Trending, Komentar Taufik Hidayat soal BWF Hall of Fame Jadi Ramai di Medsos, Jawaban Lee Chong Wei - Tribunnews
Trending, Komentar Taufik Hidayat soal BWF Hall of Fame Jadi Ramai di Medsos, Jawaban Lee Chong Wei - Halaman all
Editor: Amalia Husnul Arofiati
TRIBUNKALTIM.CO - Komentar Taufik Hidayat soal BWF Hall of Fame jadi ramai di media sosial (medsos) hingga jadi viral.
Nama Taufik Hidayat jadi trending topic, Sabtu (3/6/2023) meski di medsos terkait BWF Hall of Fame ini sudah riuh sejak sebelumnya.
Mantan tunggal putra terbaik Malaysia, Lee Chong Wei yang belum lama ini mendapatkan BWF Hall of Fame bersama dengan Lin Dan pun memberikan jawaban soal komentar Taufik Hidayat tersebut.
Diketahui, BWF memberikan Hall of Fame kepada dua tunggal putra dunia, Lee Chong Wei dan Lin Dan pada 26 Mei 2023 lalu.
Pemberian BWF Hall of Fame tersebut pun kemudian menjadi ramai setelah komentar Taufik Hidayat.
Buntut komentar Taufik Hidayat soal BWF Hall of Fame yang diduga menyindir Lee Chong Wei, akun Instagram mantan tunggal putra terbaik Indonesia itupun digeruduk warganet Malaysia.
Para penggemar bulutangkis asal Malaysia itu menyebut Taufik Hidayat tidak menaruh rasa hormat kepada Lee Chong Wei.
Warganet Malaysia juga menuding mantan atlet tunggal putra Indonesia itu kurang beretika dalam menyampaikan komentar.
Sebelumnya, Taufik Hidayat sempat mengomentari tentang penghargaan Hall of Fame yang diraih oleh Lee Chong Wei.
Komentar itu disampaikan Taufik Hidayat saat berbincang di kanal YouTube JEBREEETmedia TV bersama Valentino Simanjuntak.
Taufik Hidayat mengatakan dia tidak begitu ambil pusing soal penghargaan yang diraih Lee Chong Wei itu.
Menurutnya, penghargaan itu tidak begitu penting baginya, karena itu hanyalah pemberian dari pihak lain.
"Buat gue itu nggak begitu penting. Kalau gue prestasi jadi yang paling penting.
Kalau prestasi itu kan ditentukan diri sendiri, kalau Hall of Fame itu kan ditentukan sama orang," kata Taufik Hidayat seperti dikutip TribunKaltim.co dari Tribunnews.com di artikel berjudul Taufik Hidayat Diserang Netizen Malaysia Gegara Komentari Hall of Fame yang Diraih Lee Chong Wei.
"Misalkan gue ketuanya nih, gue mau kasih ke kamu, kan tinggal tulis aja dia masuk di situ.
Tapi kalau prestasi kan itu yang menentukan kita sendiri, juara apa engga kan itu lewat kompetisi," sambungnya.
"Ya nggak apa-apa dia dapat penghargaan itu.
Mungkin dia lebih pantas menurut BWF, karena dia yang ngasih kan.
Kebetulan BWF itu berkantor di Malaysia, ya silakan saja," lanjut Taufik Hidayat.
Mantan pebulutangkis yang lahir 10 Agustus 1981 ini juga mempertanyakan soal lebih penting mana antara juara atau sekadar konsitensi saja.
"Dalam pertandingan itu, yang di ambil itu juara atau yang paling lama (konsisten)?" ungkapnya.
"Kalau kamu menang 10 kali perak dan hanya satu kali emas, kamu akan pilih yang mana?" tanya Taufik Hidayat.
"Jadi gue nggak mau gubris. Buat apa memperdebatkan masalah nama doang. Itu hanya tulisan saja," tegasnya.
Komentar inilah yang kemudian jadi viral hingga Instagram Taufik Hidayat diserang warganet Negeri Jiran.
"Sayang sekali kamu atlet tapi tidak menghormati atlet lain. Ayo jadi profesional.
Malu kamu," tulis seorang warganet @zak*krilzack17 di sebuah ungguhan Instagram Taufik Hidayat @taufikhidayatofficial.
"Alih-alih meremehkan salah satu temanmu, berjuanglah untuk lebih banyak tempat di Hall Of Fame. Berikan pendapatmu dengan cara yang baik, maka kamu akan mendapatkannya sepantasnya.
Tapi, akhirnya kau menunjukkan warna aslimu. Senang nya aku gak pernah jadi fans kalian, setidaknya aku gak pernah kecewa sama kalian, karena kau hanyalah orang yang tidak tidak," tulis @ja*lelim.
Respon Lee Chong Wei
Sementara itu, Lee Chong Wei juga merespon komentar Taufik Hidayat yang jadi ramai di medsos.
Dilansir TribunKaltim.co dari laman resmi Kantor Berita Malaysia, Bernama.com, Lee Chong Wei mengatakan, "Bukan saya yang meminta BWF senaraikan saya dan bukan saya yang tulis surat kepada BWF, saya sendiri sebelum ini tidak tahu pemilihan ini.
Mungkin ada syarat-syarat untuk pilih siapa yang dapat dan ada juga pemain Malaysia juga menerima Hall of Fame yang tidak pernah memenangi (pingat emas) Olimpiade."
Lee Chong Wei kemudian mempersilakan Taufik Hidayat untuk langsung menanyakan kepada BWF.
"Taufik patut kena tanya BWF, tulis surat atau email, tanya kenapa anugerah diberi kepada saya dan bukan dia, mungkin dia tak gembira sebab tak dapat," kata Lee Chong Wei lagi.
Lee Chong Wei berharap BWF juga memberi penjelasan mengapa ia dan Lin Dan mendapatkan BWF Hall of Fame tersebut.
Diketahui, Lee Chong Wei belum pernah mendapatkan satupun medali emas Olimpide.
Lee Chong Wei meraih tiga medali perak Olimpiade (Beijing, London dan Rio) dan 3 kali juara dunia (2011, 2013 dan 2015).
Selain itu, Lee Chong Wei juga meraih 47 gelar turnamen BWF Super Series selama karier bulutangkisnya.
Lee Chong Wei menjadi ranking 1 dunia selama 349 minggu.
Lantas apa sebenarnya Hall of Fame BWF itu?
Secara umum, Hall of Fame adalah penghargaan individu tertinggi yang diberikan kepada seseorang atas prestasinya.
Pada Hall of Fame BWF, penghargaan diberikan oleh Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) kepada atlet yang berprestasi dan memberikan pengaruh yang luar biasa.
Dilansir laman BWF, penghargaan Hall of Fame ini dimulai pada 1996 dengan empat mantan pebulutangkis Inggris yang menerimanya.
Dikutip TribunKaltim.co dari Tribunnews.com di artikel berjudul Apa Itu Hall of Fame BWF? Dikomentari Taufik Hidayat hingga Buatnya Diserbu Warganet Malaysia, keempatnya adalah S S C Dolby APD, RE, George A Thomas, Betty Uber dan Herbert A E Scheele.
Dari Indonesia sendiri, terdapat 10 nama legenda bulutangkis yang masuk dalam Hall of Fame BWF.
Terakhir atlet dari Indonesia yang meraih penghargaan itu adalah Liliyana Natsir pada Juni 2022 lalu.
Ia juga menjadi perempuan kedua yang menerima penghargaan itu setelah Susi Susanti pada 2004 silam.
BWF sendiri menerapkan beberapa kriteria terhadap individu yang bisa menerima penghargaan ini.
Hal itu tercantum dalam statuta BWF Bagian 1.2.3 tentang peraturan penghargaa BWF, yakni sebagai berikut.
1.2.1 Hasil dan Prestasi yang luar biasa selama karier bermain penuh.
1.2.2 Kontribusi signifikan untuk olahraga di luar penampilan di lapangan.
1.2.3 Teladan, sosok panutan yang patut dicontoh.
1.2.4 Calon harus sudah pensiun dari kompetisi bulu tangkis internasional atau tidak menjadi bagian penting di sirkuit internasional untuk jangka waktu tiga tahun atau lebih .
1.2.5 Dimonasikan untuk Badminton/Para Badminton, dihormati secara internasional dalam olahraga dan dihormati oleh badan olahraga dunia, seperti IOC, IPC, ASOIF, SportAccord, WADA.
(*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar