Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Liga Indonesia Persebaya Surabaya Rasisme Sepak Bola Sepak Bola Indonesia Super League

    Tegas! Persebaya Surabaya Tolak Rasisme, Minta Maaf dan Siap Bersih-bersih Jelang Super League 2025/2026 - Jawa Pos

    2 min read

     Sepak bola Indonesia, Liga Indonesia, 

    Tegas! Persebaya Surabaya Tolak Rasisme, Minta Maaf dan Siap Bersih-bersih Jelang Super League 2025/2026 - Jawa Pos

    JawaPos.com — Persebaya Surabaya menyampaikan pesan tegas jelang bergulirnya Super League 2025/2026. Klub kebanggaan Bonek ini menyatakan sikap nol toleransi terhadap segala bentuk tindakan rasisme.

    Pernyataan itu dikeluarkan menyusul insiden tak pantas yang terjadi saat Team Launching Game melawan PSS Sleman pada 19 Juli lalu. Dalam momen tersebut, terdengar nyanyian bernada rasis dari sejumlah oknum suporter.

    Manajemen Persebaya Surabaya langsung merespons kejadian itu dengan permintaan maaf secara terbuka.

    Mereka menegaskan hal tersebut tidak mencerminkan semangat dan nilai yang dijunjung oleh Persebaya Surabaya selama ini.

    Baca Juga: Tak Jadi Pulang ke Persebaya Surabaya, Mahmoud Eid Malah Merapat ke Klub Raksasa Brunei? Intip Langkah Mengejutkannya!

    "Persebaya meminta maaf secara luas kepada kelompok, kota, atau etnis lain yang menjadi korban nyanyian rasis dan kebencian," tulis klub dalam pernyataan resminya.

    Mereka juga berkomitmen untuk melawan tindakan buruk serupa di musim ini dan seterusnya.

    Surabaya sebagai rumah besar bagi masyarakat yang heterogen menjadi dasar dari sikap tegas ini. Kota Pahlawan sudah lama dikenal sebagai tempat bersatunya berbagai suku dan etnis dalam harmoni yang kuat.

    Warga Jawa, Madura, Melayu, Sunda, Bugis, Ambon, Papua, Arab, hingga Tionghoa hidup berdampingan dan tumbuh bersama di Surabaya. Inilah nilai-nilai keberagaman yang seharusnya menjadi identitas Arek-Arek Suroboyo.

    Dalam sejarah perjuangan kemerdekaan pun, Surabaya tidak berjuang sendiri.

    Bung Tomo bersama pejuang dari berbagai latar belakang seperti Madura, Ambon, Papua, Arab, hingga Tionghoa, turut mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.

    Baca Juga: Ini Enam Senjata Pamungkas Persebaya Surabaya, Siap Jadi Mesin Gol dan Sabet Gelar Juara Super League 2025/2026?

    Fakta historis itu menunjukkan Surabaya adalah simbol keberanian sekaligus kebersamaan. Maka dari itu, tidak pantas jika ada perilaku diskriminatif atau superioritas etnis di tengah atmosfer sepak bola.

    Persebaya Surabaya menegaskan sepak bola seharusnya jadi ruang inklusif bagi siapa pun. Tidak boleh ada tempat bagi nyanyian bernada provokatif yang merendahkan atau mengajak membenci kelompok lain.

    Komentar
    Additional JS