Indonesia Masters 2025 - Fajar/Rian Bawa Ambisi Besar Teruskan Estafet Ahsan/Hendra - Semua Halaman - Bolasport
Bulu Tangkis Indonesia
Indonesia Masters 2025 - Fajar/Rian Bawa Ambisi Besar Teruskan Estafet Ahsan/Hendra - Semua Halaman - Bolasport
TOMMY NICOLAS/BOLASPORT.COM
Ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto saat bermain pada babak 16 besar Indonesia Masters 2025 di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (23/1/2025).
BOLASPORT.COM - Ganda putra Tanah Air, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, siap membawa tanggung jawab besar dalam memasuki perempat final Indonesia Masters 2025.
Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto lolos ke perempat final Indonesia Masters 2025 dengan diikuti banyak ekspektasi.
Ekspektasi pertama terkait dengan keberadaan mereka sebagai nyawa terakhir ganda putra yang bertahan di ajang ini.
Lima dari enam ganda putra yang bertanding sudah gugur duluan.
Hanya Fajar/Rian yang tersisa sendirian mencapai fase delapan besar di tengah harapan meraih gelar juara di rumah sendiri, di Istora Senayan, Jakarta.
Baca Juga: Indonesia Masters 2025 - Makna Sujud Mohammad Ahsan di Laga Perpisahan
Proses kemenangan mereka dari babak pertama hingga babak kedua pun terbilang belum memuaskan.
Hari ini, peraih dua gelar All England Open itu terpaksa menjalani laga tiga gim kontra wakil non-unggulan, Low Hang Yee/Ng Eng Cheong asal Malaysia.
Fajar/Rian bahkan kehilangan gim pertama lebih dulu.
Sadar bahwa sekarang mereka jadi satu-satunya tumpuan, mereka mengaku sangat kurang puas dengan cara kemenangan yang didapatkan.
"Evaluasi hari ini mungkin beberapa pertandingan kami di gim pertama itu kalah," kata Fajar dalam konferensi pers pascalaga, kepada awak media termasuk BolaSport.com.
"Jadi memang harus dipersiapkan dari awal dengan strategi yang lebih tepat lagi untuk mengatasi lawan."
"Karena dilihat-lihat, dari awal 2025 kami bermain di babak pertama seperti itu, sekarang terulang lagi. Jadi kami harus lebih cepat mengantisipasi lawan," ujar Fajar.
Selain dari faktor diri sendiri, Fajar juga mengungkap tantangan lain yang mereka hadapi di Istora: angin.
"Situasi lapangan sama seperti tahun sebelumnya, indonesia terkenal ada masalah angin, ada sisi lapangan yang menang angin, ada yang kalah angin," kata pemain besutan SGS Bandung itu.
"Tapi itu tidak bisa dipungkiri, Indonesia cuacanya panas, perlu pakai AC (pendingin ruangan) yang mana hal tersebut memengaruhi laju shuttlecock," jelasnya.
Adapun ekspektasi kedua muncul bersamaan dengan pensiunnya pasangan legendaris Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.
Ahsan/Hendra telah merampungkan pertarungan mereka pada hari ini, Kamis (23/1/2025), setelah kandas di hadapan ganda Malaysia, Roy Yap King/Junaidi Arif.
Indonesia Masters 2025 menjadi turnamen perpisahan bagi pasangan yang awet bersaing di level elit meski sudah berusia di atas 35 tahun.
Beban Fajar/Rian makin terasa besar karena ganda putra Indonesia belum berhasil memetik gelar juara. Ini ditambah status mereka sebagai pasangan paling senior.
"Mau tidak mau memang harus karena kami paling tua di PBSI," jawab Fajar saat ditanya tentang misi meneruskan estafet Ahsan/Hendra.
"Tidak terasa dari dulunya kami yang paling muda masuk, sekarang paling tua.
"Memang usia bertambah terus, dan kami harus jadi salah satu contoh yang baik, dalam hal karakter saat berlatih maupun di luar lapangan untuk junior-junior lainnya."
"Apalagi tahun ini yang keluar (dari pelatnas karena pensiun) bukan hanya The Daddies, tetapi juga Minions (Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo).
"Jadi saya yang tadinya merasa muda, sekarang jadi berasa tua," ungkap Fajar.
Tugas Fajar/Rian akan makin menantang dalam mewujudkan ambisi juara di rumah sendiri.
Mereka akan melawan ganda putra China, Xie Hao Nan/Zeng Wei Han, di laga perempat final yang berlangsung pada Jumat (24/1/2025),
Komentar