Viva Garnacho! Kisah Di Balik Perjuangan Spartan Sang Remaja Manchester United
Winger berbakat Argentina ini menembus tim utama dengan melalui musim debut fantastis, dan punya mentalitas untuk mencetak sejarah di Old Trafford.
Dari George Best hingga Ryan Giggs, lalu beralih ke masa-masa emas Cristiano Ronaldo, Manchester United selalu punya romansa tersendiri dengan sosok winger. Kini, Alejandro Garnacho menghidupkan asmara itu ketika dia menjalani musim perdana nan mengesankan di tim utama The Red Devils.
Garnacho adalah cahaya dari tim United yang juara di FA Youth Cup pada 2022 dan telah mengetuk pintu tim utama tahun lalu. Dia semakin melejit musim ini dengan mengemas empat gol dan enam assist untuk skuad Erik ten Hag dalam sepuluh penampilan dan 19 laga sebagai substitusi.
Atas peningkatan impresif Garnacho, dia pun dinobatkan dalam pengukuhan NXGN Nine sebagai salah satu dari sembilan pesepakbola top yang lahir pada 2004 atau setelahnya.
Cedera pergelangan kaki yang terbilang parah saat melawan Southampton telah menghambat musim dia dan mencegahnya dari melakoni debut untuk timnas Argentina. Namun, ten Hag berharap dia kembali di akhir musim di tengah perjuangan Man United menambah gelar juara musim ini yakni Piala FA dan Liga Europa setelah berhasil mengamankan Piala Liga Inggris, dan juga mengunci tiket kembali ke Liga Champions musim depan.
GOAL memetakan progres sang winger ketika dia pertama kali mendapatkan atensi di usia 16, hingga kemunculannya sebagai penentu kemenangan di laga Liga Primer.
Kemenlu Israel Cari Cara Agar Fans Bisa Masuk Ke Indonesia
- imago images
Miliknya fans
Remaja 18 tahun ini telah membentuk hubungan spesial dengan fans Man United, yang selalu bersenandung untuknya dengan nyanyian: "Viva Garnacho, berlari di sayap, dengarkan United bernyanyi."
Terdengar familiar? Chant tersebut milik Ronaldo, dan itu menunjukkan betapa fans percaya pada si anak muda bahwa dia kini menjadi idola baru sejak peraih lima Ballon d'Or itu hengkang.
Namun, bukan hanya karena talenta Garnacho yang membuatnya disayang fans. Meskipun akar keluarganya di Spanyol dan Argentina, dia secara efektif lulus di Man United dan terinspirasi oleh tradisi klub dalam menelurkan youngster dambaan.
"Saya pikir itu ada dalam darah kami, gaya sepakbola kami dirancang agar suporter keluar dari bangku mereka," tutur Nick Cox, kepala akademi Man United, kepada GOAL. "Anda harus menjadi kreatif dan bermain dengan bakat. Itulah Manchester United sesungguhnya."
"Alejandro benar-benar memahami fakta bahwa suporter kami tidak hanya ramah untuk menghibur para pemain, tapi juga sangat antusias menyaksikan para youngster agar mereka merasa salah satu dari bagian fans."
"Kendati dia tiba pada usia 16 tahun dari Spanyol, tapi saya kira orang-orang mempertimbangkan dia adalah salah satu dari kami. Fans kami telah menyaksikan dia di hari-hari awal, menyaksikan dia betumbuh, dan mereka menikmati perjalanan bersama dia."
- Getty Images
'Terobsesi dengan sepakbola'
Garnacho direkomendasikan gabung Man United oleh pemandu bakat Spanyol, Gerardo Guzman, setelah mencuat dari akademi Atletico Madrid. Kemampuan sang winger terlihat jelas dalam video yang diperlihatkan staf dan kecintaannya pada pertandingan juga terpancar.
Cox mengenang: "Kita bisa melihat bahwa dia cepat, kita bisa melihat, dia adalah pemain kreatif, yang menikmati duel satu lawan satu. Meskipun tidak mudah untuk mengetahuinya ketika Anda menonton dari jauh, Anda bisa melihat dari segi karakter bahwa dia adalah anak muda yang mencintai pertandingan dan terobsesi dengan sepakbola."
Meyakinkan anak muda, yang saat itu berusia 16 tahun, untuk pindah ke Manchester lebih sulit dari biasanya apalagi karena ada pandemi virus corona. Seiring perjalanan dan pertemuan tatap muka yang sangat dibatasi, hubungan Man United dan Garnacho lebih banyak dilakukan via video calls.
Meski begitu, sang pemain bertekad membawa kariernya ke level berikutnya.
"Dia tahu bahwa dia ingin menjadi pesepakbola terbaik sebisa mungkin dan akan melakukan apa saja untuk mewujudkan itu," kata Cox. "Dia berhasrat sekali tampil di Liga Primer dan dia memiliki makanan pembuka sesungguhnya dengan bermain untuk Manchester United."
- Getty
Adaptasi di tahun pertama, meledak di tahun kedua
Garnacho tiba di Inggris dengan tekad berhasil di Man United, tapi menghadapi tantangan tambahan saat kedatangannya pada September 2020 bersamaan pembatasan Covid yang masih berlaku di Manchester.
Untuk sebagian besar tahun pertamanya, Garnacho dan rekan-rekannya hanya bisa berlatih selama 75 menit per hari dan dilarang berada di ruang ganti.
"Untuk anak muda yang datang dalam kondisi seperti itu dan menyesuaikan ke klub baru dengan bahasa baru jelas tidak mudah untuk dilakukan," jelas Cox. "Dia sempat menjalani start lamban di sini dan memerlukan waktu di tahun pertamanya bersama kami agar bisa berdiri, tapi itu tidak masalah. Kami selalu bersabar. Tahun kedua adalah di mana dia benar-benar mencuri perhatian."
Di musim kedua, Garnacho bermain untuk U-18 dan U-23, tapi pesona dia terpancar jelas di FA Youth Cup, mencetak tujuh gol dalam enam laga, lima di antaranya dilakukan di Old Trafford.
Semakin jauh Man United melaju di turnamen, semakin banyak orang yang berdatangan, dan semakin Garnaco bersama rekan-rekannya tampil menjulang di pertandingan. Sebuah rekor 67.000 fans memadati Old Trafford untuk laga final kontra Nottingham Forest, di mana Garnacho mencetak dua gol dalam kemenangan 3-1.
- Getty Images
Berkembang di tim utama
Ledakan Garnacho di tim muda membuatnya diganjar beberapa menit di bawah Ralf Rangnick dan mendapat tempat saat tur pramusim tim utama.
Namun, menembus timnya Erik ten Hag tidak berjalan dengan mudah, dan baru pada laga Liga Europa kontra Sheriff di kandang pada Oktober lalu dia mendapatkan penampilan starter pertamanya. Di momen debut itu, dia menunjukkan penampilan elektrik berkelas.
Sepekan kemudian, dia mencetak gol debut saat bertandang ke markas Real Sociedad, segera diikuti dengan gol perdananya di Liga Primer, yakni torehan penentu kemenangan luar biasa di menit ke-90 kontra Fulham. Dalam tiga bulan terakhir, Garnacho mengkreasi gol kemenangan Marcus Rashford saat bentrok dengan Manchester City, mencetak gol menghadapi Leeds dan mengepak gol keren untuk menendang West Ham dari ronde kelima Piala FA.
Cox telah menyaksikan langkah Garnacho di tim utama dengan kebanggaan dan terkesan dengan bagaimana dia mulai meniru kesuksesannya di tim muda untuk ditularkan ke panggung terbesar.
"Itu adalah lompatan tersulit bagi pesepakbola muda, transisi dari sepakbola jenjang muda ke sepakbola tim utama," katanya. "Sekali lagi, itu tidak terjadi tiba-tiba. Dia masih seorang anak muda yang bertumbuh, dia perlu belajar, perlu meningkat dan dia juga perlu dukungan dari rekan-rekannya untuk membantunya memahami tuntutan dari kerasnya level tim utama. Dia membutuhkan sepertiga pertama musim ini untuk bermain agar dipercaya main dari menit awal."
- GOAL
'Percayalah bahwa segala sesuatunya itu mungkin'
Meski bangga dengan kemajuan Garnacho, Cox sangat ingin menekankan bahwa dia belum 'berhasil' sebagai pemain Manchester United. Namun, dia tahu apa yang mampu dilakukan Garnacho dan dia tahu betapa ambisiusnya dia.
"Kami senang dengan tahapan awal perkembangan dia, sangat senang dengan apa yang dia tunjukkan ke kami," tutur Cox. "Dan jika dia ingin menjadi yang terbaik, yang saya tahu dia bisa, dia harus menemukan cara untuk memastikan bahwa dia bisa melakukan itu secara teratur. Di hadapan dia, ada banyak ruang untuk berkembang."
"Dia memiliki sebuah tim staf yang positif di sini, kami akan mendorongnya agar yakin bahwa segala sesuatunya itu mungkin."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar