Buntut Skandal Pemalsuan Dokumen, Trio Naturalisasi Timnas Malaysia Milik JDT juga Dilarang Main di Liga - bolacom
Buntut Skandal Pemalsuan Dokumen, Trio Naturalisasi Timnas Malaysia Milik JDT juga Dilarang Main di Liga
Buntut dari terkuaknya kasus pemalsuan dokumen di tubuh Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM), tiga penggawa Johor Darul Ta'zim (JDT) ikut terkena dampaknya.
Pemain Malaysia, Joao Victor Figueiredo (kanan) berebut bola dengan pemain Vietnam, Nguyen Hoang Duc dalam laga Grup F Kualifikasi Piala Asia 2027 di Stadion Nasional Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (10/06/2025). (AP Photo/Vincent Thian)
Bola.com, Jakarta - Buntut dari terkuaknya kasus pemalsuan dokumen di tubuh Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM), tiga penggawa Johor Darul Ta'zim (JDT) ikut terkena dampaknya.
Badan Liga Sepak Bola Malaysia atau MFL telah mengonfirmasi ketiga pemain Johor Darul Ta'zim (JDT) tidak akan dapat bermain di Liga Malaysia (M-League) mana pun selama masa skorsing yang dijatuhkan FIFA.
Ketiga pemain JDT tersebut yakni Joao Figueiredo, Jon Irazabal, dan Hector Hevel. Mereka untuk sementara mendapat hukuman bersama empat pemain naturalisasi Timnas Malaysia lainnya termasuk Gabriel Palmero, Facundo Garces, Rodrigo Holgado, dan Imanol Machuca, telah diskors selama 12 bulan oleh FIFA.
Selain skorsing, mereka juga didenda 10.570 Ringgit Malaysia atau setara Rp41.759.071 oleh badan sepak bola dunia tersebut, setelah diduga melanggar Pasal 22 Kode Disiplin FIFA (FDC) terkait pemalsuan dokumen.
"MFL hari ini mengonfirmasi telah menerima pemberitahuan resmi dari Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) terkait keputusan FIFA untuk menskors tujuh pemain senior selama 12 bulan," demikian pemberitaan media Malaysia, Berita Harian edisi Senin (29/9/2025).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Terlibat Kasus
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5363836/original/091175800_1758974419-000_49T83VX.jpg)
Selain ketiga pemain JDT tersebut, Facundo Garces telah dicoret dari timnya, Deportivo Alaves di kompetisi sepak bola Spanyol. Imanol Machuca juga dieliminasi sampai periode tertentu oleh klubnya, Velez Sarsfield di Liga Argentina.
Berdasarkan keputusan FIFA, MFL mengonfirmasi ketiga pemain dari klub Johor Darul Ta'zim (JDT) yang juga terlibat, yaitu Figueiredo, Irazabal, dan Hevel, tidak dapat bermain di kompetisi Liga Malaysia mana pun selama masa skorsing.
Tindak lanjut atas kasus tersebut baru akan diambil oleh MFL setelah keputusan banding FAM yang nantinya diumumkan oleh FIFA nanti.
Kemenangan Bisa Dicabut
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5248785/original/070439600_1749619357-000_49TH2TP.jpg)
Selain hukuman berupa denda maupun larangan bermain bagi ketujuh pemainnya, Timnas Malaysia juga terancam mendapat pembatalan hasil pertandingan.
Sejauh ini, ada dua laga resmi yang dijalani Timnas Malaysia dengan menggunakan para pemain naturalisasi yang dinilai ilegal itu.
Dua laga itu terjadi pada putaran ketiga Kualifikasi Piala Asia 2027. Timnas Malaysia meraih kemenangan 2-0 atas Nepal dan 4-0 atas Vietnam.
Dua laga itu pun statusnya terancam. Jika sanksi dari FIFA benar adanya, kemenangan itu bisa dicabut dan diberikan kepada Nepal dan Vietnam.
Perlu Belajar dari Indonesia dan Vietnam
Kasus skandal di Timnas Malaysia menjadi pelajaran penting bagi negara-negara sepak bola berkembang yang tengah gencar mencari pemain keturunan dari luar negeri, atau melakukan naturalisasi pemain asing.
"Contohnya, Vietnam tidak bisa langsung menurunkan Nguyen Xuan Son di awal Piala AFF 2024, dan baru bisa memainkannya melawan Myanmar setelah Son memenuhi syarat lima tahun tinggal sesuai aturan FIFA," bunyi laporan Vietnamnews.vn.
"Dalam kasus Cao Quang Vinh (sebelumnya Jason Quang Vinh Pendant), meski sang pemain memiliki ibu berkewarganegaraan Vietnam, ia tetap harus menunggu hingga dokumen kewarganegaraan ibunya disahkan pemerintah, proses yang memakan waktu satu tahun sejak ia mulai bermain di Vietnam pada 2024."
"Indonesia pun melalui prosedur ketat. Para pemain keturunan harus menjalani proses naturalisasi selama enam bulan, dan seluruh data diverifikasi baik oleh PSSI maupun pemerintah Indonesia sebelum sah menjadi WNI."
Sumber: Berita Harian