Olimpiade: Eko Yuli Tak Raih Medali, Tampak Cedera Usai Gagal Clean&Jerk | kumparan
Pada percobaan pertama Snatch, Eko mengangkat 135 kg tapi gagal. Yang kedua, atlet 35 tahun itu mengangkat 135 kg lagi dan berhasil. Ketiga, ia bertaruh di angkatan 139 kg, sempat mampu mengangkat bebannya itu sambil berdiri tapi dinyatakan gagal karena lengannya ditekuk ketika mengangkat beban ke atas kepala.
Eko mengungguli dua wakil Asia Tenggara, yakni Theerapong Silachai asal Thailand dengan angkatan terbaik 132 kg dan Mohamad Aniq bin Kasdan dengan angkatan terbaik 130 kg. Sementara, Trinh van Vinh asal Vietnam gagal mengangkat 128 kg dalam tiga kali percobaan.
Saingan terberat Eko adalah Li Fabin. Lifter asal China itu mampu mengangkat beban 137 kg di percobaan pertama, lalu 140 kg yang kedua, dan terakhir 143 kg. Ini rekor baru Olimpiade untuk angkatan Snatch.
Pada percobaan pertama Clean&Jerk, Eko Yuli Irawan mengangkat 162 kg tapi gagal. Yang kedua, atlet asal Lampung itu mengangkat 162 lagi dan kembali gagal. Ketiga, ia mengangkat 165 kg dan kembali gagal. Pupus harapannya mendapat medali.
Setelah angkatan ketiga, Eko langsung terjatuh, tampak seperti cedera. Ia bahkan harus dipapah saat meninggalkan arena.
Biar bagaimanapun, Eko Yuli Irawan tetaplah atlet pertama Indonesia yang tampil di 5 edisi Olimpiade berbeda (quintrick). Sebelumnya, atlet asal Lampung ini pernah bertanding di kelas 56 kg pada 2008 (Beijing), kelas 62 kg pada 2012 (London) dan 2016 (Rio de Janeiro), serta kelas 61 kg (Tokyo).
Dalam 4 Olimpiade sebelumnya, Eko Yuli selalu mendapat medali: Perunggu (2008 dan 2012) dan perak (2016 dan 2020).
Komentar