Bulutangkis Indonesia Nirgelar di Eropa, Taufik Hidayat Bingung

-
Wakil Ketum I PBSI Taufik Hidayat menyayangkan hasil tim bulutangkis Indonesia nirgelar di tur Eropa. Padahal dari segi dukungan dan fasilitas untuk pemain semua terpenuhi.
Hal itu disampaikannya seusai melakukan evaluasi internal dengan para pelatih dan atlet-atlet senior di Pelatnas PBSI, Cipayung, pada Rabu (26/3/2025) siang.
Indonesia baru saja menyelesaikan empat turnamen yang diawali dengan German Open, Orleans Masters, All England, dan Swiss Open periode 25 Februari hingga 23 Maret 2025.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari kesemua turnamen tersebut, hasil terbaik yang dipersembahkan atlet ialah runner up. Bahkan, All England untuk kali pertama sejak 2021, Indonesia tak mendapatkan gelar, usai Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana yang menjadi harapan terakhir juga takluk di partai final.
"Iya memang ada beberapa yang bagus tapi kan orang melihatnya pasti general, bagus tapi belum ada juara. Tapi kita melihat dari bawahnya ini ada naik turun. Kita harus akui, apapun yang terjadi mereka butuhnya nomor 1, nggak butuh nomor 2, 3, 4," kata Taufik Hidayat saat ditemui di Pelatnas PBSI, Cipayung.
"Kami tadi juga baru evaluasi bersama pelatih, ada beberapa pemain senior juga, karena ke depannya akan ada Badminton Asia Championship dan Sudirman Cup. Siapa yang siap? Gitu lo. Kalau enggak siap jujur dari sekarang lebih baik tak berangkat."
"Nah, memang yang kami evaluasi bukan hanya Eropa saja, kita evaluasi dari Januari. Januari -Februari kan banyak pertandingan, banyak lah yang belum maksimal hasilnya," ujarnya.
Berkaitan dengan itu, Taufik Hidayat juga mempertanyakan komitmen dari para atlet. Sebab, jika bicara dukungan dan fasilitas untuk menyokong kualitas atlet sudah terpenuhi.
"Kita pasti semua bukan hanya pemain, pengurus semua juga (ingin) ada yang juara. Kemarin kan semua final saja, apalagi di All England hanya Leo/Bagas, yang diharapkan, eh kalah juga," tutur peraih medali emas Olimpiade 2004 Athena.
"Makanya, saya bingung juga dari pengurus apalagi sih yang kurang? Semua, sampai saya tanya, ya jujur saya pemain maunya apa lagi? Semua fasilitas sudah disiapkan semua, pelatih, apa semua."
"Makanya yang sekarang itu kan, ada beberapa pelatih dari sebelumnya yang ada di sini, ada yang baru itu kan tergantung dari pemainnya. Dari 1 sampai 10, kita siapkan 1-9, 10-nya yang menentukan atletnya di lapangan."
"Makanya sekali lagi mau menagih juga pada atletnya, komitmennya seperti apa untuk ke depan. Apalagi yang senior, yang levelnya sudah top ten. Ya yang ganda juga sama walau belum di top ten tapi mereka sudah lama, meski baru dipindah pasangannya," ujar Wamenpora berusia 43 tahun ini.
"Tapi mudah-mudahan ke depannya lebih baik karena untuk sesuatu yang baru tak bisa instan, meski merubah model kayak karakter, mindset mereka. Ya saya tak mau membandingkan dengan yang lama, tapi ke depannya kita harus sudah lebh baik juga. Ini kan sesuatu banyak diubah ya dari teknik, fisik, semuanya. Memang tak gampang," ujar Taufik.
(mcy/aff)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar