bulu tangkis,
Anak Didik Herry IP Desak BWF Ubah Aturan Medis dan Gunakan VAR, Rexy Mainaky Pernah Interupsi Wasit demi Selamatkan Ganda Putri No.1 Malaysia - Semua Halaman - Bolasport

BOLASPORT.COM Pebulu tangkis ganda putra Malaysia, Aaron Chia, berharap Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) akan memperkenalkan teknologi asisten wasit video (VAR) dan mengubah aturan medis untuk turnamen.
Saran anak didik Herry Iman Pierngadi atau Herry IP itu muncul menyusul usulan BWF untuk meningkatkan hadiah uang secara signifikan dan memperpanjang durasi turnamen.
Meski pemain berusia 28 tahun itu menyambut baik perubahan tersebut, ia juga ingin melihat lebih banyak reformasi dalam olahraga tersebut.
"Ini langkah yang bagus untuk meningkatkan hadiah uang dan lebih baik bagi pemain untuk lebih banyak beristirahat dan memulihkan diri di antara pertandingan (jika turnamen diperpanjang)," kata Chia dilansir BolaSport.com dari The Star.
"BWF juga dapat mempertimbangkan untuk menyertakan VAR, seperti dalam sepak bola, untuk memeriksa apakah shuttlecock menyentuh pemain sebelum keluar, dan seterusnya."
"Membantu hakim servis saat memutuskan kesalahan servis juga bagus," katanya.
Chia melanjutkan dengan menekankan pentingnya BWF mengubah keputusan kontroversial tersebut, yang tidak mengizinkan pemain mendapatkan perawatan medis selama pertandingan.
Berdasarkan keputusan saat ini, yang diperkenalkan pada November, pemain hanya bisa mendapatkan perawatan selama jeda pertandingan.
"Yang terpenting adalah sisi medis. BWF perlu menyadari bahwa sementara beberapa pemain mungkin meminta perawatan medis untuk menunda pertandingan," tutur Chia.
"Sebagian besar pemain membutuhkannya saat mereka meminta bantuan dan tidak ingin membuang waktu dengan melakukan hal ini."
"Terkadang, kami benar-benar membutuhkan semprotan dingin atau plester. Kami telah melihat lawan kami terkilir pergelangan kakinya sebelumnya, tetapi wasit datang dan mengira mereka menunda."
Soal pengalaman penanganan medis yang kurang mengenakkan itu pernah dirasakan Direktur kepelatihan sektor ganda Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM).
Saat itu, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti bertemu ganda putri nomor satu Malaysia, Pearly Tan/Thinaah Muralitharan, pada babak kedua All England Open 2025.
Tan/Mutalitharan akhirnya menang dengan skor, 21-16, 21-14.
Setelah kesulitan untuk mengatasi permainan rival sulit mereka itu, Apri/Fadia sebenarnya mendapatkan momentum emas untuk membalikkan keadaan pada gim kedua.
Namun, interupsi Rexy Mainaky, yang berujung toleransi terhadap peraturan medis yang kontroversial memberi kepada kepada Tan/Muralitharan.
Saat skor 15-7 pada gim kedua untuk keunggulan wakil Malaysia, Pearly Tan mengalami cedera pergelangan kaki karena salah mendarat.
Tan salah mendarat karena berusaha menghindari Muralitharan yang berada di depannya setelah mengantisipasi bola lob dari Fadia.
Pertandingan dihentikan setelah pemain berusia 24 tahun asal Alor Setar tersebut berbaring sambil memegangi kaki kirinya.
Didampingi dokter turnamen, referee atau wasit turnamen memberi isyarat kepada perangkat pertandingan lainnya untuk membawa tandu ke dalam lapangan.
Namun, Tan memutuskan untuk melanjutkan pertandingan.
Thinaah berbicara dengan dokter dan referee, kembali dengan membawa cold spray atau semprotan pereda rasa nyeri.
Referee mencegah Thinaah saat berusaha memberkan penanganan secara mandiri.
Aturan baru Federasi Dunia Bulu Tangkis (BWF) yang dirilis pada 15 November 2024 menyebut pemberian cold spray hanya bisa dilakukan secara mandiri saat interval.
Awalnya, pemain hanya mendapat jatah satu kali semprotan dari tim medis tetapi bisa menggunakananya sewaktu-waktu selama memakai perlengkapannya sendiri.
Peraturan ini menjadi kontroversi karena dinilai membahayakan pemain jika memaksakan diri tetapi juga menghalangi mereka untuk berjuang hingga akhir.
Rexy lalu masuk ke lapangan untuk berbicara dengan referee mengenai situasi yang dialami anak asuhnya.
Setelah berdiskusi dengan legenda ganda putra Indonesia itu, referee mengarahkan Tan ke kursi pemain di mana dia akhirnya mendapatkan semprotan dari Thinaah.
Padahal jika menurut peraturan, pemberian semprotan medis seharusnya dilakukan pada interval berikutnya, yaitu jeda 2 menit menuju gim ketiga dan kalau terjadi rubber.
Pertandingan akhirnya dilanjutkan setelah terhenti selama 3 menit.
Kendati Tan masih pincang dan Apriyani/Fadia mengejar hingga terpaut tiga angka di 13-16, pasangan Malaysia akhirnya keluar sebagai pemenang.
0 Komentar