Tradisi Medali Bulu Tangkis Terhenti di Asian Games 2022, Alarm Merah Jelang Olimpiade 2024 By BeritaSatu
Tradisi Medali Bulu Tangkis Terhenti di Asian Games 2022, Alarm Merah Jelang Olimpiade 2024
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fimg2.beritasatu.com%2Fcache%2Fberitasatu%2F960x620-3%2F2023%2F10%2F1696566571-1102x620.webp)
Hangzhou, Beritasatu.com - Untuk pertama kalinya sejak bulu tangkis dipertandingkan pada Asian Games 1962, Indonesia gagal meraih medali di Asian Games 2022 Hangzhou. Ini menjadi alarm keras bagi Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI), mengingat Olimpiade 2024 kurang dari setahun lagi digelar.
Jauh panggang dari api, seperti itulah antara target 3 medali emas yang dicanangkan PP PBSI dan realisasi yang didapatkan kontingen bulu tangkis Indonesia di Asian Games 2022. Di nomor beregu, tim putra dan putri Indonesia langsung tersingkir di babak perempat final. Fajar Alfian dkk ditekuk Korea Selatan 1-3, sedangkan Gregoria Mariska dkk kalah dari tuan rumah Tiongkok.
Begitu pula dengan nomor perseorangan. Satu per satu wakil Indonesia berguguran sebelum menyentuh babak perempat final. Hanya tiga wakil yang bertanding di babak 8 besar, dan semua berakhir dengan kekalahan.
Ganda putra peringkat 1 BWF, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto takluk dari ganda Taiwan Lee Yang/Wang Chi-lin 19-21, 18-21. Hal ini sekaligus memupus ambisi Fajar/Rian untuk mengubah perak yang didapat di Asian Games 2018 Jakarta menjadi emas.
"Kami mohon maaf kepada masyarakat Indonesia karena belum bisa memberikan medali untuk Indonesia. Semoga ke depannya kami bisa lebih baik lagi. Harapannya kami secara perlahan bisa kembali ke trek yang semestinya," ucap Rian setelah pertandingan.
Sementara tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting kalah dari tunggal Tiongkok, Li Shi Feng dua gim langsung 13-21, 17-21. Ginting juga gagal menyumbang medali minimal perunggu seperti yang dilakukan di edisi sebelumnya.
"Saya sudah coba segala cara, dari main menyerang di gim pertama sampai mengubah pola permainan di gim kedua, tetapi lawan bisa lebih tenang, tidak seperti di pertemuan-pertemuan sebelumnya. Target dan keinginan pribadi ingin menyamai hasil di Asian Games 2018 atau bahkan melebihi, hanya memang mungkin rezekinya sampai di sini saja," kata Ginting.
Harapan terakhir Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung juga kalah dari wakil Jepang, Aya Ohori. Gregoria yang sebelumnya memiliki rekor head to head unggul 2-0 ketika menghadapi Ohori, justru takluk straight set 10-21, 17-21.
"Saya merasa tegang di gim pertama, merasa tekanan semua ada di saya. Di samping itu, lawan memang sangat baik dalam mengontrol permainan. Saya jadi tidak bisa berkembang," kata tunggal peringkat tujuh BWF itu.
Prestasi tim bulu tangkis Indonesia di Asian Games 2022 menjadi yang terburuk sepanjang sejarah keikutsertaan Indonesia di kompetisi multievent empat tahunan itu. Tak hanya memutus tradisi emas Indonesia sejak Asian Games 1994 Hiroshima, ini juga pertama kalinya Indonesia gagal mendapatkan sekeping medali pun di Asian Games.
Prestasti terburuk Indonesia di Asian Games sebelumnya ialah di edisi 1986, tetapi setidaknya Liem Swie King dkk masih membawa pulang 4 perunggu. Sementara di Asian Games 1990, meski gagal menyumbang emas, Susi Susanti dkk masih membawa pulang 2 perak dan 6 perunggu.
Sementara di Asian Games 1970, meski gagal memborong emas di nomor beregu, tim putra Indonesia yang dipimpin Rudy Hartono masih berhasil memboyong emas, melengkapi 2 perak dan 4 perunggu yang didapat di nomor lainnya.
Apa yang terjadi di Asian Games 2022 Hangzhou seharusnya menjadi peringatan terakhir bagi PP PBSI, yang sebelumnya juga disorot lantaran gagal membawa pulang medali di Kejuaraan Dunia BWF 2023. Tim Garuda harus segera berbenah. Bulu tangkis yang selama ini dianggap sebagai olahraga prestasi dan andalan penyumbang emas di ajang multievent, tentunya tak boleh gigit jari lagi.