Ingat Australia 1-5, Ini Bukan Kali Pertama Patrick Kluivert Salah Strategi - Semua Halaman - Bolasport.com
Ingat Australia 1-5, Ini Bukan Kali Pertama Patrick Kluivert Salah Strategi - Semua Halaman - Bolasport.com
BOLASPORT.COM - Kekalahan 2-3 Timnas Indonesia dari Arab Saudi mengingatkan penulis pada momen debut Patrick Kluivert sebagai pelatih Skuad Garuda yang diwarnai kesalahan strategi dan pemilihan pemain yang berujung pada kekalahan telak di tangan Australia.
Indonesia kalah 2-3 dari Arab Saudi dalam laga Grup B putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, Rabu (8/10/2025) di Jeddah.
Skornya tipis saja dan harus diakui bahwa memang terdapat perbedaan kualitas yang jelas antara Arab Saudi dan Indonesia.
Tetapi, ada banyak penyesalan dari kekalahan ini karena sejumlah kesalahan yang dibuat sendiri oleh para pemain Skuad Garuda.
Marc Klok membuat kesalahan sapuan sehingga Arab Saudi bisa menyamakan skor lewat Wahed Saleh pada menit ke-17 setelah Indonesia sempat unggul lebih dulu via penalti Kevin Diks sekitar 6 menit sebelumnya.
Yakob Sayuri lantas melakukan kesalahan konyol dengan menarik kaus Feras Al Buraikan di dalam kotak penalti sehingga Indonesia dihukum penalti yang bisa dimaksimalkan lawan pada menit ke-36.
Arab Saudi menjauh dengan gol kedua Al Buraikan di menit ke-62 setelah lini tengah Indonesia begitu mudah tertembus.
Diks berhasil mencetak gol kedua juga lewat penalti di menit ke-88 tetapi Indonesia tidak memiliki waktu lagi untuk menyamakan skor.
Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, pantas mendapatkan sorotan negatif karena kesalahan-kesalahan yang dilakukan para pemain sepanjang pertandingan dengan mudah bisa disimpulkan sebagai hasil kekeliruan pemilihan starting XI.
Pemilihan Klok sebagai starter menjadi bumerang di mana gelandang Persib ini terakhir kali merasakan atmosfer pertandingan kompetitif bersama Timnas sudah lebih dari setahun yang lalu.
Tepatnya pada 15 Januari 2024 dalam laga melawan Irak di Grup D Piala Asia.
Kunci kegagalan Timnas Indonesia adalah kalah dalam duel di lini tengah.
Klok dan Joey Pelupessy digilas pemain-pemain Arab Saudi sehingga Indonesia begitu sulit mengembangkan permainan menyerang sekaligus kepayahan juga dalam melindungi pertahanan.
Hanya 73% operan Klok yang akurat dan cuma 43% dia memenangi duel, itu bukan statistik yang cukup bagus untuk pemain yang mengisi posisi jantung permainan tim.
Usai laga, Kluivert mengomentari pertahanan tim yang kebobolan gol-gol mudah.
Tetapi, pertahanan mudah dijebol karena tidak ada proteksi dari lini yang seharusnya menjadi tembok pertama.
Hal ini terlihat jelas dalam gol ketiga Arab Saudi di mana mereka dengan cepat bisa mengalirkan bola ke depan kotak penalti tanpa halangan berarti.
Musab Al Juwayr begitu leluasa memiliki ruang tembak untuk memaksa Maarten Paes melakukan penyelamatan tetapi Al Buraikan berhasil menyelesaikan bola muntah.
Dengan lini tengah tampil buruk, Klok dan Pelupessy bertahan merumput selama 90 menit.
Dipilihnya Beckham Putra sebagai starter juga berujung pahit karena dia praktis menghilang sepanjang pertandingan 45 menit babak pertama sampai akhirnya langsung diganti Eliano Reijnders pada pergantian babak.
Yakob Sayuri dijadikan full back kanan juga terlihat menjadi sebuah blunder lantaran di klubnya, dia lebih sering dimainkan di posisi yang lebih ke depan sebagai penyerang sayap atau setidaknya wing back.
Rangkaian kesalahan strategi dan pemilihan pemain dalam laga melawan Arab Saudi jadi mengembalikan memori ke laga debut Kluivert sebagai pelatih Jay Idzes dkk.
Kekalahan 1-5 dari Australia pada 20 Maret lalu juga diwarnai kesalahan strategi dan pemilihan pemain.
Seperti waktu melawan Arab Saudi, Indonesia ketika itu sebetulnya punya kesempatan unggul lebih dulu.
Namun, eksekusi penalti Kevin Diks gagal dan segera setelah kejadian itu, Australia mengambil alih momentum dengan mengeksploitasi banyak lubang di Timnas Indonesia.
Kalau dini hari tadi ada Marc Klok, 7 bulan lalu ada Nathan Tjoe-A-On.
Nathan tidak memiliki menit bermain bersama klub sejak Agustus tahun sebelumnya tetapi malah dijadikan starter.
Dua dari 3 gol pertama yang diderita Indonesia berawal dari kesalahan Nathan.
Kegamangannya karena jarang bermain terlihat saat melakukan pelanggaran yang membuat Indonesia dihukum penalti untuk gol pertama Australia dan salah posisi dalam proses terjadinya gol ketiga Socceroos.
Memainkan Calvin Verdonk sebagai salah satu dari 3 bek tengah juga menjadi keputusan Kluivert yang mengundang tanda tanya saat menghadapi Australia.
Strategi ofensif yang dipilih untuk menghadapi Australia di kandang lawan ikut berbalik melukai diri sendiri karena organisasi pertahanan Timnas Indonesia menjadi sangat rapuh lantaran garis pertahanan yang sangat tinggi.
Sudah begitu, Indonesia sangat lemah dalam situasi bola mati dengan 2 gol tercipta dari sepak pojok.
Celaka bagi Timnas Indonesia, kesalahan-kesalahan tersebut malah terjadi pada pertandingan di mana sama sekali tidak boleh ada ruang untuk melakukan blunder.
Kekalahan dari Australia dulu praktis menutup peluang Indonesia untuk lolos langsung ke Piala Dunia 2026 dari putaran ketiga kualifikasi.
Sekarang kekalahan dari Arab Saudi malah membuat harapan Tim Merah Putih untuk meraih tiket ke Piala Dunia 2026 berada di pinggir jurang.