Pelatih Taiwan Menangis Usai Bungkam Indonesia: Penantian 65 Tahun
Pelatih Taiwan U-24 Chen Junming menangis haru setelah peluit panjang pertandingan melawan Timnas Indonesia U-24 ditiup wasit, Kamis (21/9).
Pertandingan grup F di Stadion Zhejiang Normal University East itu berakhir 1-0 untuk kemenangan Taiwan. Taiwan terakhir kali meraih kemenangan pada Asian Games 1958 di Jepang.
"Saya bangga dengan para pemain. Saya sangat terharu dan bangga dengan para pemain yang bisa menahan kuatnya serangan Indonesia ketika kami unggul," kata Chen dilansir dari Go Goal.
"Ini adalah kemenangan yang telah kami nantikan selama 65 tahun, dan ini juga merupakan kemenangan pertama kami di Asian Games 2025," ucapnya saat sesi jumpa pers setelah pertandingan.
Pelatih 42 tahun ini mengatakan, sepak bola Taiwan sedang lesu dalam beberapa tahun. Kemenangan atas Indonesia di Asian Games 2023 ini diyakininya akan memberi dampak positif.
"Sepak bola Taiwan sedikit lesu akhir-akhir ini. Kemenangan ini sangat penting bagi kami dan akan memberi efek motivasi tertentu. Ini berkat kerja keras para pemain," katanya.
Satu-satunya gol Taiwan ke gawang Indonesia dilesakkan Qin Wen Yan pada menit ke-47. Pemain bertahan Indonesia yang belum 100 persen fokus dalam laga, berhasil dikecoh Qin Wen Yan.
Ini jadi gol pertama Taiwan sejak Asian Games 1966 di Bangkok, Thailand. Chen mengatakan perjuangan untuk meraih kemenangan ini tidak mudah. Pasalnya Indonesia tampil penuh determinatif.
Beruntung Indonesia tampil sebagaimana diprediksi Chen. Pola yang ia rencanakan pun bisa dipraktekkan para pemain dengan maksimal. Semua elemen tim bekerja keras mencipta sejarah ini.
"Gaya permainan Indonesia adalah umpan pendek, dasar teknik bagus, dan sangat cepat. Cara kami adalah menghadapi banyak situasi bertahan, dan yang terpenting jangan sampai ketinggalan poin," katanya.
"Dalam keadaan seperti itu kita punya peluang menang, dan para pemain sudah bekerja keras, sehingga meski Indonesia punya tembakan, semuanya melebar keluar, mencapai efek yang diharapkan," ucap Chen.
Komentar