Dongeng Emas Olimpiade Si 'Anak Mama' Rizki Juniansyah - inilaj

 

Dongeng Emas Olimpiade Si 'Anak Mama' Rizki Juniansyah

Sabtu, 10 Agustus 2024 - 06:32 WIB

Rizki Juniansyah dan Olimpiade Paris: Kisah Emas yang Terukir dari Cobaan. (Foto: NOC Indonesia)

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com

+ Gabung

Di tengah gemuruh sorakan yang memenuhi South Paris Arena, sebuah mimpi yang hampir terkubur enam bulan lalu akhirnya mencapai puncaknya. Rizki Juniansyah, pemuda berusia 21 tahun dari Kota Serang, Banten, menorehkan tinta emas dalam buku sejarah Olimpiade Paris 2024. Bukan sekadar medali, melainkan emas pertama yang pernah diraih oleh seorang lifter Indonesia dalam sejarah panjang Olimpiade.

Ketika Rizki berhasil memecahkan rekor Olimpiade dengan angkatan clean and jerk seberat 199 kg, ia langsung terjatuh, berbaring telentang di atas panggung, mata terpejam, sambil berteriak tak percaya. 

Kemenangan ini lebih dari sekedar medali—ini adalah bukti bahwa "rezeki tidak akan tertukar," seperti yang sering dikatakan orang-orang di sekitarnya.

Tak seorang pun, termasuk Rizki sendiri, menyangka bahwa ia akan berdiri di podium tertinggi. Enam bulan sebelumnya, sebuah operasi usus buntu hampir menghancurkan harapannya untuk tampil di Paris. 

"Saya sempat putus asa, tapi bangkit karena dukungan dari orang-orang terdekat, terutama ayah dan ibu saya," ungkap Rizki, yang mencatat total angkatan 354 kg.

Advertisement

Ketika lagu "Indonesia Raya" berkumandang di arena, Rizki tidak bisa menahan air matanya. Berdiri di podium, dia menyanyikan hymne nasional dengan penuh emosi, sebuah simbol dari segala rintangan yang telah dilaluinya. 

Dari rasa sakit, lelah, hingga ketidakpastian yang mendera selama setahun terakhir, semua terasa terbayar di saat itu.

Kisah Rizki di Paris juga diwarnai dengan kejutan lainnya. Shi Zhiyong, lifter dari China yang merupakan juara bertahan dua kali, tiba-tiba tersungkur. Shi telah unggul 10 kg dari Rizki di sesi snatch, tetapi gagal dalam semua percobaan clean and jerk. "Itu memang rezekinya Rizki," kata M Rusli, manajer tim angkat besi Indonesia.

Momen-momen setelah kemenangan itu terasa sangat pribadi dan mengharukan. Rizki menangis dalam pelukan ibunya yang duduk di tribun. 

Yeni Rohaeni Durachim, ibu Rizki, dengan lembut mencium kening dan mengusap rambut anaknya. Di sana, di hadapan ribuan mata yang menyaksikan, terlihat jelas sosok Rizki yang sebenarnya—seorang "anak mama" yang percaya bahwa rezeki datang dari restu orang tua.

Perjalanan Rizki ke Paris dipenuhi dengan rintangan dan luka. Dia harus menghadapi kejuaraan dunia di Riyadh dengan bekas operasi yang masih segar, semata-mata untuk memenuhi syarat kualifikasi Olimpiade. 

Ironisnya, pada awal 2024, dia tidak diperkirakan akan lolos, tapi keajaiban terjadi di kejuaraan kualifikasi terakhir di Phuket. 

Rizki mengalahkan Rahmat Erwin Abdullah dan memecahkan rekor dunia, membuktikan "bakatnya memang luar biasa," kata Triyatno, pelatih sekaligus kakak ipar Rizki.

Kisah Rizki di Olimpiade Paris adalah cerita tentang bagaimana keberuntungan dan kerja keras berkolaborasi untuk menghasilkan prestasi yang luar biasa. Itu adalah bukti bahwa meskipun dihadapkan pada rintangan yang tampaknya mustahil, rezeki yang benar akan selalu menemukan jalan.

Topik

Baca Juga

Komentar

 Opsi Arenanews 


 Postingan Lainnya 

Informasi Olahraga Terbaru - Google Berita