Sejarah, Kontroversi dan Liga-liga Dunia yang Tidak Menggunakan VAR
Kamis, 2 Mei 2024 | 11:03 WIB
Yasyifa Pramesti / ADP
Ruang VAR di Stadion Manahan, Kota Solo, Jawa Tengah saat laga final EPA U-20 antara Persis Solo kontra Persita Tangerang, Kamis, 7 Maret 2024. (Beritasatu.com/Wijayanti Putri)
Jakarta, Beritasatu.com- Pertandingan antara timnas Indonesia dengan Uzbekistan menjadi suatu peristiwa yang sangat mengejutkan, lantaran indonesia harus menelan kekalahan dengan skor akhir 2-0.
Meskipun pemain timnas Indonesia sebelumnya telah mencetak gol, tetapi dibatalkan oleh wasit utama Shen Yin Hao setelah melihat hasil video dari VAR atau Video Assistant Referee ini.
VAR menjadi sebuah inovasi teknologi yang bisa membantu dan memudahkan wasit dalam mengambil keputusan seperti gol, penalti, pemberian kartu merah, kuning, dan pengecekan offside.
Sejarah VAR
VAR pertama kali disusun sebagai bagian dari proyek ambisius Refereeing 2.0 yang dirancang oleh Asosiasi Sepak Bola Kerajaan Belanda atau KNVB pada 2010. Proyek ini bertujuan untuk memperkenalkan penggunaan teknologi yang efektif dalam membuat keputusan di lapangan oleh wasit agar sepak bola lebih bebas dari kesalahan.
VAR diakui secara massal dan diterima oleh FIFA setelah uji cobanya pada 2012, VAR membutuhkan lebih banyak waktu untuk mendapatkan daya tariknya. Setelah beberapa uji coba tiruan, uji coba langsung pertama dari sistem VAR dilakukan dalam pertandingan persahabatan antara tim Eredivisie PSV dan FC Eindhoven pada bulan Juli 2016. Dalam sepak bola internasional, VAR pertama kali digunakan dalam pertandingan persahabatan antara Italia dan Prancis pada 1 September 2016.
Sementara itu, pertandingan sepak bola profesional pertama yang menggunakan VAR adalah pertandingan resmi putaran pertama Piala KNVB antara Ajax dan Willem II pada tanggal 21 September 2016. Lalu Piala Konfederasi FIFA 2017 menandai pertama kalinya VAR digunakan dalam turnamen internasional.
A-League di Australia menjadi liga papan atas pertama yang mengangkat VAR pada tahun 2017 dan diikuti oleh Major League Soccer (MLS) di AS. Di kalangan elite Eropa, Bundesliga Jerman dan Serie A Italia VAR digunakan pada musim 2017-2018, sementara La Liga Spanyol dan Ligue 1 Prancis memperkenalkan teknologi tersebut pada 2018-2019 sedangkan Liga Premier Inggris memperkenalkan VAR pada musim 2019-20.
Penerapan VAR di Piala Dunia FIFA 2018 di Rusia menjadi tonggak dan akhirnya membuka jalan bagi integrasi sistem tersebut di Liga Champions UEFA pada 2018-2019.
Kontroversi VAR
Dibalik manfaatnya yang membantu, VAR ternyata memiliki kontroversi. Berikut deretan kontroversi VAR:
1. Indonesia vs Uzbekistan, Piala Asia U-23 2024
Saat Indonesia mendapatkan tendangan bebas setelah Witan Sulaeman dijegal pemain Uzbekistan di antara ujung kotak penalti atau luar kotak penalti. Wasit Shen Yin Hao awalnya memberikan tendangan bebas untuk Indonesia tapi setelah melihat VAR dan berdiskusi dengan wasit VAR asal Thailand yakni Sivakorn Pu-udom mengenai possible penalti, wasit asal China itu membatalkan keputusan tendangan bebas dan tidak memberikan penalti untuk Indonesia.
Lalu, saat bek Timnas Indonesia U-23 Rizky Ridho mendapatkan kartu merah karena dinilai melakukan pelanggaran, ketika membuang bola karena kakinya melayang ke area vital di antara kedua paha pemain Uzbekistan Jasurbek Jalliddinov.
2. West Ham vs Chelsea, Liga Premier 2022/2023
Performa VAR di Premier League 2022/2023 sangat buruk, salah satu hal yang paling menarik adalah hasil imbang Chelsea melawan West Ham. Saat skor 1-1, gelandang Chelsea Connor Callagher melepaskan tembakan lurus ke gawang namun Soucek tampak membentur bola menggunakan lengannya. VAR gagal meninjau bola karena Soucek terhuyung-huyung ke tanah dan Chelse harus berjuang untuk mendapatkan satu poin.
3. Tottenham vs Liverpool, Liga Premier 2022/2023
Keputusan buruk VAR yang terbaru adalah kunjungan Liverpool ke Tottenham, kedua tim belum pernah kalah satu pun di pertandingan Liga Premier menjelang pertandingan itu dan Luiz Dias lah yang membuka skor untuk The Reds.
Namun, wasit di lapangan secara keliru menyatakan bahwa dia berada dalam posisi offside, tetapi tinjauan setelah pertandingan menunjukkan bahwa dia berada dalam posisi onside. Itu menjadi situasi yang disayangkan karena Liverpool mendapat dua kartu merah dalam pertandingan tersebut dan akhirnya menyerah pada kekalahan 2-1.
4. Jepang vs Spanyol, Piala Dunia 2022
Jepang satu grup dengan Spanyol di Piala Dunia FIFA 2022 dan mencetak gol pada menit ke-51. Namun, kontroversi muncul mengenai gol yang tercipta karena bola terlihat keluar dari permainan sebelum Kaoru Mitoma memotongnya kembali ke dalam untuk dilesakkan oleh Ao Tanaka. Wasit memutuskannya sebagai gol karena masih ada sedikit bola di garis. Namun, sudut peninjauannya tampaknya tidak demikian.
Baru sekitar 20 jam kemudian FIFA mengungkapkan sudut pandang TV yang menunjukkan bahwa bola sudah keluar dari permainan sebelum Mitoma memotongnya kembali. Sayangnya, sudah terlambat karena gol tersebut telah disahkan gol yang membuat Jerman tersingkir dari piala dunia.
5. Tottenham vs Newcastle, Liga Premier 2020/2021
Hingga saat ini, aturan arm ball masih belum jelas bagi sebagian wasit. Ketika Tottenham menjamu Newcastle, mereka hampir meraih tiga poin tetapi Eric Dier berhasil menangkap bola dari sundulan Andy Caroll. Dier membelakangi bola karena duel udara dan tidak melihat bola dengan jelas. Namun, dengan meninjau VAR, wasit menunjuk titik penalti, mengabaikan aturan bola ke tangan dan Newcastle mendapat satu poin dari pertandingan tersebut.
6. Manchester City vs Southampton, Liga Premier 2020/2021
Waktu itu, Phil Foden menerobos gawang tetapi dijegal oleh Alex McCarthy tepat di dalam kotak penalti. Namun, Phil Foden tampak begitu jujur hingga tak terjatuh karena merasa masih bisa mencetak gol. Namun, dia meleset dari sasarannya. Pada peristiwa ini, VAR tidak meninjau pelanggaran yang terlihat karena Foden tidak bertahan di lapangan. Manchester City tetap menang dengan selisih 5 gol berbanding 2.
Liga Dunia yang Tidak Menggunakan VAR
Beragam kontroversi muncul dari penggunaan VAR. Akhirnya beberapa liga dunia tidak menggunakan teknologi ini. Berikut liga dunia yang tidak menggunakan VAR.
Eropa
- Liga Swedia
- Liga Irlandia
- Liga Skotlandia
- Liga Siprus
- Liga Gibraltar
Amerika
- Liga Meksiko
- Liga Brasil
Asia
- Liga India
- Liga Indonesia
- Liga Vietnam
Afrika
- Liga Tanzania
- Liga Kenya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar