Iran vs Qatar: Ambisi Kekuatan Lama Melawan Nafsu Raja Baru
Nova Arifianto | CNN Indonesia
Rabu, 07 Feb 2024 07:57 WIB
Laga semifinal Piala Asia 2023 (2024) antara Iran dan Qatar mempertemukan penguasa lama dan raja baru di tingkat kontinental.
Dua ambisi berbeda diusung Iran dan Qatar. Iran ingin kembali merebut mahkota yang telah hilang hampir setengah abad. Sementara Qatar tak mau takhta yang baru direbut 'kemarin' hilang begitu saja.
Iran merupakan kekuatan lama di sepak bola Asia. Selain menjadi salah satu dari lima negara pertama Asia yang masuk Piala Dunia, Iran juga pernah menguasai Piala Asia. Trofi Piala Asia 1968, 1972, dan 1976 tak pernah beranjak dari negara yang dahulu dikenal oleh Eropa dengan nama Persia.
Setelah kejayaan pada 1976, Iran selalu gagal memenuhi ambisi menginjak podium juara. Capaian terbaiknya adalah peringkat ketiga pada 1980, 1988, 1996, dan 2004. Capaian terkini, pada 2019, Iran menjadi semifinalis.
Saat Iran gagal masuk final pada lima tahun silam, Qatar menahbiskan diri sebagai raja baru Asia. Hasrat menjadi kiblat sepak bola Asia yang baru berhasil direngkuh. Untuk kali pertama, Qatar menjadi juara Piala Asia dengan mengalahkan Jepang yang merupakan kekuatan lama lainnya di kawasan timur.
Gelar juara Piala Asia menjadi modal penting bagi Qatar yang ketika itu dalam masa persiapan menjadi negara penyelenggara Piala Dunia.
Kini Piala Dunia sudah lewat, sang tuan rumah tak bisa berbicara banyak pada dua tahun lalu. Kini skuad The Maroons ingin menjadikan Piala Asia 2023 sebagai pembuktian bahwa Qatar tetap merupakan kekuatan terpandang di Asia.
Qatar masih pula diperkuat pemain-pemain yang membawa harum nama bangsa pada 2019 seperti Tarek Salman, Abdulaziz Hatem, Hassan Al Haydos, Akram Afif, Bassam Al Rawi, Boualem Khoukhi, dan Almoez Ali.
Bintang-bintang Qatar tersebut bakal berduel dengan kekuatan Iran yang kini mengandalkan Alireza Beiranvand, Ehsan Hajsafi, Alireza Jahanbakhsh, Mehdi Taremi, Saman Ghoddos, dan Sardar Azmoun.
Iran dan Qatar datang ke Stadion Al Thumama dengan deretan rekor apik. Iran sudah membukukan 18 laga tanpa kalah, sementara Qatar merupakan juara bertahan Piala Asia pertama yang bisa masuk perempat final sejak Jepang pada 2007.
Qatar punya keuntungan dengan dukungan penonton, namun pemain Iran bukan anak-anak kemarin sore yang loyo mental lantaran teror suporter. Lagi pula tekad mengalahkan lawan di depan hadapan pendukung juga dimiliki anak asuh Amir Ghalenoei.
Iran dan Qatar sama-sama menjadi negara yang masuk pot 1 dalam drawing fase grup. Sampai di sini sudah jelas kekuatan kedua kontestan yang akan beradu malam nanti.
Lantas kalau begitu, pertandingan macam apa yang akan terjadi di dalam lapangan?
Baca lanjutan artikel ini di halaman selanjutnya>>>
Page 2
Nova Arifianto | CNN Indonesia
Rabu, 07 Feb 2024 07:57 WIB
Menjadi unggulan utama di grup masing-masing, Iran dan Qatar membuktikan hitung-hitungan di atas kertas. Iran jadi juara Grup C dengan nilai sempurna, demikian pula dengan Qatar di Grup A.
Iran mengawali kiprah dengan menang besar atas Palestina 4-1. Setelah itu Team Melli menang tipis atas Iran dan Uni Emirat Arab. Mirip-mirip dengan sang pesaing, Qatar menang 3-0 atas Lebanon, kemudian menang 1-0 atas Tajikistan dan China.
Pada 16 besar Iran dibuat deg-degan melawan Suriah lantaran harus menang lewat adu penalti. Ketika melawan Jepang, Iran kembali lolos dari maut. Setelah tertinggal 0-1, Iran kemudian bisa membalikkan keadaan di pengujung laga.
Qatar pun mengalami situasi yang sama, namun urutannya terbalik. Sempat tertinggal dari Palestina, Qatar menang 2-1 pada babak 16 besar. Dalam laga perebutan tiket semifinal, Qatar harus memastikan kemenangan lewat adu penalti.
Tak ada skor mencolok dan bahkan kedua kesebelasan sempat berada di ujung tanduk.
Hal tersebut bisa saja diartikan sebagai indikasi kedua kesebelasan punya kekuatan yang biasa-biasa, namun dalam sudut pandang lain dapat pula dipersepsikan negara-negara Asia cukup berkembang dan semua tim sudah mempersiapkan tim dengan baik sehingga Iran dan Qatar sama-sama tak bisa pesta gol.
Meski tanpa skor telak, Iran dan Qatar toh saat ini ada di babak semifinal. Kedua kesebelasan agaknya sama-sama paham kebutuhan berlaga di sebuah turnamen beda dengan kompetisi, 'yang penting menang', sampai final, dan juara di tangan. Terlebih ada keterbatasan waktu singkat yang mempengaruhi waktu pemulihan pemain.
Efektivitas dan efisien jadi tuntunan Iran dan Qatar menembus babak semifinal.
Pada laga semifinal kali ini ada dua pemain Iran yang kondisinya agak labil yakni Sadeh Moharrami dan Majid Hosseini lantaran cedera, sementara Mehdi Taremi sudah bisa kembali tampil setelah dua kartu kuning pada laga 16 besar.
Keberadaan Taremi bakal menjadikan daya gedor Iran lebih nyaring lantaran pemain Porto tersebut merupakan pencetak gol terbanyak bagi Team Melli di Piala Asia kali ini.
Formasi 4-1-3-2 tampak bakal kembali jadi andalan Iran dalam laga kali ini. Format empat bek dan satu pivot pekerja keras bakal memainkan peran utama dalam bertahan. Sementara gelandang Samman Ghoddos akan beroperasi sebagai jembatan dari belakang ke depan sekaligus pemutus serangan pertama.
Sementara Qatar diprediksi bakal menampilkan permainan menyerang. Memanfaatkan momentum dukungan suporter, adrenalin anak asuh Tintin Marquez bakal mendidih untuk memberi kemenangan untuk para pemain ke-12.
Formasi 4-3-3 bakal dipraktikkan demi mencetak gol di awal laga. Almoez Ali, Akram Afif, Hassan Al Haydos, dan Yusuf Abdurisag menjadi ancaman tersendiri bagi Iran yang mengincar kesuksesan di era baru.
(rhr)
Komentar