Curhat PSSI, Susahnya Cari Pemain Diaspora untuk Timnas Wanita Indonesia - Semua Halaman - Bolasport
Sepak Bola Indonesia
Curhat PSSI, Susahnya Cari Pemain Diaspora untuk Timnas Wanita Indonesia - Semua Halaman - Bolasport
BOLASPORT.COM - Anggota Exco PSSI, Vivin Cahyani, mengatakan susahnya untuk mencari pesepakbola wanita terbaik di Indonesia dan luar negeri (Diaspora).
Kata Vivin Cahyani, situasi ini berbeda dengan pesepakbola pria yang sangat mudah menemukan datanya.
Meski begitu, Vivin Cahyani mengatakan PSSI akan terus berjuang untuk mencari talenta-talenta terbaik demi Garuda Pertiwi.
Saat berbincang bersama awak media termasuk BolaSport.com, Vivin Cahyani mengatakan bahwa database untuk pemain-pemain Diaspora itu tidak banyak.
Saat ini ada beberapa pemain keturunan yang memperkuat timnas wanita Indonesia.
Mereka adalah Katharina Stalin, Sydney Hooper, Kayla Ristianto, Noa Leatomu, dan Estella Loupatty.
Saat ini, timnas wanita Indonesia kedatangan Iris de Rouw di Surabaya, Jawa Timur.
Pemain berusia 19 tahun itu berposisi kiper dan saat ini membela klub tertinggi Liga Belanda, Sparta Rotterdam.
Ada juga Bente Frieser yang sedang menjalani seleksi bersama timnas wanita Indonesia di Surabaya.
Pemain berposisi striker itu mau dilihat terlebih dahulu kelayakannya oleh pelatih timnas wanita Indonesia, Satoru Mochizuki.
"Sebenarnya mencari pemain untuk putri itu tidak semudah putra karena porsinya juga tidak banyak."
"Contoh di Diaspora itu mereka tidak terlalu berani mengambil risiko karena pertimbangannya jauh lebih panjang dan berlapis-lapis, baik dari anaknya sendiri maupun orang tua," kata Vivin Cahyani.
Kata Vivin Cahyani, kalau pesepakbola putra itu lebih bebas dan dilepas oleh orang tuanya.
Sedangkan pesepakbola putri harus berpikir dua kali lantaran melihat situasi sepak bola wanita di Indonesia juga belum berjalan.
Baca Juga: Timnas Indonesia Belum Latihan, Patrick Kluivert Sudah Minta 1 Permintaan ke PSSI
Perlu diketahui, Liga Putri Indonesia terakhir kali bergulir pada Liga 1 2019.
Sempat ada Liga 1 2020, namun berhenti karena Covid-19.
Meski tidak ada kompetisi, PSSI tetap menggulirkan beberapa turnamen untuk sepak bola wanita.
PSSI juga masih belum berani menggulirkan lagi Liga 1 Putri dalam waktu dekat ini.
"Jadi pemain Diaspora itu juga melihat kompetisi putri di Indonesia yang belum berjalan, lalu juga rankingnya masih 97 FIFA."
"Jadi kami harus bisa mengukur bahwa pilihan kami untuk mencari pemain Diaspora itu tidak banyak."
"Kami sadar, kami harus melakukan pembenahan di Indonesia, tapi kami juga sambil mencari pemain Diaspora dan ternyata pilihannya tidak banyak," kata Vivin Cahyani.
Baca Juga: Man United Ditolak Mentah-mentah, Klub Milik Orang Indonesia Tak akan Jual Patrick Dorgu
Vivin Cahyani mengerti dengan desakan netizen yang meminta PSSI untuk terus menambah pemain Diaspora ke timnas wanita Indonesia, sambil membenahi kompetisi lokal.
Usulan itu ditampung dan dibahas di internal agar kompetisi sepak bola wanita bisa bergulir lagi.
Sementara untuk timnas Indonesia putra, sudah hampir 17 pemain Diaspora yang bergabung.
Kualitas mereka pun bagus-bagus, dan bahkan ada yang bermain di kompetisi sepak bola kasta tertinggi di Eropa.
"Gini, timnas wanita Belanda itu peringkat sembilan FIFA, sedangkan kami masih di posisi ke-97."
"Jadi mungkin bisa dibayangkan itu bagaimana situasi mereka untuk pikir dua kali," tutup Vivin Cahyani.
Komentar