Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Ballon D'Or Featured Sepak Bola Sepak Bola Internasional Zinedine Zidane

    Ballon d'Or Untungkan Penyerang, Guru Zinedine Zidane: Trofi Bodoh! - Semua Halaman - Bolasport

    5 min read

     Sepak bola Internasional ,,

    Ballon d'Or Untungkan Penyerang, Guru Zinedine Zidane: Trofi Bodoh! - Semua Halaman - Bolasport

    BOLASPORT.COM - Guru Zinedine Zidane, Rolland Courbis, menilai Ballon d’Or sebagai penghargaan paling bodoh dan paling tak adil di muka bumi.

    Label itu diberikan oleh pelatih kenamaan asal Prancis itu karena Ballon d’Or dianggap hanya untungkan para pemain berposisi menyerang.

    Sejak digelar pertama kali pada 1958, penghargaan untuk pemain terbaik dari majalan France Football itu menjadi penghargaan paling prestisius.

    Meski hanya digelar oleh majalah dari Prancis, pamor Ballon d’Or mampu mengalahkan pamor penghargaan The Best FIFA yang terhitung penghargaan resmi.

    Sejak penghargaan itu digelar, total ada 37 pemain berposisi menyerang yang meraih penghargaan tersebut.

    Bahkan beberapa penyerang itu bisa meraih Ballon d’Or lebih dari tiga kali seperti Lionel Messi (8 kali) dan Cristiano Ronaldo (5 kali).

    Sementara untuk posisi lain, hanya ada satu kiper, tiga bek tengah, dua gelandang bertahan, dan tiga gelandang tengah yang memenangkannya.

    Perbedaan jumlah antara pemain menyerang dan pemain bertahan yang memenangi Ballon d’Or membuat Rolland Courbis geram.

    Apalagi dewasa ini penghargaan itu lebih ditujukan untuk pemain dengan perolehan gol dan assist terbanyak.

    Baca Juga: Tak Dukung Dembele, Bintang PSG Klaim Dirinya Layak Raih Ballon d'Or

    Lantaran Ballon d’Or terus-menerus menguntungkan penyerang, Rolland Courbis menganggap penghargaan itu sebagai penghargaan bodoh.

    Mantan pelatih Zinedine Zidane di Bordeaux ini menilai bahwa pemain bertahan layak untuk memenangkannya.

    Sayangnya, aturan pemenang di penghargaan ini lebih menguntungkan penyerang saja ketimbang pemain yang ada di posisi lainnya.

    Ballon d'Or adalah trofi paling bodoh dan paling tidak adil di dunia. Anomalinya adalah trofi ini diciptakan oleh orang-orang cerdas,” ucapnya, dikutip BolaSport.com dari RMC Sport.

    “Trofi ini diluncurkan pada tahun 1956, mereka punya waktu untuk menyempurnakannya, tetapi saat ini, kita memiliki aturan terbodoh di dunia,” imbuhnya.

    Courbis mengambil contoh ada pemain bertahan seperti Achraf Hakimi yang layak memenangkan Ballon d’Or 2025.

    Tapi media-media ternama lebih fokus terhadap Ousmane Dembele dan Lamine Yamal yang berposisi menyerang.

    Oleh karena itu, Courbis meminta Ballon d’Or membuat dua trofi yakni penghargaan untuk penyerang dan penghargaan untuk pemain bertahan.

    “Yang saya minta adalah Ballon d'Or untuk menyerang dan Ballon d'Or untuk bertahan,” pungkas eks pelatih Olympique Marseille itu.

    Baca Juga: Tak Masuk Nominasi Ballon d'Or 2025, Cristiano Ronaldo: Itu Penghargaan Fiktif

    Sekadar informasi tambahan, Ballon d’Or sejatinya punya kategori sendiri untuk posisi dalam sepak bola.

    Untuk posisi kiper ada Yachine Trophy dan disusul Gerd Mueller Trophy yang diberikan untuk posisi penyerang.

    Selain itu ada pula Kopa Trophy yang diberikan untuk para pemain muda dari seluruh dunia dan Socrates Award untuk pesepak bola yang aktif di bidang kemanusiaan.

    Sayangnya France Football tak memberikan trofi untuk para gelandang dan juga para pemain bertahan.

    Terakhir kali pemain berposisi bek memenangi Ballon d’Or tercipta pada 2006 lewat Fabio Cannavaro.

    Sementara posisi gelandang tengah atau gelandang bertahan yang memenangi penghargaan itu tercipta pada 2024 lewat Rodri.

    Komentar
    Additional JS