Korban Tewas Perang Israel-Hamas Lampaui 8.000 Jiwa By BeritaSatup
Korban Tewas Perang Israel-Hamas Lampaui 8.000 Jiwa
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fimg2.beritasatu.com%2Fcache%2Fberitasatu%2F960x620-3%2F2023%2F10%2F1698626054-1102x620.webp)
Gaza, Beritasatu.com - Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa jumlah kematian di kalangan warga Palestina akibat serangan Israel melampaui 8.000 jiwa dengan sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak. Angka kematian yang begitu besar ini belum pernah terjadi dalam sejarah konflik Israel-Palestina selama beberapa dekade.
Lebih dari 1.400 orang Israel tewas, sebagian besar adalah warga sipil akibat serangan yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Sekitar 33 truk membawa bantuan masuk ke Gaza pada Minggu (29/10/2023), menjadi konvoi bantuan terbesar sejak perang antara Israel dan Hamas pecah. Namun, pekerja kemanusiaan melaporkan bahwa bantuan tersebut masih jauh dari mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Tank dan pasukan infanteri Israel disebut telah memasuki wilayah Gaza, memulai perang tahap kedua seperti yang dinyatakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Pada Minggu, komunikasi telah berhasil dipulihkan ke wilayah yang dihuni sekitar 2,3 juta penduduk Gaza itu.
Hingga saat ini, Israel hanya mengizinkan sejumlah kecil bantuan untuk memasuki Gaza. 33 truk yang masuk ke Gaza, Minggu (29/10/2023) membawa air, makanan, dan obat-obatan melalui satu-satunya perlintasan perbatasan dari Mesir, seperti diungkapkan oleh juru bicara di perlintasan Rafah, Wael Abo Omar.
Setelah mengunjungi perlintasan Rafah, Jaksa Agung Pengadilan Pidana Internasional, Karim Khan menyebut penderitaan yang dialami oleh warga sipil sangat mendalam. Ia mengungkapkan dirinya tidak dapat memasuki Gaza.
Khan menggambarkan situasi ini sebagai hari yang sangat tragis. Pengadilan Pidana Internasional telah menyelidiki tindakan yang dilakukan oleh otoritas Israel dan Palestina sejak tahun 2014.
Khan meminta Israel untuk menghormati hukum internasional, meskipun ia belum menuduh negara itu melakukan kejahatan perang. Ia menyebut serangan Hamas pada 7 Oktober sebagai pelanggaran serius terhadap hukum humaniter internasional dan menyatakan,"beban tanggung jawab ada pada mereka yang menggunakan senjata api, misil, atau roket yang bersangkutan."
Militer Israel mengumumkan pada Minggu bahwa mereka telah berhasil melancarkan lebih dari 450 serangan terhadap target militan selama 24 jam terakhir, termasuk pusat komando Palestina dan posisi peluncuran rudal anti-tank. Juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, mengumumkan bahwa puluhan militan tewas dalam serangan ini.
Hagari juga mengingatkan kepada warga Gaza untuk pindah ke bagian selatan wilayah tersebut, di mana mereka akan memiliki akses yang lebih baik ke makanan, air, dan obat-obatan.
Israel menyatakan bahwa sebagian besar penduduk Gaza telah mendengarkan perintah untuk mengungsi ke bagian selatan wilayah terkepung ini. Namun, ratusan ribu orang masih bertahan di bagian utara Gaza, sebagian karena Israel telah membombardir target di wilayah yang seharusnya aman. Lebih dari 1,4 juta orang di Gaza telah meninggalkan rumah mereka.