Buro Happold Sebut Pembangunan JIS Tak Sesuai Panduan, Kok Bisa?
JAKARTA, iNews.id - Konsultan desain asal Inggris Buro Happold sebut pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) tak sesuai panduan mereka. Hal ini mereka ungkapkan dalam keterangan resmi.
JIS disiapkan menjadi veneu Piala Dunia U-17 2023 yang dimulai 20 November mendatang. Namun stadion yang disebut-sebut selevel Wanda Metropolitano dan Allianz Arena itu dituding masih banyak kekurangan dari berbagai aspek seperti rumput, sampai akses penonton.
Akibatnya pemerintah turun tangan merenovasi JIS. Buro Happold angkat bicara mengenai peran dan kontribusi perusahaan dalam proyek pembangunan JIS.
Dikutip dari keterangan resmi mereka, Mingggu (9/7/2023), Buro Happold diminta pihak Jakarta Konsultindo (Jakkon) untuk membuat panduan desain serta memberikan jasa konsultasi, mulai Desember 2018 hingga Maret 2019.
Editor : Reynaldi Hermawan
Follow Berita iNews di Google News
Dengan kata lain Buro Happold bukan diminta untuk mendesain stadion. Mereka juga tidak pernah merancang JIS.
"Lingkup pekerjaan mencakup persiapan untuk pembuatan panduan desain (preparation of concept design guide), penilaian untuk soal teknis dan komersial (technical and commercial assessment), konsep rencana induk untuk area di sekitar stadion (concept masterplan for the surrounding area), serta peta jalan implementasi proyek (implementation roadmap)," tulis keterangan Buro Happold.
Buro Happold memastikan panduan desain mereka memenuhi standar FIFA. Namun setelah JIS selesai, mereka menemukan beberapa aspek yang ternyata tidak sesuai dengan konsep desain orisinal.
"Hasil tinjauan perusahaan mengidentifikasi beberapa aspek yang ternyata tidak sesuai dengan panduan konsep desain orisinal dari Buro Happold. Temuan ini telah disampaikan oleh Buro Happold dalam surat terpisah," mereka melanjutkan.
"Merujuk pada perkembangan situasi, Buro Happold merasa perlu untuk memberikan penjelasan lebih detail di laman resmi perusahaan mengenai ruang lingkup pekerjaan dalam Proyek JIS guna menghindari kesalahan informasi dan persepsi."
Editor : Reynaldi Hermawan
Follow Berita iNews di Google News
Komentar