Patrick Kluivert Didesak Mundur, Pengamat Ingatkan Tinjau Kontrak dan Target - Kompas,
Patrick Kluivert Didesak Mundur, Pengamat Ingatkan Tinjau Kontrak dan Target

KOMPAS.com - Gelombang desakan agar Patrick Kluivert mundur dari kursi pelatih Timnas Indonesia makin deras usai kegagalan Garuda menembus Piala Dunia 2026.
Dua kekalahan beruntun dari Arab Saudi (2-3) dan Irak (0-1) di Jeddah dalam ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia menjadi puncak kekecewaan suporter Timnas Indonesia dan masyarakat.
Namun, pengamat sepak bola nasional Kesit B. Handoyo mengingatkan agar PSSI tidak bertindak gegabah.
“Bisa dimaklumi kalau fan marah dan mendesak Kluivert dipecat. Tapi kita harus kembali ke dasar, apa sebenarnya target yang dibebankan PSSI kepadanya?"
"Kalau targetnya jelas meloloskan Indonesia ke Piala Dunia dan gagal, ya wajar dipecat,” ujar pengamat yang biasa disapa Kesit itu kepada Kompas.com.
Menurutnya, keputusan pemecatan tidak bisa hanya berdasarkan hasil akhir, tetapi juga harus merujuk pada kesepakatan dan arah program yang sudah ditetapkan sejak awal.
“Kalau di kontrak tidak disebutkan target lolos Piala Dunia dan PSSI hanya menulis masa kerja sampai 2027 tanpa target jelas, maka harus dievaluasi dulu. Jangan asal memvonis gagal tanpa menelaah apa yang sebenarnya diharapkan dari Kluivert,” imbuhnya.
Sebab ia menilai transparansi kontrak pelatih penting agar publik memahami apakah keputusan PSSI didasari evaluasi objektif atau sekadar reaksi emosional.
Gonta-Ganti Pelatih Justru Menghambat Progres
Seperti diketahui PSSI menunjuk Patrick Kluivert, Januari lalu. Label “tim pelatih terbaik” disematkan kepada Kluivert yang disokong asistennya, Denny Landzaat dan Alex Pastoor.
Namun, belum setahun bekerja, kepercayaan itu mulai terkikis. Usai menjalani laga putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, tagar #KluivertOut menggema di media sosial.
Kesit Budi Handoyo menilai pergantian pelatih terlalu sering justru bisa mengacaukan ritme dan karakter permainan Timnas Indonesia.

“Gonta-ganti pelatih itu tidak bagus. Kita sudah lihat ketika Kluivert menggantikan Shin Tae-yong, hasilnya tidak sesuai harapan. Kalau sekarang diganti lagi, siapa penggantinya? Kalau tidak ada rencana matang, ya percuma,” kata Kesit B. Handoyo.
Namun jika ingin mengganti pelatih, ia berharap PSSI ingin tetap memakai pelatih dari Belanda.
Sebab, banyak pemain Indonesia saat ini berasal dari sistem sepak bola Eropa, terutama Belanda.
“Jadi akan lebih mudah kalau pelatihnya juga dari sana. Supaya filosofi dan pendekatannya nyambung, pemain pun tidak perlu adaptasi lagi,” katanya.