Olimpiade Paris 2024 - Sebenarnya Bisa Bikin Undian Adil, BWF Khianati Perjuangan 2 Tahun Atlet dengan Blunder dan Aturan Aneh - Semua Halaman - Bolasport
Olimpiade Paris 2024 - Sebenarnya Bisa Bikin Undian Adil, BWF Khianati Perjuangan 2 Tahun Atlet dengan Blunder dan Aturan Aneh - Semua Halaman - Bolasport
BOLASPORT.COM - Hasil undian babak penyisihan grup Olimpiade Paris 2024 untuk cabang olahraga bulu tangkis menuai sorotan karena ketidakseimbangan yang terjadi.
Wakil Indonesia turut terkena getahnya setelah drawing Olimpiade Paris 2024 yang dihelat di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Jumat (12/7/2024) dan Senin (15/7/2024).
Dua amunisi Tanah Air harus melalui grup neraka pada babak penyisihan grup.
Undian tidak mudah dialami oleh tunggal putra, Jonatan Christie, yang harus menjalani satu pertandingan ekstra.
Grup L yang ditempati Jonatan menjadi 1 dari 2 grup yang memuat empat pemain, berbeda dengan tiga pemain segrup pada umumnya.
Menariknya, atau bisa dibilang anehnya, aturan drawing justru menempatkan grup berisi empat pemain kepada pemain yang secara peringkat berada di posisi atas meski merugikan.
Grup berisi empat pemain pertama-tama ditetapkan berada di Grup P yang salah satu slotnya dipesan untuk pemain unggulan kedua yaitu Viktor Axelsen (Denmark)
Adapun grup 4 pemain lainnya diundi antara Grup L yang memuat unggulan ke-3 yakni Jonatan sendiri dan Grup E dengan unggulan ke-4, Anders Antonsen (Denmark), di dalamnya.
Baca Juga: Olimpiade Paris 2024 - Jonatan Christie Dkk Jalani Latihan Perdana, Kondisi Fisik Jadi Prioritas
Jonatan ketiban apes. Perjuangannya makin tidak mudah karena tergabung dengan para pemain yang bisa mengancam.
Pertama-tama Jonatan bersaing dengan Lakshya Sen (India). Walau selalu menang dalam 4 laga terakhir, Jojo selalu butuh tiga gim untuk mengalahkan juara India Open 2022 itu.
Musuh Jonatan berikutnya adalah Kevin Cordon, pemain Guatemala yang punya reputasi Giant Killer di ajang besar.
Di Olimpiade Tokyo 2020, Cordon membuat sensasi dengan menembus semifinal.
Sedangkan lawan Jonatan berikutnya adalah Julien Carraggi (Belgia) yang belum pernah dihadapi sebelumnya.
Potensi pertandingan 'karet' lainnya bisa dialami Jojo karena Carraggi punya catatan laga-laga rubber kontra pemain top seperti Antonsen, Lee Zii Jia (Malaysia), Prannoy H. S (India).
Perlu dicatat cuma juara grup yang lolos ke babak berikutnya. Sekali saja tersandung, asa Jonatan untuk meraih medali bisa berakhir lebih cepat.
Sedangkan wakil Indonesia lainnya yang masuk ke grup neraka adalah ganda putri, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, yang masuk ke Grup A.
Selain bersua unggulan pertama yaitu Chen Qing Chen/Jia Yi Fan, PriFad juga harus bersaing dengan 2 pasangan kuat lainnya untuk 2 tiket ke perempat final.
Mereka adalah Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara (Jepang) dan mantan ganda putri 5 besar dunia Pearly Tan/Thinaah Muralitharan (Malaysia).
Sayangnya, ini tidak dibarengi dengan persaingan yang ketat di grup lainnya.
Saat pasangan-pasangan top di ganda putri berkumpul di Grup A, grup lainnya terlihat mudah karena hanya memuat 2 pasangan 10 besar di dalamnya.
Pembagian yang jomplang juga terjadi di ganda putra yang beda sendiri karena memuat 17 pasangan.
Pasangan tuan rumah, Lucas Corvee/Ronan Labar, mendapat wild card setelah banding terhadap Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) karena kesalahan dalam menghitung ranking Race to Paris.
Baca Juga: Karena Kebodohan BWF, Lawan Fajar/Rian di Olimpiade Paris 2024 Bertambah 1
Sebagai siasat dadakan, BWF mengundi satu kontestan ekstra ini kepada salah satu dari empat grup, termasuk Grup A dan Grup D yang dipesan khusus untuk unggulan 1 dan unggulan 2.
Unggulan kedua, Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen, yang ketiban sial karena bersaing dengan 4 pasangan.
Makin apes lagi karena Grup D isinya pasangan-pasangan kuat. Empat dari 5 pasangan di Grup D berada di 11 teratas dalam peringkat dunia.
Mereka termasuk Juara Dunia 2021 Takuro Hoki/Yugo Kobayashi, Juara World Tour Finals 2022 Liu Yu Chen/Ou Xuan Yi, dan pemenang emas Olimpiade Tokyo Lee Yang/Wang Chi-Lin.
Ini berbanding terbalik dengan Grup B.
Setelah Kang Min-hyuk/Seo Seung-jae (Korea) selaku unggulan keempat dan pasangan peringkat keempat dunia, kompetitor teratas berikutnya berada di peringkat 24 dunia.
Semuanya ini terjadi karena BWF membatas jumlah pasangan unggulan yang bersaing.
Dengan 16 kontestan, hanya 4 pasangan yang mendapat hak istimewa untuk dipisah di awal. Ini sesuai dengan Regulasi Kompetisi Umum BWF memang.
Hanya saja, komposisi peserta Olimpiade lebih beragam secara kemampuan karena pembatasan wakil untuk setiap negara plus syarat keterwakilan bagi setiap benua.
Drawing yang lebih adil sebenarnya bisa tercipta jika BWF mengadopsi peraturan khusus untuk ajang beregu mayor mereka yaitu Thomas dan Uber Cup serta Sudirman Cup.
Juga memuat 16 kontestan yang terbagi dalam 4 grup dan pembatasan kontestan berdasarkan benua, drawing Thomas-Uber/Sudirman Cup lebih adil dengan pembagian pot.
Empat tim teratas dipisah di grup yang berbeda. Demikian juga tim dengan peringkat 5 hingga 8. Alhasil, ada tiga tingkatan berbeda dari tim-tim yang bersaing di setiap grup.
Cara ini lebih adil. Lebih-lebih jika memperhitungkan perjuangan atlet untuk tampil di Olimpiade dan bahkan mengincar ranking tinggi.
Perjuangan para pemain tak hanya berlangsung dalam periode 12 bulan yang masuk hitungan ranking Race to Paris.
Mereka juga sudah memanaskan mesin 12 bulan sebelum ranking mulai disusun demi mendapat status unggulan dalam turnamen-turnamen yang masuk periode kualifikasi.
Sayangnya, keringat dan darah yang mengucur justru terkhianati dengan ketidakbecusan induk olahraganya sendiri dalam melakukan seleksi.
Race to Paris ternodai dengan kesalahan penghitungan ranking pasangan ganda yang baru direvisi jelang akhir periode kualifikasi.
PBSI melalui Sekretaris Jendral, M. Fadil Imran, menyatakan pihaknya telah mengirimkan surat kepada BWF dan meminta pertanggungjawaban.
Kesalahan itu turut memengaruhi kelolosan pasangan Indonesia, Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana, yang tersisih di akhir.
Menurut Fadil, kebijakan tersebut membunuh fair play dan semangat luhur Olimpiade.
"Kesalahan perhitungan yang dilakukan BWF secara langsung tidak hanya merugikan pasangan Indonesia, khususnya Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri, tetapi juga seluruh pasangan yang bertarung di Road to Paris 2024," kata Fadil, Jumat (12/7/2024).
Terlepas dari huru-hara yang terjadi, pertandingan di Olimpiade Paris 2024 sudah dijadwalkan.
Mau tidak mau pemain harus berjuang di jalan masing-masing dalam kompetisi yang berlangsung pada 27 Juli-5 Agustus 2024 di Porte de La Chapelle, Arena, Paris, Prancis.
GRUP 'SURGA' DAN 'NERAKA' DI OLIMPIADE PARIS 2024
Tunggal Putra
Grup A | |||
Kontestan | Negara | Unggulan | Rank Dunia |
Shi Yu Qi | China | 1 | 1 |
Giovani Toti | Italia | - | 80 |
Soren Opti | Suriname | - | 273 |
Grup L | |||
Kontestan | Negara | Unggulan | Rank Dunia |
Jonatan Christie | Indonesia | 3 | 3 |
Lakshya Sen | India | - | 19 |
Kevin Cordon | Guatemala | - | 41 |
Julien Carraggi | Belgia | - | 52 |
Tunggal Putri
Grup I | |||
Kontestan | Negara | Unggulan | Rank Dunia |
Yeo Jia Min | Singapura | 13 | 20 |
Kate Foo Kune | Mauritius | - | 96 |
Dorsa Yavaivafa | Refugee Team | - | 993 |
Grup E | |||
Kontestan | Negara | Unggulan | Rank Dunia |
Tai Tzu Ying | Taiwan | 3 | 3 |
Ratchanok Intanon | Thailand | - | 21 |
Lianne Tan | Belgia | - | 57 |
Ganda Putra
Grup B | |||
Kontestan | Negara | Unggulan | Rank Dunia |
Kang Min-hyuk/ Seo Seung-jae | Korea | 4 | 4 |
Supak Jomkoh/ Kittinupong Kedren | Thailand | - | 24 |
Christo Popov/ Toma J. Popov | Prancis | - | 39 |
Ondrej Kral/ Adam Mendrek | Ceska | 48 | |
Grup D | |||
Kontestan | Negara | Unggulan | Rank Dunia |
Kim Astrup/ A. S. Rasmussen | Indonesia | 2 | 2 |
Takuro Hoki/ Yugo Kobayashi | Jepang | 7 | |
Liu Yu Chen/ Ou Xuan Yi | China | - | 9 |
Lee Yang/ Wang Chi-Lin | Taiwan | - | 11 |
Vinson Chiu/ Joshua Yuan | AS | - | 47 |
Ganda Putri
Grup B | |||
Kontestan | Negara | Unggulan | Rank Dunia |
Liu Sheng Shu/ Tan Ning | China | 3 | 3 |
Yeung Nga Ting/ Yeung Pui Lam | Hong Kong | - | 18 |
Gabriela Stoeva/ Stefani Stoeva | Bulgaria | - | 22 |
Annie Xu/ Kerry Xu | AS | - | 30 |
Grup A | |||
Kontestan | Negara | Unggulan | Rank Dunia |
Chen Qing Chen/ Jia Yi Fan | China | 1 | 1 |
Mayu Matsumoto/ Wakana Nagahara | Jepang | - | 6 |
Apriyani Rahayu/ S. F. S. Ramadhanti | Indonesia | - | 9 |
Pearly Tan/ Thinaah Muralitharan | Malaysia | - | 13 |
Ganda Campuran
Grup B | |||
Kontestan | Negara | Unggulan | Rank Dunia |
Seo Seung-jae/ Chae Yu-jung | Korea | 3 | 3 |
D. Puavaranukroh/ S. Taerattanachai | Thailand | - | 6 |
Robin Tabeling/ Selena Piek | Indonesia | - | 19 |
Kocella Mammeri/ Tanina Mammeri | Aljazair | - | 48 |
Grup C | |||
Kontestan | Negara | Unggulan | Rank Dunia |
Yuta Watanabe/ Arisa Higashino | Jepang | 4 | 5 |
Tang Chu Man/ Tse Ying Suet | Hong Kong | - | 7 |
Ye Hong Wei/ Lee Chia Hsin | Taiwan | - | 10 |
M. Christiansen/ Alexandra Boje | Denmark | - | 11 |
Komentar