Dicoret Suwon FC, Media Korea: Pratama Arhan Bukti Produk Gagal Asia Tenggara Berkedok Pemasaran - Semua Halaman - Bolanas
Sepak Bola Indonesia,
Dicoret Suwon FC, Media Korea: Pratama Arhan Bukti Produk Gagal Asia Tenggara Berkedok Pemasaran - Semua Halaman - Bolanas
Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Suwon FC telah resmi melepas Pratama Arhan usai kontraknya berakhir pada 31 Desember 2024.
Tak hanya Arhan, klub Korea Selatan itu juga mencoret beberapa pemainnya setelah berakhirnya musim 2024.
Pratama Arhan nyaris tak pernah dimainkan selama berada di Suwon FC.
Dilansir dari Transfermarkt, bek kiri timnas Indonesia itu bahkan hanya empat kali menghiasi bangku cadangan.
Arho, sapaan akrabnya, memang telah gagal dalam debutnya di K-League 1.
Dimainkan sebagai pengganti pada menit ke-73, Arho justru mendapat kartu merah setelah tiga menit di lapangan pada laga Suwon Vs Jeju United, 26 Mei 2024.
Setelah itu, Arhan dicoret dari skuad dan baru masuk line-up kembali pada laga kontra Ulsan Hyundai dan Gimcheon Sangmu.
Namun, Arhan kembali tidak masuk skuad dalam 10 laga beruntun sampai akhirnya diberi kesempatan main lawan Pohang Steelers.
Pemain dengan keahlian lemparan ke dalam itu cuma bermain satu menit setelah itu hilang lagi dari skuad.
Kini, ia resmi dilepas oleh Suwon FC setelah kontraknya berakhir per 31 Desember 2024.
Media Korea, Nate, menguak transfer Arhan yang ternyata tak lebih dari pendulang popularitas bagi Suwon FC di media sosial.
Skill Arhan dianggap di bawah standar pemain yang dibutuhkan di Liga Korea.
"Alasan kegagalan pemasaran di Asia Tenggara adalah karena keterampilan sebagian besar pemain berada di bawah standar," tulis Nate.
"Karena skill mereka yang kurang bagus untuk bermain dalam permainan."
"Tidak ada pengaruh pemasaran yang signifikan kecuali peningkatan jumlah pengikut di media sosial klub saat pertama kali bergabung dengan tim," lanjutnya.
Benar saja, popularitas Suwon di media sosial langsung meningkat saat pertama kali kedatangan Arhan.
Followers di media sosial bertambah dua kali lipat saat Arhan bergabung.
Hal yang sama juga terjadi pada Asnawi Mangkualam yang sempat menjadi andalan di Jeonnam Dragons.
Akan tetapi, karier Asnawi mentok di K-League 2 sebelum akhirnya hijrah ke Liga Thailand.
Ini menjadi pembelajaran berharga bagi pemain Asia Tenggara khususnya Indonesia yang hendak berkarier di Korea.
Bahwa dibutuhkan skill mumpuni supaya tidak hanya menjadi duta popularitas yang tak berdampak pada kekuatan dan finansial klub.
Komentar