Media Malaysia Tuding Erick Thohir Ada di Balik Hukuman FIFA untuk FAM dan 7 Pemain Naturalisasi: Polanya Jelas, Dia... - tvOnenews.com
Sepak bola Internasional ,
- Reporter :
- Editor :Ferdyan Adhy Nugraha
Jakarta, tvOnenews.com - Media Malaysia menuding Ketua Umum PSSI, Erick Thohir ada di balik hukuman FIFA untuk Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM). Sanksi ini imbas dari pemalsuan dokumen tujuh pemain naturalisasi.
Ketujuh pemain Timnas Malaysia tersebut yaitu Facundo Garces, Jon Irazabal, Hector Hevel, Joao Figueiredo, Imanol Machuca, Rodrigo Holgado, dan Gabriel Palmero.
FIFA menganggap FAM telah melanggar Pasal 22 Kode Disiplin FIFA (FDC) tentang pemalsuan dokumen. Akibat hal tersebut, FAM dijatuhi sanksi berupa denda Rp7,3 miliar.
"FAM telah mengajukan pertanyaan kelayakan kepada FIFA, dan dalam melakukannya, ia menggunakan dokumentasi yang dimanipulasi agar dapat menurunkan para pemain di atas," bunyi pernyataan resmi FIFA.
Selain FAM, tujuh pemain naturalisasi Timnas Malaysia mendapat hukuman. Mereka didenda sebesar Rp41,8 juta, FIFA juga membekukan aktivitas sepak bola selama 12 bulan.
FAM dan tujuh pemain naturalisasi telah diberitahu oleh Komite Disiplin. Mereka pun diberikan waktu 10 hari untuk melakukan banding kepada FIFA terkait permasalahan ini.
Media Malaysia, SBWTF menuding hukuman ini membuka borok FIFA sebagai badang tertinggi pengatur sepak bola dunia. Mereka menyebut FIFA sebagai organisasi yang eksklusif bukan inklusif.
"Inilah masalah terbesar FIFA: FIFA semakin menyerupai persaudaraan eksklusif, alih-alih badan pengatur olahraga global. Dalam persaudaraan ini, mereka yang dekat dengan presiden diistimewakan, sementara yang jauh terpinggirkan. Prinsip dan integritas? Itu hanya jargon di atas kertas," tulis SBWTF dikutip pada Sabtu (27/9/2025).
- Malaysia NT
Kasus Rusia dan Israel, lanjut SBWTF menjadi bukti bahwa FIFA memang bermasalah. Rusia disanksi setelah invasi ke Ukraina, sedangkan Israel masih bisa bermain meski melakukan genosida kepada Palesina.
"Namun dalam kasus Israel, FIFA masih ragu-ragu. Mengapa? Karena Netanyahu telah menelepon, dan Trump telah melontarkan ancaman politik," tulis SBWTF.
Media itu juga menyoroti soal Presiden FIFA, Gianni Infantino yang cenderung melindungi pihak-pihak didekat. Menurut mereka, hal ini menjadi bukti bahwa FIFA kehilangan intergritas.
"Ini bukan pertama kalinya hal ini terjadi. Di bawah Gianni Infantino, FIFA sering menunjukkan bahwa keputusannya dapat "dibujuk", "ditekan", atau "didukung" oleh kekuatan politik dan koneksi pribadi. Dari isu tuan rumah Piala Dunia hingga keputusan disiplin, polanya jelas — siapa pun yang dekat dengan lingkaran kekuasaan, mereka aman," tulis SBWTF.
SBWTF bahkan menuding bahwa ada peran dari Erick Thohir yang sangat dekat dengan Gianni Infantino atas dijatuhkannya sanksi untuk FAM dan tujuh pemain naturalisasi Timnas Malaysia.
"Dan dalam kasus Malaysia, hubungan dekat Erick Thohir dengan Infantino tampaknya membuahkan hasil," tulis SBWTF.
"Ketika badan pengatur dunia beroperasi seperti ini, apakah masih pantas disebut badan pengatur? Atau apakah FIFA benar-benar hanya klub persaudaraan elit, yang aturannya hanya berlaku bagi mereka yang tidak memiliki pengaruh?," pungkasnya. (fan)