Permainan Monoton, Penyebab Ganda Putra Rontok di Australia Open 2023
Pelatih ganda putra Indonesia Herry Iman Pierngadi menyebut permainan monoton jadi penyebab seluruh wakil ganda putra Indonesia rontok di Australia Open 2023.
Indonesia mengirim 19 wakil dari semua nomor. Sektor ganda putra Indonesia jadi yang terbanyak dikirim ke Australia Open 2023 dengan enam pasang.
Mereka adalah Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Sabar Karyaman Gutama/Moh. Reza Pahlevi Isfahani, Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana, dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.
Namun dari deretan nama besar itu, tak satupun yang mampu menapak ke babak semifinal Australia Open 2023. Wakil Indonesia di sektor lain juga berguguran di perempat final.
Herry menyoroti Fajar/Rian yang tumbang di tangan wakil Korea Selatan Kang Min Hyuk/Seo Seung Jae. Ia menilai performa anak asuhnya kurang berkembang selama pertandingan.
"Momen saat mereka unggul 6-3 di gim ketiga, sebenarnya pasangan Korea sudah goyah. Lawan sudah panik. Tetapi begitu momennya hilang, lawan bisa menyusul dan makin tambah percaya diri. Sementara Fajar/Rian jadi tertekan dan akhirnya banyak salah sendiri," kata Herry dikutip dari keterangan resmi PBSI, Sabtu (5/8).
"Setelah itu, pasangan Korea malah bisa berbalik dan semangat lagi. Dari sisi teknik, pembukaannya Fajar/Rian harus diakui memang kalah. Permainannya monoton. Harusnya saat di gim ketiga, variasi pembukaannya bisa lebih kreatif. Lebih kaya lagi," ujarnya menambahkan.
Herry IP berpendapat, pasangan ganda putra selain Fajar/Rian juga belum menunjukkan peningkatan performa. Ia mengakui, kualitas anak didiknya naik dan turun.
"Sementara ganda-ganda kita yang lain, performanya memang belum bisa konsisten. Leo/Daniel, Pram/Yere, atau Bagas Fikri memang bisa mengejutkan dengan mengalahkan ganda putra papan atas dunia. Tetapi di lain hari mereka kalah, seperti Pram/Yere yang kurang bisa memberikan perlawanan sepadan kepada Hoki/Kobayashi,' ucapnya.
"Performa mereka saya ibaratkan masih seperti roller coaster. Kadang bagus dan berada di puncak seperti Bagas/Fikri yang pernah jadi juara All England. Atau Pram/Yere juara Asia dan Leo/Daniel berjaya di Indonesia dan Thailand Masters. Tetapi setelah itu, performa mereka berada di bawah. Sering kalah di babak-babak awal. Belum konsisten," kata Herry.
Selanjutnya, Herry mengalihkan fokus ganda putra Indonesia ke Kejuaraan Dunia 2023 di Denmark, 21-27 Agustus mendatang. Ia berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan persiapan di tengah rentang waktu yang sempit.
"Usai dari Australia, para pemain akan kami persiapkan untuk menghadapi Kejuaraan Dunia di Kopenhagen, Denmark, Agustus akhir. Memang persiapannya tidak panjang, mungkin sekitar 10 harian. Kami berpacu dengan waktu. Semoga saja persiapannya lancar, dan hasilnya nanti juga bagus," ujar dia.
Komentar