Mengenal Minoru Yoneyama, Pendiri Yonex dan Pelopor Industri Peralatan Olahraga
Nikmati gratis baca kumparanPLUS di aplikasi
Klaim
Bagi pecinta olahraga bulutangkis, pastinya sudah tak asing lagi dengan brand Yonex. Brand yang sudah menjadi industri besar dan memiliki ikatan kuat dengan olahraga tepok bulu ini juga menyimpan kisah menarik bagi insan olahraga dunia.
Semua bermula saat Minoru Yoneyama mendirikan Yonex yang bertujuan untuk mendamaikan dunia dari kelamnya Perang Dunia II.
Minoru Yoneyama merupakan penyintas Perang Dunia II yang selamat dari kekacauan global tersebut. Saat ia kembali ke rumahnya yang berisikan ibu dan lima saudaranya tinggal, ia menggantikan peran ayahnya di usia 22 tahun. Ayahnya telah wafat akibat Perang Dunia II.
Yoneyama akhirnya mendirikan perusahaannya sendiri pada 1946 di kampung halamannya di Tsukayama di Prefektur Niigata, Jepang. Pada 1958, ia memulai Yoneyama Company Limited dan berganti nama menjadi Yonex Co., Ltd. di tahun 1982.
Awalnya Yoneyama Company Limited bergerak khusus pada produk kayu yang kemudian berkembang menjadi produsen raket bulutangkis.
Penggantian nama tersebut didasari oleh pengembangan produk yang berevolusi sebagai produsen raket tenis, badminton, tongkat golf, dan aksesoris olahraga lainnya.
Perusahaan asal Jepang ini juga menjadi pelopor pembuat raket dengan inovasi teknologi terbaru, mulai dari kayu, beralih ke aluminium hingga serat karbon.
Pada 1960-an, ia bertemu Erik Andersen di Denmark dan bekerja sama menjadi distributor pertamanya sejak ekspansi ke seluruh dunia. Sejak itu, ia menjelajahi negara-negara dengan popularitas bulutangkis yang tinggi seperti Inggris, Malaysia, juga Indonesia.
Pada 1984, Yonex resmi menjadi sponsor utama turnamen All England yang merupakan turnamen tertua di dunia bulutangkis.
Sejak saat itu, Yonex menjadi nama yang fenomenal di kancah perbulutangkisan dunia. Ia juga menggandeng beberapa nama-nama legenda bulutangkis seperti Rudy Hartono, Lee Chong Wei, Lin Dan, hingga Taufik Hidayat.
Yoneyama mendedikasikan dirinya untuk Yonex hingga akhir hayatnya. Beliau menghembuskan nafas terakhirnya pada 11 November 2019 dan berhasil mengukir sejarah bagi dunia perbulutangkisan dunia.
Komentar