Masyarakat Lokal Malaysia Tak Sudi Disamakan 7 Pemain Naturalisasi Palsu: Mereka Orang-orangan Sistem! - Semua Halaman - Superball
Masyarakat Lokal Malaysia Tak Sudi Disamakan 7 Pemain Naturalisasi Palsu: Mereka Orang-orangan Sistem! - Semua Halaman - Superball.id
SUPERBALL.ID - Agen pemain yang juga tokoh terkemuka sepak bola Malaysia, Effendi Jagan Abdullah, enggan disamakan dengan pemain naturalisasi palsu.
Sosok Effendi Jagan Abdullah cukup disegani di sepak bola Malaysia sebagai agen pemain yang terkemuka, skandal naturalisasi membuatnya angkat bicara.
Effendi Jagan Abdullah begitu dihormati di komunitas sepak bola Malaysia, peringatan keras pun ia keluarkan untuk semua pihak yang terlibat.
Mulai dari sistem, FAM hingga agen pemain yang terlibat langsung dalam proses naturalisasi serta registrasi kewarganegaraan Malaysia.
Agen pemain dinilai turut berperan besar atas terjadinya skandal naturalisasi Malaysia ini, sesuai yang diungkapkan Tunku Ismail Idris.
Ia diketahui sebagai orang yang dipercaya FAM untuk mencari para pemain keturunan yang tersebar di seluruh penjuru dunia.
Namun Ismail Idris tak sendiri, ia mengaku mendapat rekomendasi dari Tengku Abdul Rahman yang juga anak sultan di Malaysia, tepatnya dari Pahang.
Bahkan awalnya ada sekitar 27 pemain yang diajukan dalam proses naturalisasi, meski hanya tujuh pemain yang diambil.
Menurut Jagan Abdullah, FAM seharusnya mengikuti persyaratan yang ditetapkan FIFA dan bukan sebaliknya.
"Terserah agen untuk memberitahukan semua dokumen kepada FAM. Dalam kasus ini, kewarganegaraan adalah isu yang berbeda."
"Persyaratan dari FIFA justru sebaliknya, hal ini harus sejalan dengan FIFA," kata Effendi Jagan Abdullah.
Jagan Abdullah pun terkesan tidak mau masyarakat asli Malaysia disamakan dengan tujuh pemain naturalisasi yang disanksi FIFA.
Menurutnya, ketujuh pemain tersebut memang sudah dianggap sebagai warga negara Malaysia tetapi hasil dari sistem.
Oleh karena itu, agen pemain yang terlibat dalam penyerahan dokumen naturalisasi juga harus dimintai pertanggungjawabannya.
"Mereka orang Malaysia berdasarkan sistem, tidak seperti kami yang memang lahir di sini," kata Jagan Abdullah.
"Kalau agen yang terlibat menyerahkan dokumen palsu, dia juga harus bertanggung jawab, betul kan?"
"Anda menangani beban kasus yang sangat besar, Jadi semua harus hati-hati," imbuhnya.
Hal ini seketika memunculkan kekhawatiran sekaligus pernyataan di publik tentang bagaimana proses verifikasi kewarganegaraan di Malaysia.
Jika melihat kasus ini, tak ada transparansi yang diperlihatkan, selain itu juga tidak menerapkan standar internasional.
Proses pemberian kewarganegaraan terkesan asal dan tanpa menggunakan bukti yang valid, akankah FAM mampu membuktikannya?
Sementara itu keputusan FIFA soal banding FAM terhadap sanksi yang dijatuhkan untuk mereka dan ketujuh pemain baru akan keluar pada 30 Oktober.
Dua hari ke depan, publik akan menerima jawabannya, semakin menarik untuk dinanti seperti apa respons FIFA terhadap perlawanan Malaysia.