Mauro Zijlstra Bocorkan Suasana Ruang Ganti Timnas Indonesia Setelah Kalah dari Irak - Semua Halaman - Bolasport
Mauro Zijlstra Bocorkan Suasana Ruang Ganti Timnas Indonesia Setelah Kalah dari Irak - Semua Halaman - Bolasport.com
BOLASPORT.COM - Penyerang timnas Indonesia, Mauro Zijlstra akui suasana sedih warnai ruang ganti saat kalah dari Irak.
Timnas Indonesia harus menerima kekalahan dari Irak pada putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
Sebelumnya, kekalahan dari Arab Saudi membuat posisi timnas semakin sulit.
Hasil ini tentu cukup memukul skuad Garuda karena mereka cukup menjadi kuda hitam di babak kualifikasi.
Selain itu, butuh perjuangan ekstra keras untuk menatap Piala Dunia edisi selanjutnya.
Mauro Zijlstra menjelaskan bahwa setelah pertandingan melawan suasana haru menyelimuti ruang ganti timnas.
Beberapa pemain masih belum bisa menerima kekalahan ini sekaligus berakhirnya mimpi lolos ke Piala Dunia.
Apalagi, perjuangan keras sudah dilakukan dan butuh banyak pengorbanan untuk ada di tahap ini.
"Suasana di ruang ganti sangat sunyi."
"Beberapa pemain tampak emosional. Semua orang merasa ini adalah kesempatan terakhir untuk lolos," kata Mauro Zijlstra dilansir BolaSport.com dari laman ESPN NL.

Pemain berusia 20 tahun ini melanjutkan, setelah suasana mulai terkendali Jay Idzes memberikan pidato kemudian Patrick Kluivert.
Mereka saling menguatkan karena hasil ini tentu memukul semua pemain.
Selanjutnya, skuad Garuda akan bertarung di Piala Asia 2027.
"Setelah itu, pelatih dan kapten memberikan pidato singkat."
"Mereka berterima kasih kepada semua orang karena telah berhasil mencapai tahap ini bersama-sama."
"Sekarang, kami fokus ke Piala Asia 2027," terangnya.
Mauro juga merasakan kesedihan yang harus diterima oleh suporter timnas.
Dia menyadari bahwa mereka terus memberikan dukungan dalam semua kondisi.
Mereka juga memberikan pesan motivasi agar pemain tidak larut dengan kesedihan.
"Terutama terhadap pelatih dan manajemen."
"Karena Indonesia adalah negara yang begitu besar, banyak pesan masuk melalui media sosial."
"Itu tidak selalu menyenangkan. Di satu sisi, saya mengerti karena kita begitu dekat."
"Di sisi lain, Indonesia belum pernah lolos sebelumnya," tutup Mauro.