Mengejutkan! Jose Mourinho Hanya Dua Kali Menang Adu Penalti dalam Kariernya By BeritaSatu

 

Mengejutkan! Jose Mourinho Hanya Dua Kali Menang Adu Penalti dalam Kariernya

By BeritaSatu.com
beritasatu.com
Manajer AS Roma, Jose Mourinho.
Manajer AS Roma, Jose Mourinho.

Jakarta, Beritasatu.com - Kekalahan adu penalti yang dialami AS Roma dari Sevilla di laga final Europa League 2022/2023, Rabu (31/5/2023) atau Kamis dini hari WIB menambah rekor buruk Jose Mourinho dalam babak adu penalti. Sepanjang 23 tahun kariernya sebagai manajer, Mourinho hanya pernah dua kali menang dari 11 kali babak adu penalti yang dijalani timnya.

Manajer berjuluk the Special One itu seolah selalu menjadi the Loser One ketika pertandingan memasuki babak penalti. Tercatat, babak penalti pertama yang dimenangi Mourinho ialah ketika masih menangani Inter Milan, di babak Supercopa Italia 2008. Satu kemenangan lainnya ialah ketika masih menangani Tottenham Hotspur, saat mengalahkan mantan timnya, Chelsea di babak keempat Piala FA 2020/2021.

Sementara sembilan babak adu penalti lainnya, termasuk pertandingan melawan Sevilla di Final Europa League 2022/2023 selalu berakhir untuk kekalahan bagi Jose Mourinho.

Dalam suatu wawancara, Mourinho sendiri pernah mengaku tak memahami mengapa tim yang dilatihnya hampir selalu menjadi pencundang di babak adu penalti.

“Saya telah kalah berkali-kali dan saya melakukan segalanya. Tim saya berlatih (tendanga penalti), tim tidak berlatih. Saya menganalisis lawan selama bertahun-tahun, persentase di mana mereka mengambil penalti, persentase di mana penjaga gawang melompat atau tidak," kata Mourinho, dikutip dari Eurosport.

"Saya melakukannya dengan insting. Kami melakukan semua yang kami bisa lakukan. Faktanya, tidak ada yang dapat Anda lakukan, bung! Tidak ada!" ungkap manajer asal Portugal itu.

Mourinho juga pernah bercerita dalam beberapa kesempatan, timnya di atas kertas sebetulnya memiliki para penendang penalti yang luar biasa. Seperti ketika Chelsea yang diasuhnya, bertemu dengan Liverpool di semifinal Liga Champions 2006/2007.

"Robben mendatangi saya dan memberi tahu saya, 'Saya mengambil tendangan pertama, 100% akan gol.' Saya biarkan dia menjadi penendang pertama, dan gagal!" kata Mourinho.

"Berikutnya Geremi. Pengambil penalti terbaik sepanjang musim, dalam latihan tidak pernah meleset. Jadi 10 menit sebelum pertandingan berakhir saya memasukkan Geremi untuk adu penalti. Geremi mengambil tendangan dan meleset," ucap Mourinho.

Saksikan live streaming program-program BTV di sini

Hal serupa juga terjadi ketika bersama Real Madrid menghadapi Bayern Muenchen di semifinal Liga Champions 2012/2013.
Los Galacticos yang diisi pemain sekelas Cristiano Ronaldo, Kaka, hingga Sergio Ramos harus kalah 1-3 di babak tos-tosan.

"Dengan Real Madrid saya tidak memenangi Liga Champions karena Ronaldo, Kaka, Sergio Ramos gagal mengeksekusi penalti. Mereka bukan seseorang yang tidak ingin mengambil penalti, bukan seseorang yang gemetar ketika mengambil penalti. Mereka adalah tiga penendang penalti terbaik," ucap Mourinho.

"Mereka mendatangi saya dan berkata, 'Saya ingin menjadi yang pertama,' 'Saya ingin menjadi yang kedua,' 'Saya ingin menjadi yang ketiga.' Mereka semua meleset!" tambahnya.

Bahkan ketika Mourinho sebetulnya sudah mendengarkan pendapat pemainnya apakah mereka siap mengambil penalti, Mourinho masih tetap menjadi pesakitan. Saat kembali menangani Chelsea di periode kedua, di babak Piala Super Eropa 2013 menghadapi Bayern Muenchen, Lukaku gagal mencetak gol.

Padahal Mourinho sudah sempat bertanya kepada pemain Belgia yang saat itu masih berusia 20 tahun. "Apakah kamu siap?" Lukaku mengangguk dan menjadi penendang kelima. Chelsea kalah 4-5, dimana satu-satunya pemain yang gagal mencetak gol ialah Lukaku.

Sementara itu, dalam laga final Liga Europa 2022/2023, AS Roma kalah 1-4 dari Sevilla di babak adu penalti, setelah sebelumnya bermain imbang 1-1 di waktu normal dan perpanjangan waktu. Empat penendang panalti Sevilla yakni Lucas Ocampos, Erik Lamela, Ivan Rakitic, dan Gonzalo Montiel semua sukses melaksanakan tugasnya sebagai algojo.

Kiper Sevilla Yassine Bounou
Kiper Sevilla Yassine Bounou

Sementara eksekutor Roma hanya Bryan Cristante yang mencetak gol. Dua lainnya gagal yakni Gianluca Mancini dan Roger Ibanez. Tendangan Mancini digagalkan kiper Sevilla, Bono. Sementara eksekusi Ibanez membentur tiang.

Kekalahan adu penalti dari Sevilla sendiri juga membuat Mourinho untuk pertama kalinya kalah di babak final turnamen UEFA. Sebelumnya, manajer berjuluk the Special One itu selalu memenangi lima final eropa yang dijalaninya, yakni ketika membawa Porto menjadi juara Piala UEFA (2002/2003) dan Liga Champions (2003/2004), mengantar Inter Milan meraih Liga Champions (2009/2010), membawa Manchester United menjuarai Liga Europa (2016/2017), dan terakhir mengantar AS Roma menjuarai Liga Conference (2021/2022).

Berikut 11 babak adu penalti yang pernah dijalani tim yang diasuh Jose Mourinho.

Chelsea vs Charlton: 4-5 (Babak ketiga Piala Liga Inggris 2005/2006)
Liverpool vs Chelsea: 4-1 (Semifinal Liga Champions 2006/2007)
Chelsea vs Manchester United: 0-3 (Community Shield 2007)
Inter Milan vs AS Roma: 6-5 (Supercoppa Italia 2008)
Real Madrid vs Bayern Munich: 1-4 (Semifinal Liga Champions 2011/2012)
Chelsea vs Bayern Munich: 4-5 (Piala Super UEFA 2013)
Stoke vs Chelsea: 5-4 (Babak keempat Piala Liga 2015/2016)
Manchester United vs Derby: 7-8 (Babak ketiga Piala Liga 2018/2019)
Tottenham Hotspur vs Norwich City: 2-3 (Babak kelima Piala FA 2019/2020)
Tottenham Hotspur vs Chelsea: 5–4 (Babak keempat Piala Liga 2020/2021)
Sevilla vs AS Roma: 4-1 (Final Liga Europa 2022/2023)

Saksikan live streaming program-program BTV di sini

Baca Juga

Komentar

Informasi Olahraga Terbaru - Google Berita