Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured La Grande Indonesia Sepak Bola Sepak Bola Indonesia Timnas Indonesia

    La Grande Indonesia Protes Tayangan Berbayar Timnas: “Bukan Begitu Cara Cari Uang” - Tribunnews

    5 min read

     

    La Grande Indonesia Protes Tayangan Berbayar Timnas: “Bukan Begitu Cara Cari Uang” - Tribunnews.com

    Editor: Acos Abdul Qodir

    Instagram @lagrandeindonesia12
    KOREOGRAFI SPEKTAKULER - Koreografi spektakuler bertema “Gatot Kaca Penghancur Tembok China” karya La Grande Indonesia mewarnai kemenangan Timnas Indonesia atas China di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Kamis (5/6/2025). Karya koreografi tersebut bermodalkan dana Rp 200 juta.  
    Ringkasan Berita:
    • Ribuan suporter kecewa tayangan Timnas dikunci di balik langganan berbayar
    • Mereka desak PSSI ubah skema: “Bukan begitu cara cari uang!”

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Kelompok suporter La Grande Indonesia menyampaikan protes terhadap kebijakan tayangan berbayar di kanal YouTube Timnas Indonesia.

    Mereka menilai konten Timnas seharusnya menjadi milik publik, bukan dikunci di balik sistem langganan komersil.

    Sejak tahun lalu, PSSI menerapkan skema berlangganan Rp19 ribu per bulan untuk mengakses konten eksklusif skuad Garuda di kanal YouTube Timnas Indonesia.

    Kebijakan ini mencakup seluruh konten Timnas Indonesia di kanal YouTube resmi, termasuk tim senior, kelompok usia, dan Timnas Putri.

    Penonton yang sudah membeli tiket pertandingan pun tetap harus membayar untuk mengakses tayangan digital tersebut.

    “Timnas Itu Domain Publik!”

    Koordinator Divisi Media dan Komunikasi La Grande Indonesia, Ilham Harahap, menyampaikan bahwa konten Timnas seharusnya bisa diakses publik tanpa harus membayar.

    “Harusnya, Timnas itu kan domain publik ya. Kecuali siaran lah ya. Karena siarannya bisa dibagi dengan pihak ketiga,” ujarnya kepada Tribunnews, Sabtu (18/10/2025).

    Rekomendasi Untuk Anda

    Ia menambahkan, bahkan untuk menonton highlight futsal pun harus berlangganan.

    “Kami juga yang kemarin futsal harus berbayar. Terus mau nonton full highlight juga harus berbayar. Kayaknya tidak begitu cara cari uangnya. Harusnya ada opsi lain,” tegasnya.

    Monetisasi Harusnya Lewat Iklan

    Menurut Ilham, monetisasi seharusnya bisa dilakukan lewat iklan tanpa membebani penonton.

    Ia berharap federasi PSSI mempertimbangkan keinginan suporter agar cuplikan konten Timnas bisa dinikmati masyarakat luas.

    “Iklan produk kan banyak yang masuk ke Timnas dan ke pemain. Seharusnya langsung saja hard-selling di bagian highlight, itu enggak masalah buat penonton. Tapi kalau semua harus berbayar, ya nanti apa-apa jadi bayar terus,” jelasnya.

    Siapa La Grande Indonesia?

    La Grande Indonesia (LGI) adalah salah satu komunitas suporter fanatik pendukung Timnas Sepak Bola Indonesia, terutama di Stadion Utama Gelora Bung Karno.

    Didirikan pada 11 November 2011, LGI berawal dari komunitas fans Inter Milan dan berkembang menjadi gerakan nasional yang dikenal lewat aksi visual seperti tifo, koreografi, dan chant.

    Mereka menempati tribun utara GBK dan aktif menyuarakan isu publik seperti akses tayangan Timnas, harga tiket, dan transparansi federasi PSSI.

    Basis massa LGI mencapai ribuan anggota terdaftar dari berbagai kalangan, dengan struktur komunitas yang solid dan kehadiran aktif di media sosial.

    Dalam berbagai laga penting, seperti melawan Jepang dan Bahrain, LGI menunjukkan dedikasi visual yang menjadi sorotan nasional.

    Mereka juga terlibat dalam advokasi publik, termasuk tuntutan terhadap PSSI terkait pelatih dan hak siar. 

    Dengan rekam jejak lebih dari satu dekade, LGI telah menjadi simbol dukungan akar rumput yang militan, kreatif, dan sadar isu.

    Tags:
    Komentar
    Additional JS