Pesan Lama Alfred Riedl Heboh Lagi saat Shin Tae-yong Bawa Timnas Indonesia ke Level Dunia
Suara.com - Jagat media sosial, khususnya di kalangan pecinta sepak bola Tanah Air, dibuat heboh dengan pesan lama Alfred Riedl ke Timnas Indonesia. Pernyataan ini kembali dikenang saat Timnas Indonesia era Shin Tae-yong hampir tembus Piala Dunia 2026.
Pesan lama tersebut diberikannya pada 2016 silam, saat Alfred Riedl memimpin Timnas Indonesia di Piala AFF 2016.
Dalam wawancaranya, Alfred Riedl membicarakan soal negara Indonesia yang dinilainya gila bola, namun tak memiliki fondasi yang kuat.
“Seperti yang Anda tahu, Indonesia adalah negara yang gila sepak bola. Fondasinya tidak terlalu kuat, tapi orang-orang di luar sangat gila (sepak bola),” katanya dikutip dari kanal YouTube ASEAN United FC.
“Untuk memenangkan piala ini, memenangkan AFF itu sangat penting. Karena itu akan mendorong semua untuk berinvestasi di sepak bola, untuk membantu sepak bola,” lanjutnya.
Investasi yang dimaksud pelatih asal Austria itu bukan hanya soal uang, tapi juga ilmu agar sepak bola Indonesia makin maju di masa depan.
“Saya tak berbicara soal uang. Tapi mungkin kita mendapat akademi atau apapun, beberapa sekolah olahraga untuk anak-anak. Itu akan lebih bagus agar banyak orang bergabung timnas,” pungkasnya.
Instagram sepak bola, @bolalapak kembali mengunggah ulang kutipan Alfred Riedl tersebut. Video itu disukai 75 ribu kali lebih.
Netizen yang berkomentar pun membandingkan era Alfred Riedl dengan Shin Tae-yong saat ini. Mereka banyak yang memuji pelatih yang sudah meninggal dunia itu adalah sosok pelatih sepak bola hebat dan mempunyai visi jauh ke depan.
Baca Juga: Liburan di Bali, Cara Maarten Paes dan Luna Bijl Makan Bubur Ayam Bikin Salfok Netizen
"Pelatih hebat, tapi di khianati pemainnya sendiri," kata @got***.
"Sekarang Timnas kita udah hebat coach...pendukungnya juga tetap hebat..." kata @nie***.
"sayang banget beliau sudah gaada sebelum melihat timnas era yg sekarang," tulis@icf***.
"Beliau 1 dari 4 pelatih paling berkesan buat Indonesia : Pogacnik , Kolev , Riedl , dan Shin ," tulis @adi***.
"Biar bagmn pun tetap alfed rield pelatih terbaik yg pernah dimiliki Indonesia Rip legend," tulis @wil***.
Pesan Alfred Riedl tersebut hadir sebelum Timnas Indonesia menghadapi Vietnam di semifinal Piala AFF 2016. Saat itu, skuad Garuda mampu meraih kemenangan agregat 4-3 atas rivalnya dan melangkah ke final.
Nahas, di babak final Timnas Indonesia dan Alfred Riedl harus kehilangan gelar di depan mata. Usai menang 2-1 atas Thailand di leg pertama, tim Merah Putih tumbang 0-2 di leg kedua.
Kekalahan tersebut menjadi kekalahan menyakitkan kedua bagi Alfred Riedl dan Timnas Indonesia. Jauh sebelum itu, keduanya hampir meraih gelar di Piala AFF 2010.
Di final Piala AFF 2010, Timnas Indonesia harus tumbang 0-3 di leg pertama di markas Malaysia, sebelum menang 2-1 atas Harimau Malaya di Stadion Gelora Bung Karno (GBK).
Usai Alfred Riedl mundur usai Piala AFF 2016, Timnas Indonesia mengalami keterpurukan di Piala AFF 2018.
Namun era kegelapan itu mulai sirna setelah PSSI menunjuk Shin Tae-yong sebagai pelatih di akhir tahun 2019.
Pada turnamen pertamanya sebagai pelatih, Shin Tae-yong mampu membawa Timnas Indonesia ke final Piala AFF 2020 sebelum dibekuk oleh Thailand.
Kendati gagal di edisi 2022, Shin Tae-yong mampu berbicara banyak di ajang lainnya seperti Piala Asia 2023, Piala Asia U-23 2024, dan kini di Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Karena sama-sama berhasil mengangkat derajat Timnas Indonesia, dampak yang diberikan Alfred Riedl dianggap serupa dengan Shin Tae-yong.
Kini, Shin Tae-yong punya kesempatan untuk bisa memenuhi mimpi Alfred Riedl dan mimpi pecinta sepak bola Indonesia, yakni meraih gelar juara di ajang Piala AFF.
Sekadar informasi, Alfred Riedl merupakan pelatih Timnas Indonesia pada 2010/2011, 2013/2014, dan 2015/2016. Dalam tiga periode itu, ia dianggap sebagai ‘Messiah’ sepak bola Tanah Air.
Selain mencapai final Piala AFF sebanyak dua kali, Alfred Riedl mampu menaikkan ranking Timnas Indonesia dari peringkat 144 dunia menjadi peringkat 127 dunia padda 2010.
(Felix Indra Jaya)
Komentar