Bagaimana Cina Tumbuh Jadi Perekonomian Nomor Dua Dunia | Garuda News 24
REPUBLIKA.CO.ID, Sejarah ekonomi Cina adalah sejarah yang panjang dan kompleks. Negara ini mengalami masa-masa kemakmuran dan masa-masa kemiskinan. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, ekonomi Cina tumbuh pesat, dan kini menjadi ekonomi terbesar kedua di dunia.
Sejarah ekonomi Cina dapat dibagi menjadi tiga periode utama:
Periode pra-modern (sebelum 1949): Selama periode ini, ekonomi Cina sebagian besar agraris. Negara ini diperintah oleh serangkaian dinasti, yang sering terlibat dalam perang dan konflik lainnya. Hal ini membuat sulit bagi ekonomi untuk tumbuh.
Periode sosialis (1949-1978): Setelah Partai Komunis Cina berkuasa pada tahun 1949, negara mengadopsi ekonomi terencana sentral. Ini berarti bahwa pemerintah mengendalikan semua aspek ekonomi, mulai dari produksi hingga distribusi. Sistem ini menyebabkan stagnasi ekonomi dan kemiskinan bagi banyak orang Cina.
Periode reformasi dan keterbukaan (1978-sekarang): Pada tahun 1978, Deng Xiaoping berkuasa dan memulai serangkaian reformasi yang meliberalisasi ekonomi. Ini memungkinkan lebih banyak perusahaan swasta dan investasi asing. Akibatnya, ekonomi Cina mulai tumbuh pesat.
Pertumbuhan ekonomi Cina didorong sejumlah faktor, seperti:
Populasi yang besar dan terus bertambah: Cina memiliki populasi lebih dari 1,4 miliar orang, yang merupakan yang terbesar di dunia. Ini menyediakan kolam besar tenaga kerja untuk ekonomi.
Basis manufaktur yang kuat: Cina memiliki sejarah panjang manufaktur, dan sektor ini menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi dalam beberapa dekade terakhir.
Investasi di infrastruktur: Pemerintah Cina berinvestasi besar-besaran di infrastruktur, seperti jalan, rel kereta api, dan bandara. Ini membuat lebih mudah bagi bisnis untuk beroperasi dan telah membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Perdagangan: Cina menjadi kekuatan perdagangan utama dalam beberapa tahun terakhir. Ini membantu menghubungkan negara dengan ekonomi global dan telah menyebabkan peningkatan investasi dan perdagangan.
Pertumbuhan ekonomi Cina berdampak signifikan pada dunia. Negara ini sekarang menjadi pemain utama dalam ekonomi global, dan diperkirakan akan terus tumbuh di tahun-tahun mendatang. Ini akan berdampak besar pada ekonomi global, dan penting bagi negara lain untuk beradaptasi dengan kebangkitan Cina.
Berikut adalah beberapa tantangan yang dihadapi ekonomi Cina di masa depan:
Populasi yang menua: Populasi Cina menua dengan cepat. Ini akan membebani ekonomi negara, karena akan ada lebih sedikit pekerja untuk menopang jumlah pensiunan yang terus bertambah.
Lingkungan: Pertumbuhan ekonomi Cina yang cepat berdampak pada lingkungan. Negara ini sekarang menjadi salah satu pencemar terbesar di dunia. Ini bisa berdampak negatif pada ekonomi dalam jangka panjang.
Jurang kesenjangan: Pertumbuhan ekonomi Cina tidak merata. Orang Cina terkaya semakin kaya, sementara yang termiskin semakin miskin. Ini bisa menimbulkan keresahan sosial dan ketidakstabilan.
Meskipun menghadapi tantangan ini, ekonomi Cina masih diperkirakan akan tumbuh di tahun-tahun mendatang. Negara ini memiliki sejumlah kekuatan, termasuk populasi yang besar, tenaga kerja terampil, dan basis manufaktur yang kuat. Kekuatan-kekuatan ini akan membantu Cina mengatasi tantangannya dan terus menumbuhkan ekonominya
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Para peneliti di Rajiv Gandhi Centre for Biotechnology (RGCB) di Kerala, India, menemukan bahwa demam berdarah menjadi lebih parah dan berbahaya ketika virusnya (DenV) yang sedang tumbuh di sel nyamuk terkena suhu udara yang lebih panas. Demam berdarah merupakan penyakit tropis yang berulang dan sering terjadi pada musim hujan.
Virus Dengue bisa menjadi lebih ganas karena peningkatan suhu udara, menurut sebuah penelitian yang dapat membantu dalam memprediksi dan mengurangi tingkat keparahan dan virulensinya. Penelitian yang dipublikasikan baru-baru ini di jurnal FASEB dapat membantu dalam memprediksi dan mengurangi tingkat keparahan serta virulensi demam berdarah yang diperkirakan memiliki beban penyakit global sebesar 390 juta kasus per tahun.
Demam berdarah merupakan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk. Kemampuan virus penyebab untuk tumbuh di dalam sel nyamuk dan juga pada manusia merupakan faktor penting dalam virulensi virus.
“Suhu tubuh nyamuk tidak konstan seperti pada hewan tingkat tinggi dan meningkat atau menurun seiring dengan suhu lingkungan,” kata Easwaran Sreekumar, ketua tim penelitian dari RGCB, dikutip dari Indian Express, Ahad (27/8/2023).
Sebelumya, belum diketahui apakah kondisi pertumbuhan suhu yang lebih tinggi akan memengaruhi virulensi virus. Untuk pertama kalinya, penelitian terbaru ini menunjukkan adanya kemungkinan seperti itu.
“DenV yang dibiakkan pada suhu udara yang lebih tinggi di dalam sel nyamuk secara signifikan lebih ganas dibandingkan virus yang ditumbuhkan pada suhu yang lebih rendah,” kata para peneliti.
Tim peneliti di RGCB yang terlibat dalam penelitian ini meliputi Ayan Modak, Srishti Rajkumar Mishra, Mansi Awasthi, Sreeja Sreedevi, Archana Sobha, Arya Aravind, Krithiga Kuppusamy, dan Sreekumar. Pada musim dengan suhu lingkungan yang meningkat, dengan curah hujan yang terus-menerus mendorong pertumbuhan nyamuk, terdapat kemungkinan munculnya virus demam berdarah yang lebih ganas dan kondisi penyakit yang parah.
Dalam wabah demam berdarah yang terjadi di berbagai wilayah di Tanah Air, aspek ini tidak pernah diperhatikan. Studi ini menyinggung semakin besarnya implikasi pemanasan global dan kemungkinan dampaknya terhadap dinamika penyakit menular. Sebelumnya telah diamati bahwa suhu lingkungan yang relatif lebih tinggi memperpendek masa inkubasi virus pada nyamuk, sehingga meningkatkan penularan pada manusia.
Komentar