Rekap Hasil Malaysia Open 2024 - Momen Langka Axelsen Kena Headshot usai Selebrasi Kecepetan, Nomor 1 Dunia Tak Semutlak Sebelumnya - Semua Halaman - Bolasport

 

Rekap Hasil Malaysia Open 2024 - Momen Langka Axelsen Kena Headshot usai Selebrasi Kecepetan, Nomor 1 Dunia Tak Semutlak Sebelumnya - Semua Halaman - Bolasport.com

Rekap Hasil Malaysia Open 2024 - Momen Langka Axelsen Kena Headshot usai Selebrasi Kecepetan, Nomor 1 Dunia Tak Semutlak Sebelumnya

By Ardhianto Wahyu Indraputra, Sabtu, 13 Januari 2024 | 22:14 WIB
Tunggal putra Denmark, Viktor Axelsen, merebahkan diri setelah kalah dalam reli dari Shi Yu Qi (China) pada semifinal Malaysia Open 2024 di Axiata Arena, Kuala Lumpur, Malaysia, 13 Januari 2024.
Tunggal putra Denmark, Viktor Axelsen, merebahkan diri setelah kalah dalam reli dari Shi Yu Qi (China) pada semifinal Malaysia Open 2024 di Axiata Arena, Kuala Lumpur, Malaysia, 13 Januari 2024. (YOUTUBE.COM/SPOTV ASIA)

BOLASPORT.COM - Laga-laga seru mewarnai jalannya semifinal Malaysia Open 2024. Sejumlah hasil kejutan pun terjadi dalam rangkaian pertandingan di Axiata Arena, Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu (13/1/2024).

Kejutan utama tentunya adalah kekalahan Viktor Axelsen (Denmark) dari Shi Yu Qi (China) dalam pertandingan sengit di semifinal tunggal putra.

Penonton berhasil dimanjakan oleh adu taktik dengan skill tingkat tinggi antara dua pemilik gelar juara All England itu selama 1 jam 11 menit.

Shi Yu Qi sukses membuat Axelsen kesulitan membaca permainannya dengan variasi pukulan yang sulit ditebak.

Tak cuma sekali Axelsen dibuat pontang-panting hingga terpeleset karpet lapangan yang licin karena keringat.

Selain variasi pukulan, keunggulan Shi Yu Qi lainnya adalah serangan yang minim eror walau menghadapi pertahanan kuat Axelsen yang tak cukup dimatikan dengan sekali pukulan.

Momen seru terjadi saat skor 15-15 untuk Shi pada gim kedua dari ulangan final BWF World Tour Finals 2023 ini.

Berawal dari dropshot yang masih bisa dikembalikan Axelsen dengan pukulan timing sambil menjatuhkan diri, Shi mendorong bola untuk membuat sang rival berlari ke belakang.

Axelsen bisa menjangkau dengan backhand walau tanggung, Shi lantas melanjutkannya dengan dua smes tajam ke sisi yang berlawanan.

Axelsen berhasil terbang untuk menyelamatkan kedua smes tersebut. Sayangnya posisi tubuh yang sudah tidak ideal membuat Axelsen tak berdaya meraih pengembalian berikutnya.

Shi Yu Qi pun sempat terlihat akan menang dalam dua gim langsung. Akan tetapi, Axelsen dapat membalikkan di poin-poin akhir untuk memperpanjang napas.

Selebrasi dengan meninju udara dua kali dilakukan Axelsen saat memaksakan rubber game. Momentum bagus dibawa Axelsen untuk memimpin hingga interval pada gim ketiga.

Semangat yang ditunjukkan Axelsen bak sudah menemukan obat untuk mengalahkan Shi Yu Qi lagi makin membuat penonton bersorak.

Akan tetapi, situasi berubah saat Shi dapat menyamakan skor di 12-12. Axelsen bermain terburu-buru sedangkan Shi lebih tenang di situasi genting.

Kecerobohan dilakukan Axelsen pada poin 17-18 saat salah mengira bola Shi akan keluar.

Axelsen masih bisa memukul kok dari kedua kakinya tapi bolanya tanggung. Shi memberi bola pelan yang cuma bisa dibalas Axelsen dengan ala kadarnya.

Mengira Shi akan melakukan smes menyilang, Axelsen berlari ke sisi lapangan lainnya. Namun, Shi dengan cerdik menempatkannya ke tengah, mengenai kepala Axelsen yang sudah pasrah.

Sejak saat itu, Shi terus menambah poin untuk mengunci kemenangan.

Shi akan mencoba lagi untuk merebut gelar setelah tahun lalu gagal walau empat kali mencapai final, termasuk di ajang penting seperti All England, Asian Games, dan World Tour Finals.

Sementara itu, Kekalahan Axelsen memastikan tidak ada juara bertahan Malaysia Open yang akan mempertahankan gelarnya.

Malaysia Open 2023 diwarnai catatan unik saat seluruh gelar juara direbut pemain atau pasangan yang menghuni peringkat satu dunia saat itu.

Bahkan, kali ini hanya ada dua kontestan berstatus nomor satu yang mencapai final turnamen bertaraf BWF World Tour Super 1000 ini.

Mereka adalah An Se-young (Korea Selatan) di tunggal putri dan Liang Wei Keng/Wang Chang (China) di ganda putra.

Walau sebelumnya mengaku belum pulih benar dari cedera, An Se-young tidak menemui kesulitan berarti saat ditantang pemain kuda hitam dari China, Zhang Yi Man.

Sementara Liang/Wang menyingkirkan mantan pasangan nomor satu lainnya setelah wakil Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, di perempat final.

Kali ini, korban Liang/Wang adalah Takuro Hoki/Yugo Kobayashi dari Jepang. Menang dalam tiga gim, mereka akan menjalani final ideal dengan Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty (India).

Sementara itu, kesuksesan wakil senegara terjadi di ganda putri.

Walau kehilangan jagoan-jagoan utamanya, China sudah memastikan satu gelar berkat kelolosan Liu Sheng Shu/Tan Ning dan Zhang Shu Xian/Zheng Yu.

Sorotan tertuju kepada Zhang/Zheng yang sedang on-fire karena mencapai babak final untuk ketiga kalinya dalam empat turnamen terakhir.

Zhang/Zheng memang tidak benar-benar asing dengan babak final.

Mereka bahkan punya rivalitas khusus di level ini dengan andalan Indonesia, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti.

Tiga dari 5 pertemuan Zhang/Zheng dan PriFad terjadi di final, termasuk di Malaysia Open pada 2022 di mana wakil Indonesia yang menang.

Bagi Zhang/Zheng sendiri, ini sekaligus final pertama mereka di turnamen level Super 1000 sejak All England Open 2022 di mana mereka juga kalah.

Kini mereka mengincar trofi pertama dari level tertinggi turnamen BWF World Tour setelah World Tour Finals.

"Rasanya menyenangkan. Sudah lama kami tidak mencapai final turnamen Super 1000," kata Zheng, dilansir dari BWFBadminton.com.

"Hasil ini karena kerja keras kami dalam latihan tetapi ada lebih banyak hal lagi untuk dianalisis tentang performa kami."

"Kami harus melihat kembali pertandingan-pertandingan kami sebelumnya dan bersiap untuk besok," tambahnya.

Kemenangan akan krusial bagi Zhang/Zheng karena mereka bersaing dengan Liu/Tan, junior mereka, untuk tiket kedua bagi ganda putri China ke Olimpiade Paris 2024.

Namun, Zhang/Zheng tak ingin terlalu terbebani. Mereka tidak menampik ingin tampil di Paris tetapi memilih untuk fokus ke pertandingan satu demi satu.

"Sekarang masih bulan Januari, dan baru turnamen pertama pada tahun ini, kami hanya perlu fokus di sini dan saat ini," kata Zhang.

Semifinal

MS: Viktor Axelsen (Denmark/1) vs Shi Yu Qi (China/7) 12-21, 21-19, 17-21

MS: Lin Chun-Yi (Taiwan) vs Anders Antonsen (Denmark) 16-21, 7-21

WS: An Se-young (Korea Selatan/1) vs Zhang Yi Man (China) 21-17, 21-11

WS: Tai Tzu Ying (Taiwan/4) vs Chen Yu Fei (China/2) 17-21, 21-15, 21-18

MD: Liang Wei Keng/Wang Chang (China/1) vs Takuro Hoki/Yugo Kobayashi (Jepang/7) 21-12, 19-21, 21-13

MD: Kang Min-hyuk/Seo Seung-jae (Korea Selatan/6) vs Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty (India/2) 18-21, 20-22

WD: Liu Sheng Shu/Tan Ning (China/8) vs Rin Iwaga/Kie Nakanishi (Jepang) 21-11, 21-16

WD: Zhang Shu Xian/Zheng Yu (China/5) vs Baek Ha-na/Lee So-hee (Korea Selatan/2) 21-17, 21-17

XD: Kim Wo-ho/Jeong Na-eun (Korea Selatan/7) vs Hee Yong Kai Terry/Tan Wei Han Jessica (Singapura) 21-16, 21-16

XD: Jiang Zhen Bang/Wei Ya Xin (China/5) vs Yuta Watanabe/Arisa Higashino (Jepang/2) 15-21, 21-12, 15-21

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis dan tidak dikelola oleh kami)

Berbagi Informasi

Goal Indonesia

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsiin

Opsi Informasi

Opsitek