Dunia Olahraga Berduka, Ayah Lifter Pemenang Emas Olimpiade Rizki Juniansyah Berpulang - Semua Halaman - Bolasport
Dunia Olahraga Berduka, Ayah Lifter Pemenang Emas Olimpiade Rizki Juniansyah Berpulang - Semua Halaman - Bolasport
BOLASPORT.COM - Atlet angkat besi Indonesia, Rizki Juniansyah, berduka setelah ayahnya, Mohamad Yasin, berpulang.
Mohamad Yasin menghembuskan napas terakhirnya pada Jumat (18/10/2024) di Serang, Banten dalam usia 58 tahun.
Kepergian Mohamad Yasin terjadi tiga bulan setelah putranya membuat sejarah dengan menghadirkan emas pertama Indonesia dari angkat besi di Olimpiade Paris 2024.
Meninggalnya Mohamad Yasin juga menjadi kehilangan besar bagi dunia angka besi dan juga olahraga Indonesia.
Sebab, Yasin juga merupakan lifter berprestasi dengan medali perunggu kelas 82kg di SEA Games 1984 Bangkok dan SEA Games 1987 Indonesia.
Ucapan bela sungkawa juga diberikan oleh Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia).
NOC Indonesia menyampaikan rasa duka mendalam atas berpulangnya Yasin yang juga berperan mendorong Rizki untuk mencapai mimpinya meraih emas Olimpiade.
"Innalilahi wa'innailahi rojiun," kata Ketua NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari, dalam keterangan resmi yang diterima BolaSport.com.
Baca Juga: Raih Medali Emas dan Tuai Berbagai Apresiasi, Rizki Ingin Bangun Sasana di Rumah untuk Anak-anak
"NOC Indonesia ikut belasungkawa yang mendalam atas meninggalnya ayahanda Rizki Juniansyah. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan."
"Kita kehilangan tokoh yang sukses menjadikan anaknya, Rizki Juniansyah sebagai pencetak sejarah peraih medali emas pertama buat angkat besi Indonesia di Olimpiade Paris 2024."
Mewakili NOC Indonesia, Komite Eksekutif, Krisna Bayu, juga mengunjungi rumah duka di Desa Cipocok, Serang, Banten untuk memberikan dukungan moral kepada keluarga.
Menurut Krisna, Rizki Juniansyah yang meraih medali emas di kategori 73kg Olimpiade Paris 2024 telah menjadi inspirasi bagi banyak atlet muda di Indonesia.
Prestasinya tidak hanya mencerminkan dedikasi dan kerja keras, tetapi juga pengorbanan dari orang tua, terutama sang ayah yang selalu berada di belakangnya.
Melansir dari Kompas, Yasin menjadi pelatih Rizki di Pelatnas sebelum mengundurkan diri pada awal tahun 2024 karena alasan kesehatan.
Meski secara status tidak lagi menjadi pelatih, Yasin tetap ikut merencanakan program latihan bagi buah hatinya itu dalam menyongsong pertandingan di Olimpiade Paris.
Sayangnya, kebersamaan Rizki dan ayahnya harus berakhir lebih cepat setelah kecelakaan yang dialami saat melakukan touring dengan sepeda motor di Ciomas.
"Kehilangan sosok ayah yang telah mendidik dan membimbingnya menjadi duka yang sangat mendalam," ujar Krisna Bayu.
"Kami berdoa agar keluarga diberi ketabahan dan kekuatan untuk menghadapi cobaan ini," pungkas mantan judoka itu.
Tim Redaksi BolaSport.com turut berbela sungkawa atas kepergian Mohamad Yasin. Semoga segala jasa dan prestasi almarhum selalu dikenang serta agar keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan.
Komentar