9 Klub Liga 2 Utang Gaji 139 Pemain hingga Rp5,4 M, SOS: Degradasi Saja! - inews

 

9 Klub Liga 2 Utang Gaji 139 Pemain hingga Rp5,4 M, SOS: Degradasi Saja!

inews.id
September 4, 2023
Liga 2 2023/2024 akan segera kickoff pada 10 September 2023.
Liga 2 2023/2024 akan segera kickoff pada 10 September 2023.

JAKARTA, iNews.id – Sembilan klub Liga 2 masih berutang gaji 139 pemain yang totalnya hingga Rp5,4 miliar. Kabar ironis, karena kompetisi kasta kedua sepak bola Indonesia itu kurang dari sepekan lagi bakal digelar.

PSPS Pekanbaru menangguk utang gaji paling mencapai Rp1.591.000.000 untuk 26 pemain. Setelah itu ada Persikab Kabupaten Bandung senilai Rp1.313.210.00 untuk 16 pemain, dan PSKC Cimahi Rp873 juta kepada 29 pemain.

Kemudian, Kalteng Putra berutang Rp653.500.000 juta kepada 19 pemain, Persiraja Rp388 juta untuk 20 pemain. Lalu Gresik United Rp 387.633.540 kepada 27 pemain.

Ada juga PSMS Medan Rp127.500.000 kepada dua pemain, Semen Padang Rp93.750.000 dan Persijap Rp20 juta untuk masing-masing satu pemain. Total Rp5.447.594.540 utang sembilan klub Liga 2 kepada 139 pemainnya.

Save Our Soccer (SOS) mendorong agar PSSI selaku regulator dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator mengambil tindakan tegas merespons kelalaian klub dalam menunaikan hal pemain. Klub harus melunasi utang gaji terlebih dahulu sebelum kompetisi Liga 2 dimulai.

“Bila belum menyelesaikan tunggakan gaji pemain, jangan izinkan klub tersebut ikut berkompetisi. Bahkan, kalau perlu didegradasi ke kasta terendah atau bahkan dicoret sebagai anggota PSSI,” kata Akmal Marhali, Koordinator Save Our Soccer (SOS) kepada iNews.id, Senin (4/9/2023).

“Pembiaran sama saja dengan pelanggaran terhadap regulasi. PSSI harus tegas agar kompetisi bisa berjalan dengan kompetitif, sehat, profesional, dan bermartabat,” Akmal menegaskan.

Editor : Abdul Haris

Follow Berita iNews di Google News

Masalah Gaji Diatur Regulasi AFC

Masalah gaji pemain menjadi hal krusial yang diatur dalam AFC Club Lisensing Regulation. Dalam aturan tersebut, finansial merupakan salah satu dari lima aspek yang mutlak harus dipenuhi klub profesional. Kesehatan keuangan klub menjadi syarat yang tidak bisa ditawar.

“Krisis keuangan klub akan membuka jalan terjadinya match fixing. Bermain dengan bandar judi untuk mendapatkan uang. Ini akan merusak moral sepak bola yang mengedepankan sportivitas dan fair play. Jangan sampai Liga 2 jadi lahan basah pengaturan skor,” Akmal mengingatkan.

Koordinator Save Our Soccer, Akmal Marhali, meminta PSSI dan PT LIB tegas menindak klub yang menunggak gaji pemain.
Koordinator Save Our Soccer, Akmal Marhali, meminta PSSI dan PT LIB tegas menindak klub yang menunggak gaji pemain.

Akmal melanjutkan, klub yang keuangannya tak sehat lebih baik dibangkrutkan saja. Menurutnya, kebijakan dan ketegasan operator Liga Italia Serie A patut dicontoh PSSI dan PT LIB. Pada 2014, klub ternama AC Parma didegradasi ke kasta terendah Serie D karena dibelit utang.

“Ingat, sebelum kompetisi dimulai klub harus menyertai surat pernyataan bebas utang sebagai syarat verifikasi peserta kompetisi. Nah, bila masih berutang lebih baik dipailitkan saja. Jangan sampai mereka jadi beban saat kompetiai berjalan,” tutur Akmal.

Selain itu, lanjut Akmal, para pemain pun harus menunjukkan solidaritas dan kekompakkannya untuk menekan pihak klub.

“Bila sampai jelang kickoff klub belum melunasi penuggakan gaji lebih baik kompetisi ditunda saja. Para pemain harus kompak melakukan aksi mogok sebagai bentuk solidaritas,” kata Akmal.

Editor : Abdul Haris

Follow Berita iNews di Google News

Aksi mogok pemain bukan hal haram di sepak bola dunia. Sikap itu pernah dilakukan di La Liga Spanyol pada musim 2011/2012 karena kasus tunggakan gaji yang terjadi di klub Real Mallorca dan Hercules.

Kala itu semua pemain termasuk megabintang Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo melakukan aksi mogok selama dua pekan sampai ada penyelesaian. Aksi tersebut dipimpin Asosiasi Pesepak bola Profesional Spanyol (AFE). Di Indonesia ada Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI).

“Semua pemain Divisi Primera dan Segunda Division kompak melakukan aksi mogok sebagai bentuk solidaritas kepada sesama rekannya yang gajinya tertunggak. Semua dilakukan demi kebaikan kompetisi dari potensi masuknya tangan jahat para pengatur skor,” Akmal membeberkan.

Akmal menegaskan, sepak bola Indonesia butuh ketegasan, keberanian, dan kekompakkan untuk maju dan berprestasi. Sebab, sepak bola Indonesia sudah jauh tertinggal. Butuh nyali dan keberanian untuk berlari kencang dengan menegakkan aturan.

“FIFA bisa menjatuhkan sanksi kepada klub bahkan PSSI bila mengabaikan tunggakan gaji. Sekali lagi tunda saja kompetisi kalau masih ada klub yang menunggak gaji atau sekalian saja didegradasi dan dipailitkan," Akmal menegaskan.

Editor : Abdul Haris

Follow Berita iNews di Google News

Baca Juga

Komentar

Opsi Arena

 Pusatin Sports 


 Postingan Lainnya 

Informasi Olahraga Terbaru - Google Berita