Borneo FC Resmi Pecat Pieter Huistra, Bukti Kejamnya Liga 1 Indonesia Masih Nyata - Halaman all - TribunNews

 Sepak Bola Indonesia,Liga Indonesia 

Borneo FC Resmi Pecat Pieter Huistra, Bukti Kejamnya Liga 1 Indonesia Masih Nyata - Halaman all - TribunNews

TRIBUNNEWS.COM - Borneo FC secara resmi telah memecat Pieter Huistra dari jabatannya sebagai pelatih utama, Rabu (15/1/2025) hari ini. Bukti kejamnya kompetisi Liga 1 Indonesia nyatanya masih ada.

Meskipun belum ada rilis resmi Borneo FC soal keputusan pemberhentian pelatih asal Belanda tersebut.

Laman resmi Borneo FC yang menginformasikan soal jajaran nama pelatih diketahui sudah tidak lagi mencantumkan nama Pieter Huistra, hal itu seakan menjadi konfirmasi kuat kebenaran informasi ini.

Kepastian pemecatan Pieter Huistra semakin menguat setelah salah satu akun instagram @pengamatsepakbola mengonfirmasi hal ini.

"Borneo FC Samarinda mengakhiri kerjasama dengan pelatihnya, Pieter Huistra," tulis @pengamatsepakbola dalam captionnya.

Pemecatan Pieter Huistra jelas tidak bisa dilepaskan dari tren buruk yang dialami Borneo FC akhir-akhir ini.

Baca juga: Hasil Klasemen Liga 1: Kejutan Semen Padang Mentas dari Zona Merah, Tren Minor Borneo FC Berlanjut

Sempat bersaing ketat di papan atas klasemen Liga 1, posisi Borneo FC anjlok sampai ke urutan kesepuluh.

Rentetan hasil mengecewakan Borneo FC dalam beberapa pekan terakhir diyakini sebagai alasan utama pemecatan Pieter Huistra.

Teranyar, Borneo FC secara mengejutkan dipermalukan Semen Padang dengan skor 1-3 di kandang, tadi malam.

Kekalahan dari Semen Padang membuat Borneo FC memperpanjang tren buruk yang kalah tiga laga beruntun.

Sebelum kalah di tangan Semen Padang, Borneo FC tumbang melawan Persebaya (2-1) disusul Persik Kediri (0-4).

Tiga kekalahan beruntun, termasuk dua diantaranya terjadi di kandang akhirnya membuat Pieter Huistra harus pergi.

Bahkan, Borneo FC juga sempat dibantai Buriram United dengan skor 4-0 pada laga Asean Club Championship.

Di mana laga melawan Buriram United digelar sebelum laga melawan Semen Padang yang berakhir dengan kekalahan.

Hingga pada akhirnya, karier kepelatihan Pieter Huistra menangani Borneo FC harus berakhir dengan cara kejam.

Pemecatan yang diterima Pieter Huistra seakan menunjukkan klub Liga Indonesia serasa tidak pandang bulu dalam memecat pelatih.

Tak peduli pelatih tersebut sempat mampu membawa tim besutannya bertaji di musim sebelumnya, ancaman pemecatan tetap saja mengintai.

Seperti yang baru saja dirasakan Pieter Huistra yang musim lalu sempat membawa Borneo FC menjadi juara reguler series Liga 1 2023/2024.

Sejak ditunjuk sebagai pelatih Borneo FC per Februari 2023, Pieter Huistra sebenarnya mampu konsisten membawa tim Pesut Etam bersaing di papan atas klasemen.

Ketika ditunjuk sebagai pelatih baru Pesut Etam, Pieter Huistra mampu menyelamatkan musim Borneo FC.

Borneo FC kala itu mampu dibawa Pieter Huistra finish di peringkat keempat klasemen akhir Liga 1 2022/2023.

Lalu pada musim penuh pertamanya, Pieter Huistra membawa Borneo FC menjuarai reguler series Liga 1 sebelum akhirnya gagal juara di Championship Series.

Puncaknya, Pieter Huistra yang sempat membawa Borneo FC bersaing kembali di papan atas klasemen awal musim ini mendadak dipecat gegara rentetan hasil buruk timnya akhir-akhir ini.

Jika dirinci, Pieter Huistra mendampingi Borneo FC sebanyak 72 laga dengan rata-rata 1,79 poin per laganya.

Catatan 38 kemenangan, 15 hasil imbang dan 19 kekalahan mewarnai karier Pieter Huistra sebagai pelatih Borneo FC.

Kini, Pieter Huistra resmi menjadi pelatih kedelapan yang dipecat gegara kejamnya kompetisi Liga 1 Indonesia.

Sebelumnya sudah ada tujuh pelatih yang mengalami nasib sama yakni dipecat seperti yang dirasakan Pieter Huistra.

Bahkan dalam enam laga pembuka, sudah ada tiga pelatih dipecat mulai dari Juan Esnaider (PSBS Biak), Hendri Susilo (Semen Padang) hingga Widodo Cahyono Putro (Madura United).

Setelahnya ada Milomir Seslija (Persis Solo), Wagner Lopes (PSS Sleman), Joel Cornelli (Arema FC) dan Paulo Menezes (Madura United).

Melihat tren pemecatan pelatih yang masih marak di kompetisi Liga 1 Indonesia, hal itu seakan masih menjadi kebiasaan ataupun tradisi yang tentu menimbulkan prokontra.

Yang paling utama, tren klub Indonesia bergonta-ganti pelatih menjadi bukti bahwa kompetisi sepak bola tanah air terutama Liga 1 memang kejam setiap musimnya.

Dan sekali lagi, Pieter Huistra menjadi korban teranyar dari kejamnya kompetisi Liga 1 2024/2025.

(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)

Baca Juga

Komentar

Opsi Arena

 Pusatin Sports 


 Postingan Lainnya 

Informasi Olahraga Terbaru - Google Berita