Gagal Emas, CdM Malaysia Minta Negaranya Tiru Sukses Indonesia
Chef de Mission (CdM) atau Ketua Kontingen Malaysia untuk Olimpiade 2024 Paris, Hamidin Mohd Amin, meminta pihak terkait di negaranya untuk meniru sukses Indonesia yang berhasil merebut medali emas dari panjat tebing di Paris 2024.
Malaysia lagi-lagi gagal mengakhiri penantian bisa meraih emas Olimpiade di Paris 2026. Mengirim 26 atlet yang berlaga di 11 cabang olahraga, Malaysia hanya mampu meraih dua medali perunggu dari cabang badminton.
Hamidin berpendapat jika Malaysia ingin merebut medali emas di Olimpiade 2028 Los Angeles, maka Malaysia harus meniru sukses Indonesia. Hamidin, yang juga menjabat sebagai Presiden Sepak Bola Malaysia (FAM), menyebut Indonesia bisa sukses meraih medali emas karena fokus ke beberapa cabang olahrga.
"Kalau kita lihat Indonesia, di panjat tebing mereka menang. Berdasarkan pengalaman pertama saya sebagai CdM Olimpiade, ini saya punya pandangan, pertama kita harus fokus ke olahraga yang ingin kita kejar untuk emas."
"Kita tidak boleh kejar semua olahraga dapat emas. Kedua, persiapan harus dari sekarang, bukan enam bulan atau satu tahun sebelum Olimpiade. Tapi harus dari sekarang, semua pihak bekerja bersama-sama dari sekarang. Kalau itu yang terjadi, insya Allah di LA 2028 kita ada harapan," ucap Hamidin dikutip dari Harimau Malaya.
Lebih lanjut Hamidin mengatakan salah satu faktor Malaysia gagal merebut medali emas di Olimpiade 2024 adalah mereka tidak punya atlet nomor satu dunia. Untuk itu, Malaysia harus memilih cabang olahraga untuk difokuskan bisa meraih emas di Olimpiade.
"Itu pandangan saya, maknanya, kita harus menentukan olahraga yang pasti berpotensi mendapatkan emas. Bukan mengesampingkan cabang lain, tapi kita harus fokus ke olahraga yang berpotensi mendapatkan medali. Seperti Indonesia itu, mereka fokus ke panjat tebing dan mereka dapat medali emas," ujar Hamidin.
"Kita perlu realistis, saya kasih contoh saja satu. Di badminton, tidak ada pemain kita ranking satu dunia atau nomor dua, tapi mereka ranking 12, sembilan, tapi mereka sudah meraih prestasi lebih daripada performa sebelum Olimpiade. Jadi kita harus lihat itu. Andai kita punya atlet ranking satu dunia, tapi tidak mendapat emas, itu hal lain," kata Hamidin menambahkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar