Suara Hati Budi Sudarsono, Akhirnya Jujur Mengapa Dulu Dia Emosi Sampai Tendang Kaca hingga Harus Dioperasi, Ternyata Eks Pemain Timnas Indonesia itu - TvOnenews

 

Suara Hati Budi Sudarsono, Akhirnya Jujur Mengapa Dulu Dia Emosi Sampai Tendang Kaca hingga Harus Dioperasi, Ternyata Eks Pemain Timnas Indonesia itu.

tvOnenews.com - Budi Sudarsono, mantan penyerang andalan Timnas Indonesia, baru-baru ini membuka cerita lama tentang insiden berdarah yang dialaminya saat membela Sriwijaya FC

Dalam sebuah wawancara di kanal YouTube Hamka Hamzah, Budi Sudarsono mengungkapkan alasan di balik tindakannya yang penuh emosi hingga menendang kaca, menyebabkan cedera serius yang mengharuskannya menjalani operasi.

Perjalanan Karir Budi Sudarsono


Budi Sudarsono. Sumber: VivaNews/ Nurcholis Anhari Lubis

Budi Sudarsono lahir di Kediri pada tahun 1979 dan dikenal sebagai salah satu striker terbaik yang pernah dimiliki Timnas Indonesia. 

Dijuluki "ular piton" karena kelihaiannya dalam mengecoh lawan, Budi Sudarsono memiliki perjalanan karir yang gemilang di klub-klub besar Liga 1 Indonesia seperti Persija Jakarta, Deltras DC, Persik Kediri, dan Persib Bandung

Budi Sudarsono berhasil mempersembahkan gelar juara bersama Persija Jakarta dan Persik Kediri, memperkuat reputasinya sebagai striker yang handal dan berbahaya di depan gawang lawan.

Budi Sudarsono tidak hanya bersinar di level klub. Budi Sudarsono juga berjaya di kancah internasional. 

Salah satu momen puncak dalam karirnya di Timnas Indonesia adalah saat membawa Timnas Indonesia meraih kemenangan atas Bahrain di Piala Asia 2007. 

Budi Sudarsono menjadi salah satu trisula maut bersama Bambang Pamungkas dan Elie Aiboy yang dipasang oleh pelatih Ivan Kolev. 

Gol yang dicetak Budi Sudarsono ke gawang Bahrain menjadi bukti keahliannya dalam menyelesaikan peluang di saat krusial.

Insiden Menendang Kaca di Gelora Delta Sidoarjo

Budi Sudarsono, pada 29 September 2010, terlibat dalam insiden yang tak terlupakan saat membela Sriwijaya FC dalam laga tandang melawan Deltras Sidoarjo di stadion Gelora Delta Sidoarjo. 

Dalam wawancara dengan Hamka Hamzah, Budi Sudarsono mengungkapkan bahwa insiden tersebut dipicu oleh emosi sesaat akibat keputusan wasit yang dinilainya tidak adil dan cenderung memihak tim tuan rumah.

Budi Sudarsono mengatakan, "Mungkin karena istilahnya emosi sesaat, tapi menurut saya kalau di sepak bola itu emang harus ada emosi, tapi yang positif, kalau yang negatif harus dibuang jauh-jauh."

Budi Sudarsono menjelaskan bahwa saat itu ia hanya asal menendang kaca tanpa berpikir panjang. Akibatnya, kaca tersebut pecah dan serpihannya jatuh, menyebabkan luka serius di kaki kanannya. 

"Asal nendang doang, sebenarnya pecah itu gak masalah, tapi kaca yang di atas itu jatuhin," ungkap Budi Sudarsono kepada Hamka Hamzah.

Cedera dan Operasi

Budi Sudarsono, akibat tindakannya, mengalami luka robek di otot kakinya yang cukup parah hingga memerlukan operasi. 

Dalam wawancara tersebut, Budi Sudarsono menunjukkan bekas luka operasi di kaki kanannya. "Otot yang buat kita narik ini, ada yang putus," terangnya sambil memperlihatkan bekas lukanya.

Budi Sudarsono juga menggambarkan bagaimana dirinya merasakan kesemutan dan melihat darah yang mengucur deras dari lukanya sebelum akhirnya memutuskan untuk dibawa ke rumah sakit. 

Cedera ini membuat Budi Sudarsono harus absen dari lapangan hijau selama lebih dari tiga bulan, masa yang cukup lama bagi seorang atlet profesional yang tengah berada di puncak karirnya.

Pembelajaran dari Insiden

Dari insiden tersebut, Budi Sudarsono mengambil pelajaran berharga tentang pentingnya mengendalikan emosi dalam olahraga. 

Budi Sudarsono menekankan bahwa meskipun emosi adalah bagian tak terpisahkan dari sepak bola, namun harus diarahkan ke hal yang positif dan menjauhkan dari tindakan yang merugikan diri sendiri maupun tim. 

"Jadi pada waktu memang ada sesuatu hal, akhirnya kita bisa ngelakuin kejadian seperti itu, sebenarnya di luar dugaan juga," tambah Budi Sudarsono.

Kisah Budi Sudarsono ini menjadi pengingat bagi para atlet dan penggemar olahraga bahwa kendali diri sangatlah penting, tidak hanya untuk menghindari cedera tetapi juga untuk menjaga profesionalisme dalam berkarir. 

Budi Sudarsono mengakui bahwa emosi yang tak terkontrol bisa berakibat fatal, baik dalam karir maupun kehidupan pribadi.

Budi Sudarsono, dengan segala pencapaiannya, tetap menjadi salah satu ikon sepak bola Indonesia. 

Insiden menendang kaca yang dialaminya menambah cerita dalam perjalanan karirnya yang penuh warna. 

Pengalaman tersebut memberikan pelajaran berharga bahwa emosi dalam sepak bola harus diolah menjadi motivasi positif, bukan sebaliknya. 

Kisah Budi Sudarsono akan selalu menjadi bagian dari sejarah sepak bola Indonesia, mengingatkan kita bahwa di balik setiap pemain hebat, ada cerita perjuangan, keberhasilan, dan juga kesalahan yang menjadi pembelajaran untuk masa depan. (anf)

Baca Juga

Komentar

Opsi Arena

 Pusatin Sports 


 Postingan Lainnya 

Informasi Olahraga Terbaru - Google Berita