Setelah Indonesia, Kini Petinggi Komdis FIFA dari Vietnam Dituduh Jadi Biang Kerok Sanksi Pemalsuan Dokumen kepada Malaysia - Semua Halaman - Bolasport
Sepak bola Internasional
Setelah Indonesia, Kini Petinggi Komdis FIFA dari Vietnam Dituduh Jadi Biang Kerok Sanksi Pemalsuan Dokumen kepada Malaysia - Semua Halaman - Bolasport.com
Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
By Sasongko Dwi Saputro, Minggu, 28 September 2025 | 14:15 WIB
Petinggi Komdis FIFA dari Vietnam dituduh jadi biang kerok sanksi pemalsuan dokumen ke Malaysia. (FIFA.COM)
BOLASPORT.COM - Media dan Petinggi Sepak Bola Malaysia ramai-ramai mencari kambing hitam usai mendapatkan sanksi dari FIFA buntut pemalsuan dokumen pemain naturalisasi.
Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) dan ketujuh pemainnya itu harus menerima keputusan denda uang dan hukuman berat.
Dalam laman resmi FIFA, Konfederasi Sepak Bola Dunia itu menjatuhkan hukuman kepada FAM karena melanggar Pasal 22 Kode Disiplin FIFA (FDC) terkait pemalsuan dan manipulasi dokumen.
Adapun ketujuh pemain itu adalah Gabriel Felipe Arrocha, Facundo Tomas Garces, Rodrigo Julian Holgado, Imanol Javier Machuca, Joao Vitor Brandao Figueiredo, Jon Irazabal Iraurgui, dan Hector Alejandro Hevel Serrano.
FIFA juga menyebutkan bahwa dalam proses pengajuan ketujuh pemain itu, FAM menggunakan dokumen yang dipalsukan agar bisa menurunkan pilar naturalisasi tersebut ke dalam pertandingan.
Ketujuh pemain itu tampil membela Malaysia melawan Vietnam pada putaran ketiga kualifikasi Piala Asia Asia 2027 Arab Saudi, pada 10 Juni 2025.
Setelah laga tersebut, FIFA menerima laporan terkait kelayakan bermain Facundo Tomas Garces, Rodrigo Julian Holgado, Joao Vitor Brandao Figueiredo, Jon Irazabal Iraurgui, dan Hector Alejandro Hevel Serrano.
Setelah melalui proses pemeriksaan, Komite Disiplin FIFA mengevaluasi seluruh bukti dan menjatuhkan sanksi kepada FAM dan ketujuh pemain tersebut.
FAM didenda sebesar CHF 350.000 atau sekitar Rp7,3M. Pemain yang terlibat didenda sebesar CHF 2.000 atau sekitar Rp41 juta rupiah perorang.
Para pemain tersebut juga dikenakan sanksi tambahan berupa larangan beraktivitas di seluruh kegiatan terkait sepak bola selama 12 bulan, berlaku sejak tanggal pemberitahuan keputusan.
Selain itu, persoalan mengenai status kelayakan para pemain tersebut untuk membela Malaysia telah dirujuk oleh Komite Disiplin FIFA kepada Tribunal Sepak Bola FIFA untuk dipertimbangkan lebih lanjut.
Usai munculnya rilis resmi dari FIFA, media dan petinggi sepak bola negeri jiran mulai mencari kambing hitam atas sanksi kepada FAM dan Timnas Malaysia.
Pemilik Johor Darul Ta'zim, Tunku Ismail Sultan Ibrahim menjadi yang terdepan memberikan klarifikasinya.
Dalam klarifikasinya, putra dari Raja Malaysia tersebut menuduh pihak asing di luar FIFA sebagai pihak yang bertanggung jawab atas sanksi FIFA ke FAM dan Timnas Malaysia, salah satunya mengisyaratkan adalah Indonesia.
Namun, Indonesia bukanlah satu-satunya pihak yang mendapatkan tuduhan serius dari media dan Petinggi Sepak Bola Malaysia.
Media asal Malaysia, Makan Bola, menuduh sosok petinggi Komite Disiplin FIFA asal Vietnam, Nguyen Thi My Dung sebagai sosok di balik sanksi FIFA kepada FAM dan Timnas Malaysia.
Makan Bola juga menuduh bahwa kehadiran Nguyen Thi My Dung dalam Komite Disiplin memicu konflik kepentingan, karena Malaysia tengah bersaing dengan Vietnam di Kualifikasi Piala Asia 2027.
"Malaysia Dihukum, Perwakilan Vietnam di Komite Disiplin FIFA Munculkan Pertanyaan," tulis Makan Bola.
"Pertanyaan yang lebih menarik sekarang bukan hanya tentang pelanggaran teknis yang dilakukan, tetapi juga tentang siapa yang berada di balik proses pengambilan keputusan."
"Di antara pendukung lokal, nama yang paling menarik perhatian adalah Nguyen Thi My Dung dari Vietnam."
"Ia adalah seorang pengacara berpengalaman yang pernah bertugas di Federasi Sepak Bola Vietnam (VFF) dan badan-badan hukum olahraga di Asia. Kehadirannya di komite disiplin FIFA dianggap sebagai pengakuan bagi para profesional hukum dari kawasan Asia Tenggara."
"Namun, dalam konteks Malaysia, hal ini menimbulkan potensi konflik kepentingan."
"Apakah kehadiran perwakilan Vietnam ini berpotensi memengaruhi keputusan Malaysia yang diumumkan FIFA Jumat lalu?"
"Secara resmi, jawabannya tidak. Setiap anggota komite terikat oleh prinsip integritas dan netralitas."
"Namun, pertanyaan ini masih menggantung, terutama karena Vietnam juga merupakan lawan Malaysia di Kualifikasi Piala Asia 2027," tutupnya.