Asian Games 2022 - Alarm Lalu Mohammad Zohri Usai Bermunculan Rival Belasan Tahun - Semua Halaman - Bolasport

 

Asian Games 2022 - Alarm Lalu Mohammad Zohri Usai Bermunculan Rival Belasan Tahun - Semua Halaman - Bolasport.com

Asian Games 2022 - Alarm Lalu Mohammad Zohri Usai Bermunculan Rival Belasan Tahun

By Wahid Fahrur Annas, Minggu, 1 Oktober 2023 | 10:22 WIB
Sprinter Indonesia, Lalu Muhammad Zohri, saat tampil pada final lari 100m putra Asian Games 2022 di  Hangzhou Olympic Sports Centre Stadium, China, 30 September 2023.
Sprinter Indonesia, Lalu Muhammad Zohri, saat tampil pada final lari 100m putra Asian Games 2022 di Hangzhou Olympic Sports Centre Stadium, China, 30 September 2023. (TETUKO MEDIANTORO/NOC INDONESIA)

BOLASPORT.COM - Sprinter IndonesiaLalu Mohammad Zohri, belum berhasil memberikan performa terbaik pada final nomor lari 100m putra Asian Games 2022.

Catatan waktu Lalu Mohammad Zohri justru menurun pada pertandingan perebutan medali usai selalu menjadi yang tercepat pada heat babak penyisihan hingga semifinal.

Pada penyisihan Zohri mencatatkan waktu 10,22 detik, kemudian torehan ini dipertajam 0,10 detik pada semifinal.

Selalu berada di posisi terdepan memberi sinyal bagi Zohri yang baru pulih dari cedera untuk menyumbang medali pertama dari cabor atletik di Asian Games 2022.

Sayangnya atlet berusia 23 tahun itu kehilangan ritme apiknya pada final.

Dia harus puas finis keenam dengan catatan waktu 10,16 detik pada perlombaan yang digelar di Stadion Utama Hangzhou, China, Sabtu (30/9/2023) malam.

Ini menjadi kedua kalinya Zohri belum berhasil memanfaatkan dua edisi Asian Games untuk meraih medali dari nomor lari 100m putra walau sudah mencapai final.

Zohri sendiri mengaku bahwa kondisinya belum 100 persen.

"Mohon maaf, saya belum bisa memberikan medali. Tadi, saya sudah berusaha sampai batas kemampuan maksimal saya," kata Zohri dikutip BolaSport.com dari Kompas.id.

"Karena saya baru pulih dari cedera sebulan terakhir, saya belum sempat berlatih daya tahan kecepatan yang persiapannya butuh waktu panjang sampai satu tahun."

"Sebulan terakhir setelah pulih cedera, latihan saya baru sebatas mengasah teknik start block dan kecepatan," ujar Zohri.

Atlet asal Nusa Tenggara Barat itu sebenarnya melakukan start dengan baik.

Akan tetapi, dalam separuh terakhir perlombaan kecepatan Zohri menurun sampai kehilangan keseimbangan sesaat jelang garis finis.

"Karena tadi mencoba berlari sampai ke batas maksimal, saya akhirnya kehilangan keseimbangan mendekati finis," ucap Zohri.

"Makanya, irama langkah kaki saya menjadi kacau sehingga kecepatan saya menurun dan disusul oleh para pelari lain,” katanya.

Zohri tidak ingin berlama-lama larut dalam kekecewaan.

Pemenang medali emas Kejuaraan Dunia Atletik Junior ini berharap bisa mencapai targetnya yakni mencatatkan waktu 10,00 detik yang masih belum tercapai.

Sejauh ini, rekor pribadi terbaik Zohri berada di angka 10,03 detik yang dicetaknya di Osaka, Jepang pada tahun 2019.

Zohri percaya diri setelah fisiknya kembali pulih setelah beberapa kali mengalami cedera.

"Setelah cedera dan bangkit lagi, cedera lalu bangkit lagi, saya akhirnya bisa kembali berlari dengan cukup baik tanpa trauma dan keluhan saat mencoba batas maksimal,” ucapnya.

"Semoga momentum ini bisa terjaga. Harapannya, saya bisa lebih sering dikirim ikut kejuaraan internasional ataupun pemusatan latihan di luar negeri lebih lama."

"Itu sangat penting untuk menumbuhkan motivasi karena bisa berlatih ataupun berlomba dengan pelari-pelari luar negeri yang kecepatannya lebih baik," tuturnya.

Zohri mau tidak mau harus meningkatkan diri.

Persaingan nomor paling bergengsi di atletik ini makin memanas bahkan dari sejak kawasan Asia Tenggara.

Puripol Boonson dari Thailand (17 tahun) meraih medali perak dan Muhammad Azeem Fahmi dari Malaysia (19 tahun) merebut perunggu dalam balapan yang sama.

Boonson mencatatkan waktu terbaik pribadi 10.06 detik di semi final kemudian meningkatkannya menjadi 10,02 detik di final.

Adapun Azeem Fahmi tadinya berada di belakang Zohri pada semifinal tetapi dapat meningkatkan torehannya menjadi 10,11 detik.

"Meskipun medali perak, saya telah melakukan yang terbaik dan mencetak rekor pribadi, jadi saya sangat bangga dengan hasil hari ini," kata Boonson, dikutip dari Olympics.

"Kompetisinya memang sulit karena saya adalah yang termuda. Kompetitor lainnya sudah pernah mengikuti kompetisi dunia sebelumnya."

"Saya sangat bangga bisa berpartisipasi dengan para pelari yang sangat berpengalaman," kata atlet yang pernah merebut 3 medali emas sekaligus di SEA Games.

Sementara itu, keberhasilan Azeem Fahmi mengakhiri puasa medali bagi negaranya selama 41 tahun di nomor 100m putra Asian Games.

"(Saya kira) ini akan sulit karena ada dua pelari Cina di final," akunya.

"Saya pikir tekanannya akan sangat besar, kemudian saya menganggapnya sebagai keuntungan karena sebenarnya mereka yang tertekan karena tampil di kandang sendiri."

Azeem sendiri baru kali ini memenangi medali di turnamen internasional.

"Meskipun saya adalah pemegang rekor nasional, saya belum pernah memenangkan apa pun di panggung internasional," katanya, dilansir dari New Straits Times.

"Ini adalah medali perunggu, tetapi sangat berarti bagi saya. Saya hanya ingin menjalani lomba yang bagus, menikmatinya, karena ini adalah lomba terakhir saya untuk musim ini."

"Saya tidak bisa berkata-kata saat ini, saya tidak pernah menyangka bisa naik podium," tambahnya.

Baca Juga

Komentar

Opsi Arena

 Pusatin Sports 


 Postingan Lainnya 

Informasi Olahraga Terbaru - Google Berita