Irwansyah: Bangga Latih Indonesia, Akui Tanda-tanda Tak Lanjut Kontrak
Senin, 25 Nov 2024 17:58 WIB
Jakarta, CNN Indonesia--
Pelatih kepala tunggal putra Pelatnas Cipayung PBSI, Irwansyah buka suara soal rumor kepergian dirinya untuk ke luar negeri.
Irwansyah jadi pelatih kepala tunggal putra sejak 2022. Sejak saat itu, ia bertanggung jawab penuh memegang program tunggal putra.
Di pengujung tahun 2024, nama Irwansyah dikaitkan dengan rumor bahwa dirinya merapat ke India dan bakal jadi pelatih di sana mulai tahun depan. Kabar tersebut terbilang mengejutkan penggemar badminton Indonesia.
Bagaimana situasi yang terjadi. Berikut wawancara CNNIndonesia.com dengan Irwansyah:
Sebenarnya, bagaimana posisi anda sebagai pelatih dan kaitannya dengan rumor yang beredar?
Jadi begini, memang kemarin itu ada pembicaraan dari India, Singapura, dan negara lain. Tapi memang enggak ada tanda tangan kontrak. Pembicaraan saja.
Saya lihat yang di PBSI, ada tanda-tanda saya ini kayak enggak dipakai lagi tahun depan.
Sebab saya juga menunggu. Saya juga menunggu kepastiannya, dipakai lagi atau enggak itu memang belum ada.
Sedangkan bulan Desember ini sudah habis kontrak pelatih. Makanya dari negara lain ada telepon. Saya juga tak tahu mereka dapat nomor telepon saya dari mana.
Ada tanda-tandanya saya tidak dipakai lagi. Saya tidak diberangkatkan ke China, tadinya dijadwalkan berangkat ke China.
Saya berpikir bahwa kontrak berakhir di bulan Desember. Maunya masih membawa mereka [ke turnamen], tetapi saya sudah enggak berangkat ke China.
Ada pembicaraan PBSI ke pelatih setelah Olimpiade, baik itu evaluasi atau rencana ke depan?
Kalau ke saya pribadi, enggak ada. Karena memang mungkin pergantian pengurus, semuanya pada sibuk.
Di satu sisi, saya menunggu sedangkan batas waktu makin dekat. Minggu depan sudah Desember.
Saya masih enggak tahu kepastiannya bagaimana. Sedangkan saya pribadi adalah tulang punggung keluarga, harus men-support keluarga. Apalagi saya juga membiayai orang tua.
Dari Singapura dan India, sudah ada offering atau masih penjajakan awal?
Memang sudah ada pembicaraan seperti itu makanya saya juga lagi menunggu kabar di sini juga.
Saya bilang, akhir Desember ini memang masa kontrak kita habis. Diperpanjang atau engenggak, saya enggak tahu tetapi negara-negara lain itu sudah ada menghubungi saya.
Jujur, saya bangga dengan melatih di negara kita sendiri. Dengan melatih di tunggal putra Indonesia, satu kebanggaan melatih tim nasional.
Tetapi kalau memang misalnya kita enggak dipakai lagi, kita mau bagaimana. Dan ciri-cirinya, tanda-tandanya sudah jelas. enggak apa apa sih. namanya juga kerja.
Kalau menurut saya, hasil yang saya capai selama saya di PBSI, tidak jelek. tahun ini juga saya membuat sejarah, 2024, All England itu kan 2024, All Indonesian Final setelah 30 tahun. Setelah itu Jonatan juara Asia.
Memang kita saya akui, kita enggak bagus hasilnya di Olimpiade, tapi kan bukan tunggal putra saja yang enggak bagus. Sektor lain juga begitu.
Tetapi hasil bagus yang lain, masih terjadi di tahun ini juga. Selain itu, tahun lalu ginting juara asia. Prestasi-prestasi lain juga ada. Alwi Farhan bisa juara dunia junior.
Selama saya di sini, Thomas cup, tiga kali final, satu juara, dua final. Tunggal putra menyumbangkan poin untuk kemenangan.
Apakah karena di awal 2024 hasilnya bagus, jadi ekspektasi PBSI dan masyarakat tinggi ke tunggal putra dan buat tekanan ke anda dan para pemain menjadi kuat?
Memang harapan semua orang ke tunggal putra tinggi. karena memang hasilnya bagus di All England, Kejuaraan Asia.
Di Olimpiade itu beban cukup tinggi ke Jonatan dan Ginting. Harus bisa diterima karena harapan semua orang itu karena dilihat mainnya mereka memang bagus.
Tetapi waktu di Olimpiade itu susah juga dibilang , dibilang beban memang semua beban. Jonatan dan Ginting tidak bisa keluar dari tekanan saat itu.
Itulah yang terjadi hasilnya. Memang enggak bagus hasilnya. Semua sudah dicoba, kalau menurut saya gagal di Olimpiade, tapi enggak gagal di semuanya.
Apakah anda sudah lapor ke PBSI soal tawaran ini?
Belum pernah lapor karena memang semuanya juga belum ada yang resmi. Belum ada 100 persen, belum ada tanda tangan. Mungkin juga semuanya lagi sibuk juga.
Jadi enggak ada memang pembicaraan ke PBSI, atau ada orang [pengurus] PBSI yang nanya ke saya juga. Sedangkan akhir kontrak saya memang di Desember.
Irwansyah menyebut ada tawaran dari India dan Singapura. (Arsip PBSI) |
Cerita seperti ini seperti berulang karena pernah terjadi dengan pelatih-pelatih sebelumnya. Apakah ada yang salah dengan sistem yang ada?
Kalau ditanya ke saya sendiri, kalau dibilang salah, ya enggak ada yang salah juga.
Cuma saya kan lagi menunggu. Kalau saya masih dipakai, ada pembicaraan itu, lebih enak.
tapi ini enggak ada tanda-tandanya saya memang dipakai lagi. Jujur memang itu keputusan dari PBSI juga kalau memang tidak lagi mau memakai jasa saya.
Saya kan orang kerja, kalau saya masih diharapkan, saya lanjut. Tetapi dengan ada tanda-tanda seperti itu, saya juga berpikir,'Ini memang sih kayaknya saya sudah enggak di sini lagi'.
Saya dengar rumornya lagi mencari pelatih tunggal putra.
Mungkinkah anda mengambil langkah duluan dengan menerima tawaran atau tetap menunggu?
Nah itu, saling menunggu sebenarnya. Saya belum pergi, belum ada tanda tangan apa-apa.
Kalau ada yang telepon, ya kita hargai. Tetapi kalau tanda tangan enggak ada sama sekali sampai sekarang. Saya belum tanda tangan apapun.
Kita lihat saja bagaimana ke depannya. Saya juga enggak tahu kapan diputuskannya kepengurusan yang baru.
Berarti bakal tetap menunggu keputusan PBSI dulu?
Pokoknya saya enggak ada tanda tangan kontrak apapun saat ini. Dan saya belum pergi. Saya masih melatih ini sampai bulan Desember nanti.
Saya enggak bisa lepas tanggung jawab. Karena saya pelatih kepala tunggal putra.
Walau saya enggak ke china, saya tetap melatih. Ada Ginting, Saut, Christian. Saya tetap melatih. Sebagian yang ga ikut kejuaraan, saya latih sampai bulan Desember.
Baca lanjutan berita ini di halaman berikut >>>
Komentar