Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Kuliner Persebaya Surabaya RAWON Sepak Bola Sepak Bola Indonesia

    Dari Kuah Hitam yang Ditemui di Surabaya, Pelatih Persebaya Asal Spanyol Ini Jatuh Hati pada Semangkuk Rawon - Kompas

    3 min read

     Kuliner, Sepak bola Indonesia, 

    Dari Kuah Hitam yang Ditemui di Surabaya, Pelatih Persebaya Asal Spanyol Ini Jatuh Hati pada Semangkuk Rawon

    SURABAYA, KOMPAS.com - Bagi pelatih Persebaya Surabaya Eduardo Perez Moran, mencintai Kota Surabaya bukan hanya tentang lapangan hijau dan strategi pertandingan.

    Ada sesuatu yang lebih personal, lebih hangat, dan lebih merakyat saat di meja makan.

    Bukan nasi goreng, sate, atau rendang yang pertama kali mencuri perhatiannya saat diresmikan menjadi pelatih kepala bulan Juni 2025 lalu.

    Ia pun langsung jatuh hati pada semangkuk rawon, hidangan khas Jawa Timur yang disajikan dengan kuah hitam legam dan aroma rempah yang menggoda.

    Duka Keluarga Besar TNI Kehilangan Marsma Fajar Adriyanto…

    “Saya makan rawon,” katanya pelatih asal Spanyol itu.

    “Saya makan banyak makanan Indonesia, tentu yang khas Surabaya juga. Saya sangat menikmati berada di Surabaya,” imbuhnya.

    Baca juga: Pelatih Persebaya Janji Perlihatkan Penampilan Terbaik Saat Menjamu PSS di Stadion GBT

    Dari pernyataan itulah, cerita adaptasinya di luar lapangan pun dimulai.

    Rawon bukan sembarang makanan. Ini adalah warisan kuliner yang sarat cerita.

    Dibuat dari bumbu khas seperti lengkuas, jahe, serai, bawang merah, bawang putih, dan keluak, bahan utama yang memberi warna hitam pekat sekaligus rasa mendalam.

    Disajikan bersama daging sapi empuk, nasi putih, tauge pendek, telur asin, sambal, dan taburan daun bawang segar, rawon menawarkan kehangatan yang berbeda di lidah.

    Bagi Eduardo Perez, rawon adalah makanan rasa baru yang mewakili petualangan barunya.

    Di antara padatnya jadwal latihan, makan rawon menjadi jeda kecil yang menyenangkan.

    Rawon jadi salah satu menu yang dijual oleh Supriyadi (54) lewat bisnis kulinernya, Jemari Mama.

    Lihat Foto

    Rasanya yang gurih adalah teman yang setia, warnanya yang pekat seolah menggambarkan tantangan di peran barunya sebagai pelatih dan kehangatannya itulah yang membuatnya merasa Kota Pahlawan ini seperti rumahnya.

    Dalam dunia sepak bola yang keras dan penuh tekanan, menemukan kenyamanan emosional adalah hal langka.

    Kini ketika kenyamanan itu datang dalam bentuk semangkuk rawon hangat, maka proses adaptasi pun terasa lebih menyenangkan.

    Apalagi Taste Atlas pernah menobatkan rawon sebagai sup terenak di dunia, mengungguli ramen dari Jepang dan tom kha gai dari Thailand.

    Apalagi di Surabaya sendiri, rawon dapat ditemui dan dinikmati kapan saja.

    “Orang-orang di sini sangat ramah pada saya. Saya sangat menyukai tinggal di Surabaya dan saya sangat senang,” pungkas Eduardo Perez.

    Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

    Upacara Militer Antarkan Marsma TNI Fajar Adriyanto ke Peristirahatan Terakhir...

    Komentar
    Additional JS