Cuma Muncul 10 Tahun Sekali, Bakat Istimewa Pedro Acosta Tegaskan Potensi Jadi Titisan Marc Marquez - Semua Halaman - Bolasport
Cuma Muncul 10 Tahun Sekali, Bakat Istimewa Pedro Acosta Tegaskan Potensi Jadi Titisan Marc Marquez - Semua Halaman - Bolasport
BOLASPORT.COM - Pembalap rookie MotoGP 2024, Pedro Acosta, disebut jadi satu pembalap berbakat unik yang kemunculannya mungkin hanya setiap 10 tahun sekali.
Performa Acosta dalam menjalani debutnya di kelas MotoGP pada musim ini memang langsung terlihat luar biasa.
Sejak tes pramusim lalu seri perdana di Qatar, aksinya sudah mulai mengancam para senior di grid balapan. Terbaru, saat memasuki seri kedua di Portugal, aksi brilian Acosta akhirnya membuahkan hasil podium tiga.
Pada balapan tersebut, salah satu manuver apik yang tak terlupakan dari Acosta adalah ketika pembalap 19 tahun itu melakukan overtake pada dua juara dunia, Marc Marquez dan Francesco Bagnaia.
Kehadiran pembalap GASGAS Factory Tech3 di pentas MotoGP 2024 musim ini pun langsung disorot dan dielu-elukan bakal jadi bintang besar di masa depan.
Embel-embel sebagai titisan Marc Marquez pun juga disandang juara duna Moto3 dan Moto2 itu. Apalagi, kemunculan Acosta memang menandai telah berlangsungnya satu dekade sejak orbitnya Marc Marquez di MotoGP pada 2013 silam.
Hal tersebut pun menguatkan pendalat Antonio Jimenez, kepala kru Aleix Espargaro di Aprilia, yang takjub melihat kemampuan cepat Acosta beradaptasi di kelas para raja.
"Para juara hebat, yang muncul setiap 10 tahun sekali, mampu mengatasi masalah," kata Jimenez dikutip BolaSport.com dari Motorcyclesports.net.
"Mereka beradaptasi dengan sangat cepat. Anak ini menganalisis dalam hitungan milidetik apa yang terjadi, mencernanya dan menyelesaikannya," puji Jimenez.
Jimenez pun sedikit membandingkan kemudahan transisi di kelas MotoGP era sekarang dibandingkan era 500cc dahulu.
Walau sekarang tampak lebih mudah, pada dasarnya beradaptasi dengan motor MotoGP saat ini juga memerlukan kepiawaian khusus.
Terutama dalam hal gaya balapan karena terpangaruh dari postur tinggi badan hingga cara meletakkan badan di atas motor.
"Sekarang di sini pembalap lebih muda beradaptasi Tetapi sekarang banyak hal yang mempengaruhi dan masih ada aerodinamika yang tidak mudah," kata dia.
"Dan seorang bocah seperti dia, datang dari kelas Moto2, mengendarai motor dengan kecepatan 350 km/jam, yang punya kecepatan tikungan besar, dengan aerodinamik luar biasa dan beban berat, masih bisa finis balapan (podium)."
"Anda melihatnya dan dia bahagia," katanya.
Sebelumnya, test rider KTM Pol Espargaro pun mengungkapkan analisisnya setelah mengamati cara balapan Acosta yang unik dan berbeda dari pembalap lain.
Dia mengendarai motor dengan posisi menggantung yang ekstrem dan menggerakkan tubuhnya jauh dari motor," papar Pol.
"Hasilnya, pergerakan motor tidak terlalu mempengaruhi posisi tubuhnya dan beban pada ban motor tetap konstan."
"Ini adalah konsep menarik yang jarang saya lihat dari pembalap lain," puji adik Aleix Espargaro itu.
Sementara komentaror kawakan MotoGP, Simon Crafar juga memuji kedewasaan Acosta dalam memberikan feedback dan mengolah apa yang disampaikan para kru mekanik.
"Saya berbicara kepada beberapa mekanik Tech3 sebelumnya, dan mereka sangat kagum pada Pedro," ucap Crafar beberapa waktu lalu, dikutip BolaSport.com dari MotoGP.com.
"Bukan hanya karena kecepatannya, tetapi juga dari akurasi feedbacknya. Mereka semua terkesan dengan betapa dewasanya dia untuk anak seusianya," tandasnya.
Baca Juga: Nasib Valentino Rossi yang Hancur di Ducati Diungkit Legenda MotoGP, Marc Marquez Beda
Komentar