Sepak bola Indonesia,
Inter Milan Kirim Mata-mata untuk Pantau Jay Idzes, Ini 3 Alasan Kapten Timnas Indonesia Harus Pilih Nerazzurri - Semua Halaman - Bolasport
BOLASPORT.COM - Bek timnas Indonesia, Jay Idzes, semakin serius dipantau klub-klub top Liga Italia yang berminat merekrutnya dari Venezia.
Terbaru, Inter Milan dikabarkan terjun dalam perburuan kapten timnas Indonesia dan Venezia tersebut.
Menurut jurnalis spesialis mercato, Nicolo Schira, pihak Nerazzurri bahkan rutin memantau Idzes dengan mengirim mata-mata langsung ke stadion.
"Inter mengirimkan pemandu bakat ke Gewiss Stadium dua pekan lalu untuk menyaksikan pertandingan antara Atalanta dan Venezia."
"Tujuannya untuk memantau pemain bertahan Jay Idzes."
"Atalanta, Napoli dan Milan juga telah memantau pemain asal Indonesia ini dalam beberapa bulan terakhir," cuit Schira melalui akun centang birunya di X yang memiliki 341 ribu pengikut.
Selain empat klub top di atas, pemuda 24 tahun kelahiran Belanda itu juga kabarnya diminati Juventus, Udinese, serta sejumlah klub Spanyol dan Bundesliga.
Di tengah ramainya peminat, Inter bisa menjadi destinasi paling menggiurkan bagi Idzes untuk melabuhkan kariernya musim depan.
BolaSport.com merangkum tiga alasannya.
1. Pindah ke klub terbaik

Dalam siniar di kanal Thom Haye beberapa waktu lalu, kedua pilar timnas Indonesia ini membahas pilihan Idzes hijrah ke Liga Italia sudah tepat untuk kariernya.
Serie A merupakan sekolah terbaik bagi para pemain bertahan.
Prospek kepindahan ke Inter Milan bakal semakin ideal karena mereka bisa dibilang klub terbaik Italia beberapa tahun ke belakang.
Inter menjuarai Serie A dua kali dalam empat tahun terakhir, dan musim ini bersaing untuk titel berikutnya, serta performanya juga stabil di Liga Champions.
Kepindahan dari klub papan bawah ke tim kandidat juara dapat menjadi lonjakan karier yang pesat untuk Idzes.
2. Sistem permainan ideal

Apabila pindah ke Inter (dengan catatan tetap dilatih Simone Inzaghi), Idzes tak akan canggung lagi memainkan perannya di lini belakang.
Secara prinsip, Inzaghi dan Eusebio Di Francesco sama-sama mengandalkan formasi tiga bek sentral.
Kebisaan Idzes menempati semua pos di lini belakang dengan menjadi bek sentral-kanan, tengah, atau kiri, cocok dengan sistem permainan Inter.
Dalam skema Inzaghi, mereka juga rutin melakukan permutasi sesuai kondisi dan kebutuhan di sektor tersebut.
Kompetisi memang bakal sengit di Inter, tetapi padatnya jadwal pertandingan tetap membuka peluang Idzes bersaing demi jatah tampil.
Inter juga pasti membutuhkan kedalaman skuad yang mumpuni dan Idzes bakal menjadi salah satu opsi menarik buat memperkaya pilihan.
3. Belajar dari guru terbaik

Berada di sekolah dan kelas terbaik akan semakin lengkap jika Idzes belajar dari guru terbaik pula.
Di skuad Inter bercokol para defender top dengan berbagai atribut spesial tambahannya.
Mulai dari Alessandro Bastoni dengan distribusi sekelas playmaker, Stefan de Vrij si raja udara, atau Francesco Acerbi dengan man-marking level wahid.
Idzes kerap dipuji berhasil menjinakkan striker elite Liga Italia semodel Romelu Lukaku, Mateo Retegui, hingga Dusan Vlahovic.
Khusus bidang ini, dia bisa lebih banyak menimba ilmu kepada Acerbi, si dedengkot 37 tahun yang biasanya ditugaskan menempel striker tajam di kubu lawan.
Melihat kesuksesan Acerbi bikin frustrasi Erling Haaland hanya sebuah contoh pelajaran langka yang dapat diperoleh Idzes kalau berguru di Inter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar