Indonesia Akan Ajukan Gugatan Soal Kecurangan di Karate SEA Games 2023
PB Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (Forki) berencana mengajukan gugatan soal dugaan kecurangan yang dialami karateka Indonesia di SEA Games 2023.
Kecurangan itu dirasakan Cokorda Istri Agung Sanistyarani saat melawan Hong Thi My Tam dari Vietnam pada nomor kumite kelas di bawah 55 kilogram putri.
Saat kedudukan 3-4 untuk keunggulan My Tam, Cokorda Istri Agung melancarkan serangan. Tiga juri mengangkat bendera sebagai tanda serangan tersebut sah, meskipun bersamaan dengan tanda waktu habis.
Akan tetapi poin tersebut dianulir tatami manajer. Indonesia kehilangan peluang mendapatkan medali emas.
"Hal-hal seperti inilah yang akan kami tindak lanjut secara serius. Kami akan laporkan terlebih dahulu kepada ketua umum PB Forki, dan kami juga akan berkoordinasi dengan NOC dan Kemenpora dan apabila kami sudah melengkapi bukti yang cukup dan juga dokumen-dokumen yang dilaporkan kontingen, kami akan bahas ini dan tindak lanjut secara serius," kata Sekretaris Jenderal PB FORKI Raja Sapta Ervian dikutip dari Antara.
Raja mengatakan Forki akan mencari keadilan untuk masalah tersebut. Dia tidak ingin dugaan kecurangan ini menjadi preseden buruk bagi dunia karate ke depannya.
Pada kesempatan itu Raja juga tidak menutup kemungkinan melaporkan masalah ini kepada Federasi Karate Dunia (WKF), Federasi Karate Asia (AKF), dan Komite Olimpiade Internasional (IOC).
"Karena olahraga ini mesti sportif. Harus fair play. Jadi kita gak boleh bawa ego apapun di dalam olahraga, mau itu ego negara kek. Mesti ada nilai-nilai sportivitas berdasarkan aturan," tutur Raja.
"Kita gak boleh menjadikan atlet-atlet dari berbagai negara mana pun yang mengorbankan latihan mereka bertahun-tahun digagalkan hanya dalam waktu tiga menit," kata Raja menambahkan.
Pada SEA Games 2023 Indonesia meraih dua medali emas, empat perak, dan tujuh perunggu. Raja mengatakan pencapaian itu jadi hasil perjuangan maksimal karateka Indonesia.
"Kita akan evaluasi menyeluruh, tapi kita lihat performa atlet-atlet ini sudah sangat maksimal. Walaupun pada pertengahan 2022 lalu, mereka hampir setengah tahun kan diistirahatkan. Tidak ada panggilan pelatnas. Kemudian juga di tahun ini, yang mereka butuhkan itu try out ke dua negara, dan juga pelatih asing, itu kan juga belum bisa disetujui dari Kemenpora," ucap Raja.
Komentar