Kisah perjalanan break dance, dari jalanan New York hingga dilombakan di Olimpiade 2024 - MSN - Arenanews

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Kisah perjalanan break dance, dari jalanan New York hingga dilombakan di Olimpiade 2024 - MSN

Share This

 

Kisah perjalanan break dance, dari jalanan New York hingga dilombakan di Olimpiade 2024

MSN
© Getty Images
 The Rock Steady Crew, tampil di New York pada 1983, adalah proyek breaking pertama Holman sebagai manajer.
© Getty Images The Rock Steady Crew, tampil di New York pada 1983, adalah proyek breaking pertama Holman sebagai manajer.

Masuknya tari kejang alias break dance sebagai salah satu cabang kompetisi di Olimpiade Paris 2024 mungkin mengejutkan banyak orang. Namun, bagi Michael Holman - seorang penulis, produser, artis, pengusaha dan pionir hip-hop - itu adalah realisasi dari visi yang diembannya selama 40 tahun.

Situs web Olimpiade menjabarkan break dance atau breaking sebagai gaya tarian "hip-hop" yang ditandai dengan 'gerakan akrobatik dan gerak kaki bergaya'.

Namun formatnya secara fundamental berbeda dengan tarian es atau senam. Para atlet tidak menunggu giliran mereka untuk tampil satu per satu dan mengesankan para juri.

Alih-alih, breaker akan turun ke lantai dansa di Paris dan "bertarung" satu lawan satu, menandingi gerakan satu sama lain untuk memenangkan medali.

Pada awal 1980-an, Holman rutin menggelar pertunjukan hip-hop di sebuah klub di pusat kota Manhattan yang menggabungkan rap dan grafiti dengan suatu bentuk baru tarian jalanan.

Pada awalnya, tarian itu sekadar tentang penampilan. Para breaker menari, penonton bertepuk tangan, malam berlanjut dan penampil berikutnya naik ke panggung.

Tetapi Holman bersikeras untuk menambahkan satu elemen lagi ke pestanya yang populer.

"New York adalah tentang persaingan dan tentang berusaha menjadi yang terbaik," katanya. "Dan saya ingin membawa kru lain untuk bertarung. Saya ingin penonton melihat pertarungan, bukan hanya gerakan."

Itulah yang disaksikan Holman berbulan-bulan sebelumnya di jalanan kota Bronx. Di sana, breaking berkembang sebagai bentuk pertarungan tari (dance combat), yang muncul dari ketegangan antar geng di New York tahun 1970-an.

"Ada Ghetto Brothers dan Black Spades, Savage Nomads, dan Savage Skulls. Dan mereka sudah melakukan pertumpahan darah selama bertahun-tahun: saling menghancurkan, membunuh, menikam satu sama lain," katanya.

"Kemudian, pada tahun 1971, Yellow Benjy - pemimpin Ghetto Brothers - memaksakan gencatan senjata, yang memungkinkan para pemuda dan pemudi dari geng-geng yang saling bersaing untuk berkumpul dan berpesta."

Di pesta-pesta inilah, tempat tarian menggantikan kekerasan sebagai cara untuk menunjukkan kegagahan, kekayaan budaya di kota itu memupuk kreativitas breaking.

Holman melanjutkan: "Satu breaker akan menonton breaker lain dan berkata: 'Wow, itu keren. Cara kamu membawa gerakan Kung Fu dari komunitas Tionghoa. Saya akan menggabungkan Kung Fu Anda dengan tarian cakewalk Afrika saya, atau menggabungkannya dengan estetika senam Puerto Rico. ' Dan semua ini mereka lakukan sambil menari dengan iringan lagu-lagu James Brown lama yang di-mix di sound system ala Jamaika. Itulah budaya tarian b-boy."

Grup breaker pertama yang rutin tampil di pesta Holman adalah kelompok yang ia kelola secara informal bernama "Rock Steady Crew". Awalnya, mereka tidak mau berbagi panggung dengan grup lain, tetapi akhirnya mereka mengalah pada permintaan Holman.

"Saya membawa kru yang disebut 'Floor Masters' dan boom, itu seperti momen bersejarah," kata Holman. "Gaya 'Floor Masters' lebih banyak tentang gerakan atletis serta kecepatan dan kekuatan, dan ketika saya melihat mereka bertarung, saya segera melepas 'Rock Steady Crew'."

Holman membantu mendirikan dan kemudian mengelola grup breaking baru yang hanya fokus pada gerakan 'power' yang dia lihat dari 'Floor Masters'.

Baca juga:

Mereka merekrut penari terbaik dari grup-grup terbaik di lima wilayah kota New York dan menamai grup baru itu 'New York City Breakers'. Grup ini beranggotakan beberapa break dancer legendaris: Noel 'Kid Nice' Manguel, Matthew 'Glide Master' Caban, dan Tony 'Powerful Pexster' Lopez.

Bersama-sama, mereka mengangkat break-dancing ke tingkat keterampilan yang sama sekali baru.

"Saya menyingkirkan para penari yang lemah dan merekrut tiga atau empat kru lain dari kota. Saya menciptakan supergrup power breaking," kata Holman.

"Para Breaker bisa bergerak seperti giroskop. Mereka mulai dengan gerak kaki lalu turun ke tanah dan, menggunakan semacam propulsi internal, bersama gesekan tanah, secara bersamaan melempar tubuh mereka dengan cara tertentu atau menyebar dengan cara tertentu, mereka menciptakan energi internal.

"Mereka mampu berputar dan melakukan gerakan-gerakan keren ini. Mereka menemukan cara baru untuk bergerak, dan itu murni puisi dalam bentuk gerakan."

© Getty Images
 Holman keluar dari pekerjaannya sebagai bankir di Wall Street untuk terjun ke skena budaya New York yang bergairah pada 1980-an.
© Getty Images Holman keluar dari pekerjaannya sebagai bankir di Wall Street untuk terjun ke skena budaya New York yang bergairah pada 1980-an.

Holman pertama kali tiba di New York dari San Francisco pada tahun 1978. Meskipun bekerja di sebuah bank di Wall Street, "mengenakan setelan Brookes Brothers setiap hari", ia segera jatuh cinta dengan budaya urban di kota tempat tinggalnya.

"Saya tinggal di sebuah apartemen loteng di Hudson [Street] dan Chambers [Street]," katanya. "Saya turun dengan lift di pagi hari dan saya melihat Joey Ramone [vokalis band punk ikonik The Ramones] - pulang dari pesta dengan seorang gadis di masing-masing lengannya. Itu gila."

Holman sendiri tak lama kemudian menjadi bagian dari gaya hidup itu, berteman dengan seniman grafiti pioner Fab Five Freddy dan kerap mengunjungi tempat-tempat malam seperti Max's Kansas City, Mudd Club, dan CBGBs; tempat yang memungkinkannya bergaul dengan banyak musisi, penyair, dan seniman pendatang baru lainnya.

"Saya memakan [budaya] di New York seperti es krim," kata Holman.

Holman ingat bahwa dia sedang dalam perjalanan pulang sendirian dari sebuah pesta pada larut malam ketika dia melihat tanda-tanda pertama dari budaya jalanan baru yang muncul di sekitarnya.

"Saya setengah tertidur menunggu kereta bawah tanah. Dan kemudian kereta ini masuk ke stasiun dan ia dipenuhi, dari atas ke bawah, di semua jendela, dengan logo grafiti dan burners [desain besar dan rumit yang dibuat dengan cat semprot].

"Saya belum pernah melihat yang seperti itu sebelumnya, itu adalah pesan gila dari jalanan. Itu adalah vandalisme, tetapi juga indah.

"Anak-anak muda ini berkata: 'Lihat saya. Lihat apa yang bisa saya lakukan. Saya bukan orang sembarangan. Oke, kota ini menampung Perserikatan Bangsa-Bangsa, ini adalah ibu kota media dan keuangan, tapi saya seorang bocah dari Bronx, dan saya juga punya bakat!'"

Bagi Holman, etos ini juga berada di balik kemunculan hip-hop dan obsesi para breaker untuk mengekspresikan diri mereka melalui tarian.

"Ini tentang, lihat aku, aku seseorang," katanya. "Saya bisa mengambil mikrofon dan menulis puisi saya sendiri, saya bisa memainkan turntable, saya bisa mengguncang lantai seperti seorang b-boy, saya bisa melakukan gerakan yang bahkan tidak bisa Anda bayangkan.

"Anak-anak menciptakan semesta mereka sendiri dengan tidak lebih dari dua turntable, mikrofon, dan sepotong linoleum."

Seiring Holman membuat musik, merekam film, dan menyerap energi New York, dia bertanya-tanya apakah hip-hop dan breaking di kota itu bisa menjadi tren yang mendunia, seperti musik punk yang bermunculan di London dan New York pada dekade sebelumnya.

"Seorang kawan saya pernah sekolah dengan Malcolm McLaren pada 1960-an," kata Holman.

"Ketika McLaren berkunjung ke New York, saya mengundangnya ke pesta blok di Bronx bersama Afrika Bambaataa dan Jazzy Jay. Saya membawanya ke acara di taman, di mana para DJ memainkan sistem suara mereka dan para b-boys dan b-girls menari.

"Malcolm terpesona dan dia meminta saya untuk membuat ulasan. Yah, saya melakukan itu."

McLaren punya insting yang bagus untuk gerakan budaya revolusioner. Dia pernah jadi manajer Sex Pistols, yang menjadi tokoh punk setelah merilis single anti-monarki mereka God Save the Queen bertepatan dengan Silver Jubilee Ratu Elizabeth II pada tahun 1977.

Dia menghubungkan Holman dengan seorang promotor kelahiran Inggris di kota bernama Ruza 'Kool Lady' Blue yang rutin menggelar pesta di klub malam Negril milik orang Jamaika.

Dan pada November 1981, tempat hiburan malam itu bergoyang bersama kawan-kawan DJ Holman dan break dancers The Rock Steady Crew.

© Getty Images
 New York City Breakers menjadi bintang tren breaking, tampil di acara-acara televisi nasional di AS, seperti Soul Train
© Getty Images New York City Breakers menjadi bintang tren breaking, tampil di acara-acara televisi nasional di AS, seperti Soul Train

Begitu kabar tentang malam hip-hop menyebar, supergrup yang baru dibentuk dan aksi luar biasa mereka dalam pertunjukan di malam Negril Holman, media di New York mulai memberi perhatian.

"Nah, apa yang kami lakukan menjadi berita bulan ini bagi perusahaan-perusahaan media internasional," katanya. "Ada kru dokumenter dari seluruh dunia di New York: BBC, Canal Plus, NHK, Rai TV dan ZDF.

"Mereka memfilmkan para breakers, mengemasnya, dan mengirimkannya ke negara mana pun mereka berasal. Dan itu tampil di berita malam itu. Jadi Anda membuat anak-anak di London dan Tokyo dan Paris terpapar budaya hip-hop bahkan sebelum anak-anak di Pittsburgh."

Holman memutuskan untuk membuat beberapa konten sendiri. Dia menciptakan dan membawakan acara TV Graffiti Rock pada tahun 1984, sebuah acara musik hip-hop yang mirip dengan Soul Train yang sukses, menampilkan Run-DMC, Kool Moe Dee dan Special K, bersama dengan New York City Breakers.

"Itu adalah acara TV hip-hop pertama di dunia," kata Holman.

New York City Breakers juga menyeberang ke arus utama kelas menengah Amerika. Mereka muncul di Merv Griffin Show - sebuah talk show yang populer di Amerika - CBS Evening NewsGood Morning America, dan Soul Train. Mereka tampil dalam video musik, memamerkan gerakan-gerakan sementara legenda soul Gladys Knight menyanyikan Save the Overtime (For Me).

Acara besar terakhir yang dipesan Holman untuk New York City Breakers adalah di London Contemporary Dance Trust pada tahun 1987.

"Pada saat itu pertunjukan mulai jarang. Breaking dilihat sebagai mode yang sudah lewat. Media telah bergerak dan para breaker mulai menempuh jalan mereka masing-masing," katanya.

Tetapi di tempat lain, pesta itu berlanjut.

"Seperti banyak gerakan budaya yang dimulai di Amerika, seperti jazz, rock 'n' roll, dan blues; Mereka mati di sini hanya untuk menemukan kehidupan baru dan identitas baru di luar negeri. Hal yang sama terjadi dengan breaking," tambah Holman.

Pada akhir 1990-an, Holman mendapatkan undangan ke konvensi hip-hop di seluruh dunia, dengan minat di Australia, Asia, Eropa dan Amerika Selatan.

Dia memimpin panel dan kuliah tentang gerakan breaking, menonton film tentang breaking, dan mengambil bagian dalam lokakarya tari di mana para penari asli diminta untuk tampil.

Seorang kru tari muda Polandia bahkan menunjukkan kepadanya bahwa mereka telah belajar satu rutinitas tari dari Graffiti Rock, gerakan demi gerakan.

Tapi tidak semua breaker menyambutnya.

"Saya dulu mendapatkan banyak tatapan tidak suka dari beberapa breaker ketika saya muncul," kata Holman.

© Getty Images
 Breaking diundang untuk menjadi salah satu dari empat cabang olahraga baru yang dipertandingkan di Olimpiade Paris 2024.
© Getty Images Breaking diundang untuk menjadi salah satu dari empat cabang olahraga baru yang dipertandingkan di Olimpiade Paris 2024.

"Mereka berkata: 'Oh, Anda-lah yang berusaha mendorong ini untuk menjadi olahraga, membunuh seninya.'

"Tapi saya selalu merasa gerakan itu memiliki pikiran dan kehidupannya sendiri. Budaya itu sendiri adalah hidup. Hip-hop sekarang secara kolektif merupakan industri multi-miliar dolar yang berdampak pada dunia.

"Ada perdebatan yang sama tentang skateboard dan olahraga ekstrim. Ada protes pada gagasan tentang 'menghakimi' suatu bentuk seni, dengan poin dan penilaian. Saya yakin figure skating melalui hal yang sama di tahun 1930-an.

"Tapi pertimbangkan saja fakta bahwa ini adalah gerakan yang diciptakan di New York City; ibu kota perdagangan, pusat kapitalisme. Mempertanyakan jalannya menuju persaingan dan komersialisasi adalah sikap yang naif."

Terlepas dari berbagai perdebatan, pertempuran luar biasa dari trotoar Bronx ke panggung Olimpiade memuaskan Holman, salah satu dari sedikit orang yang memahami potensi gerakan kekuatan dan puisinya lebih dari empat dekade lalu.

Tidak ada komentar:

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages