Padel Makin Populer! Olahraga Hits Ini Ramai di Jakarta dan Bali, Siap Tembus Kancah Dunia – radarbanten

RADARBANTEN.CO.ID – Di tengah tren gaya hidup sehat dan aktivitas sosial yang makin beragam, satu olahraga baru berhasil mencuri perhatian masyarakat urban, padel. Bukan paddle board di laut, tapi padel—olahraga raket modern yang dimainkan berpasangan di lapangan berdinding. 

Simpel, seru, dan penuh gaya, padel kini menjelma jadi fenomena baru, terutama di kota-kota seperti Jakarta dan Bali.

Dari Komunitas Ekspat ke Tren Lokal

Padel mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 2019, terutama lewat komunitas ekspatriat dan wisatawan mancanegara di Bali. Canggu dan Ubud menjadi titik awal penyebarannya. Lambat laun, olahraga ini menarik minat warga lokal dan mulai menyebar ke kota-kota besar, termasuk Jakarta.

Kini, lapangan padel bermunculan di berbagai lokasi. Di Jakarta, fasilitas seperti House of Padel dan Ace Padel Club sudah menjadi tempat favorit para pemain. Sementara di Bali, Jungle Padel dan Sanur Padel Club rutin menggelar turnamen lokal hingga internasional. Beberapa lapangan bahkan dibangun di rooftop, menawarkan pemandangan menawan dan suasana eksklusif yang cocok untuk konten media sosial.

Lebih dari Sekadar Olahraga: Komunitas dan Gaya Hidup

Padel berkembang bukan hanya sebagai olahraga, tapi juga gaya hidup baru. Komunitas-komunitas padel tumbuh pesat dan menjadi ruang sosial yang inklusif dan seru. Salah satu komunitas terbesar, Rich Padel, memiliki ribuan anggota aktif di wilayah Jabodetabek dan sedang ekspansi ke kota-kota lain seperti Bekasi, Makassar, dan Tangerang Selatan.

Tak hanya komunitas informal, padel juga sudah memiliki badan resmi: PBPI (Perkumpulan Besar Padel Indonesia). Sejak diakui oleh KONI pada 2024, PBPI rutin mengadakan kejuaraan seperti Sirkuit Nasional (Sirnas) dan turnamen internasional FIP Bronze, yang sukses digelar di Bali dan Jakarta.

Dukungan Pemerintah, Menuju Kancah Internasional

Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) pun mulai aktif mendukung perkembangan padel. Menteri Pemuda dan Olahraga, Dito Ariotedjo, menyatakan bahwa lapangan padel di Indonesia saat ini telah setara dengan standar internasional. 

Pemerintah bersama PBPI sedang menyiapkan program pelatihan pelatih dan wasit bersertifikat serta melakukan standarisasi lapangan untuk menyambut event internasional yang lebih besar.

Hingga kini, PBPI telah menjangkau 14 provinsi, dan jumlah ini diproyeksikan terus bertambah. Misi besar mereka adalah menjadikan padel sebagai cabang olahraga yang bisa dinikmati secara nasional dan dibina secara profesional.

Kenapa Padel Digemari?

Beberapa alasan utama kenapa padel begitu cepat diterima masyarakat:

Mudah dimainkan oleh pemula, bahkan yang belum pernah main tenis.

Format permainan 2 lawan 2 cocok untuk olahraga sambil bersosialisasi.

Komunitasnya terbuka, fun, dan penuh energi positif.

Banyak lapangan yang dirancang estetik, cocok untuk konten media sosial.

Peluang dan Tantangan di Masa Depan

Meski sedang naik daun, padel masih menghadapi beberapa tantangan. Lapangan yang tersedia masih terbatas dan terkonsentrasi di kota besar. Selain itu, biaya pembangunan cukup tinggi karena sebagian material harus diimpor.

Namun, potensi yang ditawarkan sangat besar. Dari sisi bisnis—mulai dari pembangunan lapangan, penyewaan alat, coaching clinic, hingga lini apparel olahraga—padel membuka banyak peluang.

 Ditambah lagi, padel digadang-gadang akan masuk dalam Olimpiade 2032 di Brisbane, Australia. Bila pembinaan atlet digarap serius, bukan tidak mungkin nama Indonesia akan bersaing di panggung dunia.

Saatnya Coba Padel

Padel bukan sekadar tren sesaat. Ia telah menjadi simbol gaya hidup aktif, sehat, dan terkoneksi. Dari pantai tropis Bali hingga gemerlap kota Jakarta, olahraga ini menawarkan pengalaman yang menyenangkan dan mudah diakses siapa saja.

Jadi, jika kamu belum pernah coba, mungkin ini saat yang tepat. Ajak tiga teman, siapkan raket, dan cari lapangan padel terdekat. Rasakan sendiri sensasi olahraga paling seru dan kekinian yang sedang merebut hati banyak orang di Indonesia.

Editor:  Aas Arbi