Ngawurnya Korupsi di Thailand jelang SEA Games 2025, Ibarat Tunjangan Jonatan dan Gregoria Disunat setelah Juara Bareng - Semua Halaman - Bolasport
Ngawurnya Korupsi di Thailand jelang SEA Games 2025, Ibarat Tunjangan Jonatan dan Gregoria Disunat setelah Juara Bareng - Semua Halaman - Bolasport.com
BOLASPORT.COM - Jagat bulu tangkis Thailand geger setelah ancaman pengunduran diri dari tunggal putri terbaik dari SEA Games 2025.
Ambisi besar tuan rumah terlihat dari bagaimana para pebulu tangkis bintang dipanggil untuk turun di SEA Games Thailand 2025.
Tunggal putra Kunlavut Vitidsarn, tunggal putri Pornpawee Chochuwong dan Ratchanok Intanon, hingga ganda campuran Dechapol Puavaranukroh/Supissara Paewsampran disiapkan.
Tak hanya tampil di nomor beregu lalu pulang seperti biasanya, ada kemungkinan mereka juga memburu emas di event individual karena jadwalnya memungkinkan.
Cabang olahraga bulu tangkis di SEA Games 2025 berlangsung pada 7-14 Desember 2025, selesai tiga hari sebelum ajang penting BWF World Tour Finals 2025.
Namun, Senin (27/10/2025), Chochuwong mendadak menyatakan mundur dari SEA Games.
Keluhan Chochuwong membuka borok bagaimana tunjangan pebulu tangkis Thailand dipotong tanpa alasan yang jelas.
Seperti dilansir dari Bangkok Post, beberapa pemain Negeri Gajah Putih mendapat pemotongan karena melewatkan jadwal tes kebugaran wajib untuk SEA Games.
Dua pemain yang paling terdampak adalah Vitidsarn dan Intanon.
Seharusnya menerima 60 ribu bhat (sekitar 30,8 juta rupiah), mereka akhirnya hanya mendapat 6 ribu bath (Rp 3,08 juta).
Ironisnya, pemangkasan ini didapat setelah keduanya kompak meraih gelar juara di Indonesia Masters 2025 pada Januari lalu.
Intanon mengonfirmasinya dalam unggahan di X. Mantan ratu bulu tangkis itu mengaku tidak tahu menahu tentang jadwal tes kebugarannya.
"Semuanya benar, dan itu terjadi pada periode ketika saya bertanding dan hampir tidak bisa kembali ke Thailand," tulis Intanon.
"Saya bertanding sejak turnamen di Malaysia (Open) pada awal tahun sampai akhir bulan itu, yang mana adalah Thailand Masters."
"Dalam perjalanannya, saya sangat senang karena bisa memenangi turnamen di Indonesia (Masters). Seperti yang semua orang ketahui, saya berusaha sangat keras."
"Namun, pada periode itu, yang berlangsung dari pekan pertama Desember hingga Februari, saya hanya bisa melakukannya setelah turnamen berakhir, yang mana hampir bulan Februari."
Intanon mengaku masih tidak tahu apakah pemotongan itu karena kesalahannya atau tidak.
Pakkawat Vilailak selaku pelatih Chochuwong, yang berkarier secara independen, juga menyebut tidak ada yang tahu soal aturan pemotongan dari BAT ini.
Menurut Vilailak, Chochuwong hilang motivasi untuk mengikuti edisi ke-33 SEA Games ini karena kompensasi yang didapat tidak sebanding dengan jerih payahnya.
Padahal juara SEA Games Vietnam 2021 itu sudah membatalkan penampilannya di Australian Open pada November dan liga bulu tangkis di China demi pesta olahraga se-ASEAN.
Kekecewaan Chochuwong terhadap BAT terlanjur mendalam, terutama karena perlakuan tidak menyenangkan yang diterimanya dari sebagian pejabat di bidang pengembangan.
Respons BAT terhadap masalah yang dialaminya itu juga tidak membuatnya puas. Namun, dia akhirnya mengurungkan niat pada Selasa (28/10/2025) hari ini.
Dinukil dari Thaipost.net, Chochuwong mau tampil di SEA Games 2025 setelah berdiskusi dengan BAT, Otoritas Olahraga Thailand (SAT), dan wakil perdana menteri Thamanat Prompow.
"Saya senang untuk mengabdi kepada negara, dan semua rekan-rekan saya juga mau untuk bertanding tim kami," katanya.
"Mengenai masalah yang sedang terjadi, saya ingin meminta pemimpin Thamanat untuk membantu menyelesaikannya."
"Harapannya, olahraga dikembangkan dan generasi atlet yang baru bisa muncul menggantikan senior mereka tepat pada waktunya."
Perhatian pemerintah melalui SAT tak hanya ke cabor bulu tangkis saja karena masalah yang muncul ke permukaan lebih dari satu.
Keresahan Chochuwong terhadap federasi yang menaunginya juga dirasakan mantan petembak skeet nomor 1 dunia, Nee Suthiya, yang memilih absen dari SEA Games.
Kemudian, mengutip dari Thairath, cabor petanque yang berpotensi emas bagi Thailand di SEA Games sempat diblokir oleh WBPF dan FIPJP, federasi internasionalnya.
Hukuman itu bermuara dari skandal korupsi dan pelecehan seksual yang menimpa induk olahraga yang mirip gundu itu di Thailand.
Petanque akhirnya tetap bisa dilombakan di SEA Games 2025 setelah serangkaian negosiasi dan klarifikasi oleh SAT.
Lalu para tim sepak takraw Thailand mengeluhkan disunatnya bonus emas dari Asian Games 2022 dari seharusnya 2 juta bath (Rp 1,02 miliar) menjadi 100 ribu bath (Rp 51 juta) per pemain.