Sepak bola Indonesia,
Alasan Dibalik Julukan 'The Reds' untuk Timnas Bahrain yang Siap Dihadapi Garuda!
-
Tim nasional (Timnas) sepak bola Indonesia siap menghadapi Bahrain dalam laga kandang babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Pertandingan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (25/3/2025) pukul 20.45 WIB.
Dikutip dari detikSport, ini merupakan laga yang sangat penting bagi squad Garuda. Indonesia dinilai wajib menang untuk bisa terus melaju ke Piala Dunia 2026.
Ini bukan pertama kalinya Indonesia bertemu Bahrain pada Kualifikasi Piala Dunia 2026. Pertemuan terakhir keduanya memberikan hasil imbang dengan skor 2-2.
Sama seperti Timnas Indonesia yang punya julukan Garuda, Bahrain juga punya julukan bagi timnas sepak bolanya. Mereka dipanggil dengan The Reds.
Makna Julukan The Reds Bahrain
Julukan The Reds atau dalam bahasa Indonesia Si Merah, identik dengan warna jersey (seragam tim sepak bola) dari Timnas Bahrain. Merah juga dinilai sebagai warna kebesaran yang hadir pada bendera negara tersebut.
Warna merah pada bendera Bahrain tak lepas dari sejarah peperangan dan pembajakan yang ada di pantai selatan Teluk Persia. Mengutip Ensiklopedia Britannica, pada 1820 Inggris menegakkan perdamaian di negara-negara Arab.
Selama perjuangan, beberapa negara Arab mengibarkan bendera merah polos termasuk Bahrain. Tetapi setelah hadirnya Perjanjian Umum Perdamaian, Inggris meminta agar mereka menyertakan warna putih pada bendera merah polos itu.
Hingga akhirnya terbentuk merah dan putih pada bendera dan menjadi warna kebanggaan negara tersebut. Namun tidak diketahui secara pasti kapan bendera merah-putih pertama Bahrain ditetapkan.
Tetapi pengakuan diberikan kepada bendera tersebut pada tahun 1933 di bawah pengaruh penasihat Inggris, Charles Belgrave. Setelah Inggris mulai menarik diri dari Timur Tengah, Bahrain diakui sebagai negara merdeka pada 15 Agustus 1971.
Sejak merdeka, undang-undang bendera pertama negara tersebut mulai berlaku pada 19 Agustus 1972. Selama tiga dekade, garis pemisah antara warna putih dan merah di bendera Bahrain ditampilkan dalam dua jenis yakni lurus dan bergerigi.
Namun, pada 14 Februari 2002, desain bendera terbaru diadopsi. Bendera ini menetapkan bahwa garis pemisah putih dan merah harus bergerigi menjadi lima segitiga putih.
Sejarah Sepak Bola di Bahrain
Dilansir dari Buku How Britain Brought Football to the World oleh Stuart Laycock dan Philip Laycock dijelaskan bahwa Inggris tak bisa dilepaskan dari sejarah sepak bola Bahrain. Dari 1926-1957, Bahrain dipimpin oleh Sir Charles Dalrymple Belgrave.
Belgrave menjabat sebagai kepala administrator bagi para penguasa di Bahrain. Ia juga punya kekuasaan yang luas atas perkembangan di negara itu.
Salah satu perkembangannya adalah sepak bola. Pada 1928, klub-klub olahraga mulai didirikan. Salah satunya klub sepak bola yang kemudian menjadi Al-Muharraq FC.
Klub tersebut disebut jadi yang terbesar dan tersukses di Bahrain. Hingga pada 1931, sebuah kejuaraan digelar dan diperebutkan oleh tim-tim RAF dan perusahaan.
Selama Perang Dunia Kedua, Bahrain selalu berada di pihak sekutu. Negara tersebut pernah dibom oleh pesawat pengebom jarak jauh Italia yang menargetkan industri minyak.
Meski pemboman itu terjadi, Bahrain tidak terpuruk dan tetap maju dalam industri minyak serta sepak bola. Semangat sepak bola di Bahrain semakin berkembang setelah perang dunia selesai.
Saat 1957, terbentuklah sebuah asosiasi sepak bola dan 1959 tim nasional Bahrain terlahir. Tim tersebut mendapat bimbingan dari berbagai manajer asal Inggris selama bertahun-tahun dan meraih kemenangan.
Contohnya, pada 2019 ketika Bahrain memenangkan kejuaraan West Asian Football Federation Championship dan Gulf Cup di tahun yang sama. Pada 2014, Bahrain juga membentuk tim nasional sepak bola wanita yang mampu menciptakan sejarah.
Yakni menjadi tim wanita Arab pertama yang menghadapi tim Eropa.
Begitulah makna hingga sejarah sepak bola di Bahrain. Kalian nobar Indonesia vs Bahrain nggak?
Simak Video "Video Marselino Cs Siap Tampil Mati-matian Lawan Bahrain: Kita Harus Optimis"
(det/nwy)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar