka yang baru saja bertanding melawan Vietnam, yang siap bergabung untuk meningkatkan kualitas tim."
Dalam konteks berbeda, pemain naturalisasi yang memperkuat Timnas Indonesia juga pernah dicurigai menerima uang dari PSSI.

Cerita Ketum PSSI tentang Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia
Namun, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, dengan tegas membantah isu tersebut.
Erick menegaskan bahwa motivasi untuk bergabung bukan hanya soal uang. Ia menyatakan hal tersebut saat diwawancarai di acara Rosi, Kompas TV pada tahun 2024.
"Kalau ada pemain Indonesia di luar negeri dan punya (darah) Merah-Putih, ia ingin bermain ya kita harus welcome," jelasnya.
"Tapi ini bukan hanya soal uang. Kalau semuanya uang, ya saya enggak (mau)," tegas Erick Thohir.
Dia juga menambahkan bahwa meskipun ada imbalan, itu dalam bentuk bonus, bukan sebagai insentif untuk menerima proses naturalisasi.
"Karena buat saya Merah-Putih itu penting. Habis itu ada bonus, ada reward lain-lain, ya itu bonus untuk pemain," pungkasnya.
Adapun pada 26 September 2025 silam FIFA menjatuhkan sanksi kepada Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) dan tujuh pemain naturalisasi.
FAM dianggap melanggar Pasal 22 Kode Disiplin FIFA (FDC) terkait pemalsuan dokumen.
Rekayasa dokumen dilakukan agar tujuh pemain naturalisasi atas nama Gabriel Felipe Arrocha, Facundo Tomas Garces, Rodrigo Julian Holgado, Imanol Javier Machuca, Joao Vitor Brandao Figueiredo, Jon Irazabal Iraurgui, dan Hector Alejandro Hevel Serrano, bisa mentas dalam laga resmi.
Ketujuh pemain tersebut sempat tampil bersama Timnas Malaysia di babak Kualifikasi Piala Asia 2027 melawan Vietnam 10 Juni 2025 silam. Kala itu, Malaysia menang 4-0.
Bunyi Pasal 22 Kode Disiplin FIFA
Pasal 22 Kode Disiplin FIFA membahas tentang pemalsuan dan rekayasa dokumen. Berikut bunyi dari pasal tersebut:
Mengacu kepada regulasi itu, FIFA kemudian mengharuskan FAM membayar denda sebesar 350.000 franc Swiss (sekitar Rp 7,3 miiar).
Sementara tujuh pemain naturalisasi bersangkutan dijatuhi denda 2.000 franc Swiss (sekitar Rp 42 juta) dan dilarang melakukan aktivitas sepak bola selama 12 bulan alias setahun.